28 November 2022

Keyakinan Kelas

 


1.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep Modul 1.3 - Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

 

·       Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?

·       Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA maka saya menjadi tahu bahwa peran penting guru dalam mewujudkan “murid merdeka” yaitu :

·       1.Menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid

·       2.Menggali potensi pada diri murid baik (bakat,minat,cara belajar dan lain-lain) dan lain lain sesuai dengan kodrat zaman (perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi zaman itu)

·       3.menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan bermakna

·       4.menumbuhkan motivasi siswa 

·       Setelah mengetahui peran kita sebagai guru maka kita bisa mengambil langkah konkret dalam menerapkan pendekatan IA model BAGJA ini antara lain 

·       1.Memahami kekuatan kekuatan positif sekolah yang sudah ada

·       2.Menyusun tujuan sekolah sesuai dengaan pendekatan Inkuiri Apresiatif

·       3. Mencari solusi secara bersama sama dan mengedepankan musyawarah

·       4.Bekerja sama dengan antar pemangku kepentingan , dan melakukan perannya masing-masing dengan baik

·       “Kita sebagai guru dapat menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif model BAGJA ini sebagai salah satu cara dalam meningkatkan organisasi/sekolah atau pembelajaran dalam kelas, Kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti pemerintah,warga sekolah dan elemen masyarakat menjadi hal yang wajib dilakukan jika kita ingin mencapai hasil yang maksimal”

Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?

Saya membayangkan penerapan model BAGJA ini dapat dijadikan untuk menggali semua potensi yang dimiliki oleh murid sesuai kodrat yang dimilikinya, kita sebagai pendidik hanya perlu menebalkanya kekuatan kodrat itu dengan cara mewujudkan visi sekolah dengan cara berkolaborasi dengan semua pihak terkait untuk dapat menciptakan iklim pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa saat berada di sekolah.


Infografis 1.1.a.8. Koneksi Antar Materu-Ksimpulan dan Refleksi Modul 1.1.


 

"Imajiku tentang murid di masa depan". Yang saya dambakan 5-10 tahun mendatang

 

Pada kesempatan saya akan memaparkan 1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3

Arti penting visi bagi saya sebagai seorang guru penggerak adalah mimpi, harapan, atau cita-cita yang saya yakin akan terwujud di masa depan.

Saya memiliki visi “Terwujudnya generasi yang memiliki kepribadian berbudi luhur, berkarakter profil pelajar pancasila, peduli lingkungan, kecakapan Teknologi, dan Tangguh siap bersaing di masa depan”

Lingkungan sekolah yang baik diantaranya adalah

1 lingkungan belajar aman dan nyaman

2 guru yang ramah dalam menuntun dan membimbing siswa sesuai kodratnya

3 Warga sekolah saling bekerja sama Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut maka saya menghasilkan murid-murid yang unggul sesuai kompetensinya dan profil pelajar Pancasila sehingga saya dapat menemukan kesungguhan mereka dalam menuntut ilmu sekolah

Saya percaya bahwa murid saya adalah aset berharga bagi kemajuan bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan sesuai potensi kodrat yang dimiliki setiap murid.

Sekolah mengutamakan anak murid dalam proses pembelajarannya,  saya sadar betul bahwa mereka adalah generasi muda calon pemimpin bangsa dan belajar adalah bekal meraih cita-cita sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, merdeka belajar dan profil pelajar dapat menciptakan keselarasan, kekuatan dengan cara memberikan pelayanan terbaik bagi siswa-siswi di sekolah.



Tugas Modul 1.2.A.5.1. Ruang Kolaborasi Modul 1.2
























Poster Pendidikan Tugas Modul 1.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual

 


10 November 2022

Mengapa tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan ?

 







Mengapa tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan ?

Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya yang
merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam
sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan
Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris
ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun
begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara
Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya
Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober
1945.
Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak
Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric
Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta
pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara
AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat,
laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris. Mereka
juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan
para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945,
pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan. Namun ultimatum itu tidak ditaati
oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat
pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya.
Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian
yang disebabkan tidaklah sedikit. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar
20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu
diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar
1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak
dan hancur.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta
semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat
Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang
sebagai kota pahlawan. Selanjutnya tanggal
10 NOVEMBER diperingati setiap tahunnya
sebagai
HARI PAHLAWAN sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para
pahlawan dan pejuang.
Beberapa Pahlawan Nasional yang juga memiliki andil dalam Pertempuran
10 November 1945 di Surabaya, diantaranya adalah KH. Hasyim Asj’ari, Gubernur Surjo,
Bung Tomo dan Moestopo.



Sumber : Juknis Hari Pahwalan 2022

Tugas 1.2.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.2


Peristiwa positif yang saya alami pada usia sekolah SD adalah saya membantu orang tua bekerja di ladang memanen padi dan belajar mengaji dengan Bapak, yang kebetulan beliau sebagai guru ngajinya. Banyak nasehat yang diberikan orang tua, salah satunya adalah nasehat yang saya ingat sampai sekarang yaitu tentang “Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang” yang artinya kurang lebih yaitu Hakekat hidup itu hanyalah persoalan bagaimana seseorang memandang/melihat sebuah kehidupan". Inti dari nasehat itu adalah kita harus selalu bersyukur tentang apa yang kita miliki. Meskipun nasehat itu sederhana namun nasehat tersebut menjadi motivasi buat saya untuk selalu bersyukur tentang keadaan yang sudah dicapai sampai saat ini.

Sedangkan peristiwa negatif yang saya alami pada saat usia MTs. Saya terpengaruh bersama teman-teman untuk ikut membolos mata pelajaran Matematika pada saat itu, singakat cerita saya bersama 5 teman saya dihukum oleh kepala sekolah berdiri di depan kantor sampai pulang sekolah. Setelah kejadian itu saya merasa bersalah dan kejadian itu menjadi titik balik prilaku untuk selalu berfikir lebih baik lagi untuk mempertimbangkan dampak positif maupun negatif, sebelum saya melakukan sesuatu.

2. Peristiwa positif, selain saya yang terlibat adalah orang tua, guru dan teman-teman sekelas, dan teman bermain di lingkungan tempat tinggal. Sedangkan dalam peristiwa negatif yang terlibat adalah guru dan teman-teman sekelas.


3. Dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa positif di masa itu adalah senang,
gembira, sedih, pantang menyerah dan optimis. Sedangkan dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa negatif di masa itu adalah khawatir, merasa bersalah, minder, dan kecewa.
4. Peristiwa positif yang saya alami saat itu menjadi titik balik yang memicu motivasi saya
dalam belajar, rasa ingin tahu yang besar atas sesuatu yang sebelumnya saya tidak tahu
dan tidak mampu, serta menjadi dorongan untuk pantang putus asa dalam menghadapi
berbagai keadaan. Karena sejak saat itu memiliki prinsip yaitu, “orang lain bisa kenapa saya tidak bisa” dan Berani mencoba.

Sedangkan pada peristiwa
negatif yang saya alami juga masih memberikan dampak sampai sekarang. Dari kejadian
tersebut saya berusaha mengambil pelajaran bahwa apa yang kita lakukan harus mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya terlebih dahulu.
5. Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda
emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya adalah guru harus
dapat mengelola emosi dengan baik. Peristiwa positif yang sudah saya alami akan menjadi pembelajaran yang berharga agar bisa terus menumbuhkan sifat sabar, semangat, rasa ingin tahu, pantang menyerah, dan tentunya selalu bersyukur tentang apa yang telah dimiliki.
6. Kalimat yang menggambarkan nilai-nilai yang saya percayai sebagai seorang guru : Menjadi Guru adalah Slogan guru (digugu dan ditiru) ini memiliki makna yang dalam bagi kehidupan seorang guru. Landasan falsafah di balik slogan ini adalah bahwa sosok seorang guru dapat dipercaya dan ditiru.
TUGAS 2 (Nilai dan Peran Guru Penggerak)
1. Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya antara lain :
a. Ingin selalu belajar : sebagai seorang guru saya harus selalu ingin terus belajar atau istilah sekarang harus update ilmu. Harus mengikuti perkembangan zaman

b. Mandiri, saya mempunyai inisiatif sendiri untuk mengikuti berbagai pelatihan, diklat
dan kegiatan lain yang positif yang mendukung pengembangan keprofesian diri.
c. Kolaboratif, sebagai makhluk sosial saya tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan
orang lain. Kolaborasi dengan berbagai pihak akan mensukseskan program-program
yang telah disiapkan.
d. Reflektif, sebagai seorang guru nilai reflektif harus dimiliki, saya berusaha belajar
dari pengalaman sebelumnya agar lebih baik dimasa mendatang.

e. Pantang menyerah : sebagai seorang guru tentunya harus bisa memotivasi diri sendiri dulu untuk tidak gampang menyerah tentang hal-hal yang kita hadapi


2. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya adalah berusaha "Mewujudkan Kepemimpinan" , yaitu Peran
sebagai pemimpin pembelajaran yang menuntun anak. Saya merancang pembelajaran
berpihak pada anak. Selain itu, saya melakukan inovasi dengan memanfaatkan berbagai
TIK Karena di Sekolah kami ada Mata Pelajaran TIK, saya memanfaatkannya  dengan menggunakan Leptop untuk pembelajaran. Kami juga memanfaatkan LAP Multimedia yang sudah dapat mengakses Internet.


 

09 November 2022

Jurnal refleksi Dwi mingguan Modul 1.1.

Hai perkenalkan nama saya Eka Rahmady Hardianto dari SD Eka Tjipta Terawan, calon guru penggerak angkatan 7 Kabupaten Seruyan. Prov. Kalimantan Tangah

Pada kesempatan kali ini saya akan melakukan refleksi dwi mingguan modul 1.1 tentang refleksi filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Sekali lagi saya ucapkan selamat menyaksikan jurnal refleksi Dwi mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan atau akreditasi yang ditulis secara rutin setiap dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para calon guru penggerak untuk membuatnya refleksi bisa diterapkan dengan berbagai cara diantaranya

1.       1. Refleksi dengan lisan refleksi

2.       2. Melalui jurnal refleksi melalui titik refleksi

3.      3.  Menggunakan catatan kita bisa dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang menarik

Pada poin ini saya akan menggunakan cara refleksi dengan penggunaan video interaktif dengan balutan animasi tujuan dari refleks tujuan adalah refleksikan kegiatan kegiatan pelatihan yang sudah dilalui khususnya pada modul 1.1 tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara refleksikan pengalaman dan ilmu yang didapat selama duduk sehingga diharapkan para calon guru penggerak dapat mengevaluasi diri dan menjadi lebih baik kedepannya dalam pembuatan jurnal ini saya menggunakan model 4F

4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh dokter Laser di Reno 4F dapat diterjemahkan menjadi 4 P yang mencangkup atau peristiwa atau perasaan atau pembelajaran teacher atau penerapan refleksi diri atau peristiwa

1.       Tanggal 26 September Tahun 2022 pengumuman calon guru penggerak angkatan 7 merupakan momen yang sangat penting bagi dimana penulis rasakan 2 emosi yang begitu besar dalam bidang penulis. Ditegaskan kembali oleh Surat Penugasan dari Kepala Dinas Kabupaten Seruyan per Tanggal, 14 Oktober 2022 berisi perintah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7. Penulis menyadari bahwa dalam kegiatan sekolah juga banyak agenda yang sangat penting. Di sisi lain penulis sangat gembira tetapi penulis juga merasakan kecemasan karena Penulis tidak amanah dan tidak dapat menyelesaikan kedua kegiatan tersebut dengan sebaik mungkin.

2.       Tangal 20 Oktober Tahun 2022 pembukaan program guru penggerak angkatan 7 resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan riset dan teknologi yaitu bapak nadiem Makarim dan dirjen gtk Profesor dokter Nunuk Suryani a pada pukul 10.45 WIB hingga 11.45 WIB

Selanjutnya melalui video conferen dilanjutkan dengan sesi orientasi pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.30 WIB secara online pada saat orientasi secara daring ini kita di Jelaskan bagaimana kegiatan PDP nanti dilaksanakan arti jadwal kegiatan Bagaimana tata cara pengisian LMS yang dipaparkan oleh instansi dpjp Kalimantan. Penulis rasa bergejolak untuk menyambut tantangan pertama dari guru penggerak.

3.       Tangal 25 Oktober 2022. Rencana Pertemuan awal Fasilitator dan Pengajar Prektek belum bisa dilakukan karena gangguan teknis di system LMS.

4.       Kamis, 27 ‎October ‎2022 Mulai 12:15 WIB s.d 16.00 WIB Kami bersama Fasilitator Bapak Yogyantoro dan PP dari Kelompok 0 Yaitu Ibu Asri dan Bapak Kristomos melakukan tatap muka melalui Gmeet dengan agenda  vicon Eksplorasi Konsep.

5.       Hari Jumat, 28 Oktober 2022. Wilayah tempat tingal penulis lumayan jauh, kami harus menempuh perjalan kurang lebih 5 sampai dengan 6 Jam menuju Kota Kabupaten Seruyan. Jadi kami meminta Ijin dari Kebun Perusahaan 2 hari untuk Dinas Luar untuk mengikuri kegiatan orientasi tersebut.

 

6.       Tanggal 29 Oktober Tahun 2022 lokakarya di SMPN 1 Kuala Pembuang Jalan Ahmad Yani No. 42 Kuala Pembuang merupakan kegiatan lokakarya orientasi secara tatap muka angkatan 7 yang akan mengikuti pendidikan calon guru penggerak. Kegiatan dibuka langsung oleh Bapak Dinas Pendidikan Kabupaten Seruyan Bapak Rusdi Hidayat, S.Sos. Pada saat lokaraya ini penulis didampingi oleh rekan Guru yang diutus oleh Kepala Sekolah.  Pada saat orientasi tatap muka ini saya bertemu langsung dengan pengajar praktik. Kegiatan orientasi yang disediakan oleh instansi penyelenggara memaparkan serangkaian kegiatan PGP angkatan 7 yang akan dilaksanakan sampai bulan Juli tahun 2023 segala aktivitas akan ada di LMS learning management system para calon guru penggerak harus selalu memantau LMS pada SIM PKB masing-masing, kemudian setelah acara pembukaan langsung dilanjutkan dengan masuk ke kelas masing-masing dengan kelompok kelas dan pengajar prakteknya saya dan teman-teman diberikan banyak sekali permainan untuk berkenalan satu sama lainnya dan kita juga mengerjakan beberapa lembar kerja kegiatan difasilitasi oleh pengajar praktik dengan berbagai game motivasi diskusi lembar kerja pengantar dan paparan yang mengenai yang pertama terdapat harapan dan kekhawatiran perjalanan guru penggerak posisi diri pengembangan diri portofolio refleksi dan penutupan semua kegiatan dilaksanakan dengan seru aktif dan sangat menyenangkan.

 

7.       Ruang Kolaborasi Sesi 1: Kelas O Senin, 31 Oktober 2022 pukul 15.15 - 17.30 WIB

Kami mendengatkan pemaparan materi oleh fasilitator tentang Refleksi pemikiran KHD, kami diberi waktu maksimal 3 menit untuk menyampaikan hasil belajar dari modul 1.1. Kemudian kami diberi waktu untuk berdiskusi diruang kolaborasi dengan membentuk kelompok dan berdiskusi melalui Gmeet yang disediakan oleh fasilitator. Kami membahas keterkaitan antara konteks local social  budaya dengan pemikiran KHD. Kami dari kelompok 2 membahas tentang Kebudayaan HANDEP HAPAKAT.

 

Sesi 2: Kelas 0 Selasa, 01 November 2022 pukul 15.15 - 17.30 WIB

Kami diberi waktu untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok, kemudian kelompok lain memberi tanggapan atau pertanyaan, begitu juga sebaliknya.

Diakhir sesi, fasilitator memberikan kesimpulan terhadap apa yang kita diskusikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis merasa bersemangat dan termotivasi, serta bersyukur beberapa hal yang perlu disebutkan sebelumnya tidak membuat penulis patah semangat karena penulis bertemu dengan orang-orang hebat yang membuat penulis terinspirasi dan termotivasi sedikit demi sedikit stigma buruk dalam pandangan penulis mulai memudar melainkan rasa bersemangat muncul dalam benak penulis Bagaimana tidak tugas-tugas yang awalnya beban penulis menjadi sebuah hal yang sangat bermanfaat bagi penulis penulis merasa memiliki peran untuk sama-sama berjuang dalam mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik dengan berbagai ide dan kreativitas yang muncul penulis juga merasa sangat termotivasi dengan melihat dan mempelajari karya-karya dari seluruh guru penggerak di Indonesia sehingga penulis beranjak dari zona nyaman. Penulis mulai mempelajari secara mendalam tentang dunia teknologi penulis berusaha Membagi waktu sehingga semua dapat berjalan dengan baik dan beriringan akhirnya Penulis tidak lagi kesulitan dalam mengerjakan tugas baik kegiatan calon guru penggerak dan tugas sekolah, keluarga, serta beberapa tugas lainnya semua itu berkat masukan dan arahan dari berbagai pihak kepada penulis atau pembelajaran yang saya temukan banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dalam mengikuti kegiatan saat ini diantaranya saya mengetahui Peran pendidikan dengan konsep filosofi Tri Rahayu diantaranya adalah pendidikan itu memajukan dan menjaga diri pendidikan itu memelihara dan menjaga bangsa pendidikan itu sederhananya seperti ini, kalau kita bisa menjaga diri kita sebagai orang-orang yang merdeka yang bahagia maka lingkungan di sekitar kita keluarga tetangga pertemanan atau orang lain di sekitar kita akan menjadi lebih baik pula hidupnya kemudian misal di suatu daerah keluarga-keluarganya bahagia orang-orang yang baik maka daerahnya pun akan maju kalau di sebuah negara daerah-daerah yang maju maka negaranya pun bisa dikatakan pasti maju kalau suatu negara itu maju Siapa yang merasakan indahnya semua akan merasakan dunia merasakan rakyat tidak merasakan pelajaran yang saya terima

 

Setelah mempelajari modul 1.1 yaitu Bahwa maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan dan bisa mengimplementasikan semboyan Ki Hajar Dewantara yakni ingarso Sung tulodo yang artinya menjadi seorang pendidik harus mampu memberikan suri tauladan ing Madyo Mangun Karso artinya seorang pendidik di tengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau penggugah semangat Tut Wuri Handayani seorang pendidik harus memberikan dorongan moral dan semangat belajar dari belakang apa yang akan saya lakukan yang pertama penerapan pembelajaran pembelajaran harus berpusat pada peserta didik pembelajaran seharusnya tidak didominasi oleh guru melainkan peserta didik yang aktif dalam mencapai temukan sendiri pengetahuannya kemudian penggunaan model pembelajaran yang inovatif model pembelajaran inovatif sangat berperan penting dalam mendukung keberhasilan dari seorang guru ketika di kelas dengan mengetahui fakta bahwa peserta didik harus mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya sehingga pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan diperlukan agar hal tersebut dapat tercapai dengan baik kemudian menyeimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman anak sudah memiliki kodrat yang masing-masing kodrat anak pada usia sekolah adalah bermain penulis akan menerapkan belajar sambil bermain dalam pembelajaran namun penulis juga akan menyesuaikan dengan kodrat zaman Yakni dengan cara menggabungkan pembelajaran dengan teks Sehingga peserta didik dapat memiliki kecakapan abad ke-21 kemudian pembelajaran berdiferensiasi Setiap anak memiliki gaya belajar yang masing-masing ada yang dijual audio kinestetik maupun gabungan dari gaya belajar tersebut dalam pembelajaran guru harus memenuhi setiap kebutuhan belajar peserta didik dengan memperhatikan gaya belajar yang masing-masing baik itu dalam konten proses maupun produk kemudian mengembangkan bakat peserta didik Setiap anak itu unik dan bakat dengan bakat dan potensinya masing-masing tugas guru adalah memfasilitasi menutup mendorong serta memberi contoh sehingga bahan tersebut dapat berkembang dan berguna bagi lingkungan sekitar.


Penulis

Eka Rahmady Hardianto

CGP Angkatan 7. Kab. Seruyan. Prov. Kalimantan Tengah

Postingan Unggulan

Memahami Makna Halal Bihalal (Pesan Kebaikan dan Keharmonisan dalam Tradisi Idul Fitri)

Memahami Makna Halal Bihalal:  "Pesan Kebaikan dan Keharmonisan dalam Tradisi Idul Fitri" Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl...