Tugas 1.2.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.2


Peristiwa positif yang saya alami pada usia sekolah SD adalah saya membantu orang tua bekerja di ladang memanen padi dan belajar mengaji dengan Bapak, yang kebetulan beliau sebagai guru ngajinya. Banyak nasehat yang diberikan orang tua, salah satunya adalah nasehat yang saya ingat sampai sekarang yaitu tentang “Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang” yang artinya kurang lebih yaitu Hakekat hidup itu hanyalah persoalan bagaimana seseorang memandang/melihat sebuah kehidupan". Inti dari nasehat itu adalah kita harus selalu bersyukur tentang apa yang kita miliki. Meskipun nasehat itu sederhana namun nasehat tersebut menjadi motivasi buat saya untuk selalu bersyukur tentang keadaan yang sudah dicapai sampai saat ini.

Sedangkan peristiwa negatif yang saya alami pada saat usia MTs. Saya terpengaruh bersama teman-teman untuk ikut membolos mata pelajaran Matematika pada saat itu, singakat cerita saya bersama 5 teman saya dihukum oleh kepala sekolah berdiri di depan kantor sampai pulang sekolah. Setelah kejadian itu saya merasa bersalah dan kejadian itu menjadi titik balik prilaku untuk selalu berfikir lebih baik lagi untuk mempertimbangkan dampak positif maupun negatif, sebelum saya melakukan sesuatu.

2. Peristiwa positif, selain saya yang terlibat adalah orang tua, guru dan teman-teman sekelas, dan teman bermain di lingkungan tempat tinggal. Sedangkan dalam peristiwa negatif yang terlibat adalah guru dan teman-teman sekelas.


3. Dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa positif di masa itu adalah senang,
gembira, sedih, pantang menyerah dan optimis. Sedangkan dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa negatif di masa itu adalah khawatir, merasa bersalah, minder, dan kecewa.
4. Peristiwa positif yang saya alami saat itu menjadi titik balik yang memicu motivasi saya
dalam belajar, rasa ingin tahu yang besar atas sesuatu yang sebelumnya saya tidak tahu
dan tidak mampu, serta menjadi dorongan untuk pantang putus asa dalam menghadapi
berbagai keadaan. Karena sejak saat itu memiliki prinsip yaitu, “orang lain bisa kenapa saya tidak bisa” dan Berani mencoba.

Sedangkan pada peristiwa
negatif yang saya alami juga masih memberikan dampak sampai sekarang. Dari kejadian
tersebut saya berusaha mengambil pelajaran bahwa apa yang kita lakukan harus mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya terlebih dahulu.
5. Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda
emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya adalah guru harus
dapat mengelola emosi dengan baik. Peristiwa positif yang sudah saya alami akan menjadi pembelajaran yang berharga agar bisa terus menumbuhkan sifat sabar, semangat, rasa ingin tahu, pantang menyerah, dan tentunya selalu bersyukur tentang apa yang telah dimiliki.
6. Kalimat yang menggambarkan nilai-nilai yang saya percayai sebagai seorang guru : Menjadi Guru adalah Slogan guru (digugu dan ditiru) ini memiliki makna yang dalam bagi kehidupan seorang guru. Landasan falsafah di balik slogan ini adalah bahwa sosok seorang guru dapat dipercaya dan ditiru.
TUGAS 2 (Nilai dan Peran Guru Penggerak)
1. Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya antara lain :
a. Ingin selalu belajar : sebagai seorang guru saya harus selalu ingin terus belajar atau istilah sekarang harus update ilmu. Harus mengikuti perkembangan zaman

b. Mandiri, saya mempunyai inisiatif sendiri untuk mengikuti berbagai pelatihan, diklat
dan kegiatan lain yang positif yang mendukung pengembangan keprofesian diri.
c. Kolaboratif, sebagai makhluk sosial saya tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan
orang lain. Kolaborasi dengan berbagai pihak akan mensukseskan program-program
yang telah disiapkan.
d. Reflektif, sebagai seorang guru nilai reflektif harus dimiliki, saya berusaha belajar
dari pengalaman sebelumnya agar lebih baik dimasa mendatang.

e. Pantang menyerah : sebagai seorang guru tentunya harus bisa memotivasi diri sendiri dulu untuk tidak gampang menyerah tentang hal-hal yang kita hadapi


2. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya adalah berusaha "Mewujudkan Kepemimpinan" , yaitu Peran
sebagai pemimpin pembelajaran yang menuntun anak. Saya merancang pembelajaran
berpihak pada anak. Selain itu, saya melakukan inovasi dengan memanfaatkan berbagai
TIK Karena di Sekolah kami ada Mata Pelajaran TIK, saya memanfaatkannya  dengan menggunakan Leptop untuk pembelajaran. Kami juga memanfaatkan LAP Multimedia yang sudah dapat mengakses Internet.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Pembelajaran Efektif di Sekolah Dasar

"Pemilihan Umum: Pilar Demokrasi dalam Membentuk Masa Depan Bangsa"

Sinopsis naskah Zetan