Blog tentang pendidikan, berbagi praktik baik, artikel pemikiran, olahraga, dan tutorial
25 Desember 2022
Tak Anggap Remeh Lawan
22 Desember 2022
Jurnal Refleksi Dwi mingguan Modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Jurnal Refleksi Dwi mingguan
Modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Oleh: Eka Rahmady Hardianto,
S.Pd.
Calon Guru Penggerak
Angkatan 7. Kab. Seruyan. Prov. Kalimantan Tengah
Di
postingan ini saya menulis jurnal refleksi dwimingguan sesuai dengan pengalaman
saya dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-7. Jurnal refleksi ini
saya tulis setelah saya mengikuti dan mempelajari modul 1.3. Visi Guru
Penggerak. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact
(peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).
Untuk memudahkan memahaminya, 4F tersebut saya terjemahkan dalam bahasa
pertanyaan, yakni 1) apa yang saya alami; 2) apa yang saya rasakan; 3) apa yang
saya dapatkan; dan 4) apa yang akan saya lakukan.
Berikut
jurnal refleksi dwimingguan modul 1.3. Visi Guru Penggerak.
1. Apa yang saya alami.
Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada hari Hari ini, 01 Desember 2022 pukul 15. 30 WIB adalah saat Bapak/Ibu CGP mengikuti Elaborasi Pemahaman. Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi. Bersama bapak Jaini
f. Koneksi
Antar-Materi
Bagian
ini adalah pengaitan antarmateri yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1,
1.2, dam 1.3. Tugas di bagian ini adalah menjawab kaitan peran pendidik
dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan profil pelajar
Pancasila pada murid-murid dengan paradigma inkuiri apresiatif. Selain itu,
saya juga harus membuat revisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang
telah dibuat berdasarkan jawaban pertanyaan di atas, ke dalam sebuah visi yang
membuat saya bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang
yang membacanya. KLIK DI SINI (VERSI PDF)
g. Aksi Nyata
Aksi
nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.3. yang diterapkan secara nyata. Di
aksi nyata ini saya melakukan Prakarsa Perubahan dengan membuat kegiatan menumbuhkan
nilai gotong royong di sekolah.
2. Apa yang Saya
Rasakan?
Selama
saya mempelajari Modul 1.3., saya merasakan perasaan yang semangat, bangga,
senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.3. ini saya
bisa mempelajari materi tentang visi guru penggerak yang cukup mencerahkan bagi
saya dan tentunya menambah semangat saya sebagai guru. Saya bisa lebih paham
tentang ap aitu inkuiri apresiatif, Prakarsa perubahan, dan tahapan BAGJA. Saya
bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat
luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi
dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi tentang pembuatan prakarsa
perubahan dengan tahapan BAGJA. Saya juga sangat tertantang dengan tugas-tugas
yang diberikan di sela kesibukan saya sebagai guru di sekolah.
3. Apa yang Saya
Dapatkan
Di
Modul 1.3. saya mendapatkan materi tentang paradigma inkuiri apresiatif (IA),
yakni pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA
menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi dan pendidikan positif. Pendekatan
IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan
kontribusi pada keberhasilan. Pendekatan IA dimulai dengan menggali hal-hal
positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi.
Saya juga mempelajari tahapan BAGJA sebagai salah satu kegiatan dalam manajemen
perubahan. Adapun tahapan dalam BAGJA adalah
1. Buat
pertanyaan utama
2. Ambil
pelajaran
3. Gali
mimpi
4. Jabarkan
rencana
5. Atur
eksekusi
4. Apa yang Akan
Saya Lakukan?
Setelah
memahami materi dalam modul 1.3. tentang visi guru penggerak ini, saya akan
menerapkan inkuiri apresiatif untuk melaksanakan manajemen perubahan di sekolah
saya. Saya akan membuat prakarsa perubahan untuk mewujudkan kebiasaan-kebiasaan
baru yang tentunya akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Ke
depannya peningkatan kualitas pembelajaran itu akan lebih cepat dalam
mewujudkan siswa dengan karakter profil pelajar Pancasila.
Jurnal Refleksi Dwi mingguan Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak
Jurnal Refleksi Dwi mingguan Modul 1.2. Nilai dan Peran
Guru Penggerak
Oleh: Eka Rahmady Hardianto,
S.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 7.
Kab. Seruyan. Prov. Kalimantan Tengah
Di
tulisan ini saya menulis jurnal refleksi dwimingguan sesuai dengan pengalaman
saya dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-7. Jurnal refleksi ini
saya tulis setelah saya mengikuti dan mempelajari modul 1.2. Nilai dan Peran
Guru Penggerak. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact
(peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).
Untuk memudahkan memahaminya, 4F tersebut saya terjemahkan dalam bahasa
pertanyaan, yakni 1) apa yang saya alami; 2) apa yang saya rasakan; 3) apa yang
saya dapatkan; dan 4) apa yang akan saya lakukan.
Berikut
jurnal refleksi dwimingguan modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak.
1. Apa yang saya alami.
Saya
mempelajari modul 1.2. dengan alur MERDEKA, yakni:
a.
Mulai dari Diri
b.
Eksplorasi Konsep
Di
bagian eksplorasi konsep, saya mempelajari topik utama, yakni Nilai
Kemanusiaan: Kebajikan Universal yang terdiri atas 3 subtopik materi, yakni:
1) Bagaimana Manusia Tergerak
2) Bagaimana Manusia Merdeka Bergerak
3) Bagaimana Menggerakkan Manusia:
Menuntun Kekuatan Kodrat Manusia
Di
setiap sub topik tersebut ada tugasnya masing-masing. Disini saya diajak untuk
menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan dari rekan dalam kelas ruang LMS.
c.
Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi Mandiri Google Meet™ for Moodle
.Diruang
kolaborasi ini kami bersama Fasilitator dan PP berdiskusi tentang nilai dan
peran guru penggerak. Terima kasih didalam diskusi berjalan dengan baik dan
lancar, banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan dari fasilitator maupun dari
rekan CGP lainya.
d. Demonstrasi Kontekstual
Di
bagian ini saya mendapatkan tugas untuk menggambarkan diri saya sebagai guru
penggerak di masa depan atau ketika sudah menjadi guru penggerak selama tiga
tahun. Tugas demonstrasi kontekstual yang saya buat dapat diakses melalui
tautan berikut: Demonstrasi
Kontekstual
e. Elaborasi Pemahaman
Di
bagian ini, saya ditugasi untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan
pemahaman saya tentang isi modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak.
Setelah
memaknai konsep dalam materi di modul 1.2 ini, pertanyaan yang masih muncul di
benak saya adalah:
1.
Dari beberapa nilai guru penggerak, nilai apakah yang harus dikuatkan pertama
kali agar bisa mendukung tumbuhnya nilai-nilai yang lainnya?
2.
Bagaimana cara menyiasati jika seorang guru penggerak akan melakukan
pembelajaran yang inovatif sesuai dengan zamannya, tetapi terkendala masalah
sarana dan prasarana?
3.
Bagaimana cara yang tepat untuk menggerakkan komunitas praktisi yang sudah ada,
tetapi mereka kurang mendukung terhadap pemikiran Merdeka Mengajar/Merdeka
Belajar?
Saya
juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada hari
Jumat, 18 November 2022 pukul 15.30 - 17.00 WIB. Instruktur yang memandu kegiatan
elaborasi.
f. Koneksi Antar-Materi
Bagian
ini adalah pengaitan antarmateri yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1.
Tugas di bagian ini adalah membuat refleksi dengan model 4C. Tugas saya di
bagian ini saya tuangkan dalam blog dan dapat diakses melalui tautan
berikut: Koneksi Antar-Materi
g. Aksi Nyata
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.2. yang sudah saya terapkan secara nyata. Aksi nyata modul 1.2. yang sudah saya laksanakan bisa diakses melalui video link berikut: AKSI NYATA MODUL 1.2.
Selain
melakukan kegiatan sesuai alur M-E-R-D-E-K-A, pada hari Rabu, 23 Nov 2022 Mulai Pukul 11.00 – 13.00 WIB saya juga
mengikuti Pendampingan Individu (PI) bersama pengajar praktik kelompok saya, yakni
Bapak Kristomos Silalahi. Adapun bahan yang disiapkan adalah
1. Pengajar Praktik
menanyakan apa saja proses yang sudah berjalan selama satu bulan terakhir dan
apa yang telah dilakukan sebagai capaian selama satu bulan tersebut
- Pengajar Praktik menanyakan tentang dukungan dari ekosistem
sekolahnya
- Tindak lanjut hasil lokakarya Orientasi
Lakukan diskusi terkait harapan, kekhawatiran, dan dukungan yang
diberikan khususnya dari ekosistem sekolah:
- Setelah melakukan pembelajaran daring selama 1 bulan
bersama fasilitator, bagaimana harapan dan kekhawatiran Bapak/ Ibu saat
ini?
i. Apa saja kekhawatiran yang sebelumnya Bapak/
Ibu resahkan dan terjadi, atau belum/ tidak terjadi?
ii. Apa saja harapan-harapan yang sudah terwujud
setelah pembelajaran 1 bulan ini? Adakah harapan baru yang Bapak/ Ibu harapkan
untuk pembelajaran 1 bulan ke depan?
- Bagaimana dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah
dan rekan guru selama Bapak/ Ibu melakukan pembelajaran?
- PP melakukan diskusi dengan
CGP terkait modul 1.1 dan 1.2.
i. Berdasarkan pembelajaran mengenai filosofi pendidikan
yang sudah Bapak/ Ibu pelajari, apa perubahan yang dilakukan Bapak/Ibu di ruang
kelas agar selaras dengan pemikiran Ki Hadjar?
ii. Apa saja pembelajaran yang Bapak/ Ibu dapatkan
dari modul Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara yang mendorong
Bapak/Ibu melakukan perubahan tersebut?
iii. Bagaimana respon peserta didik Bapak/Ibu atas
perubahan yang dilakukan dan bagaimana Bapak/ Ibu melihat respon tersebut?
iv. Apa hal yang sudah baik dari perubahan
tersebut dan apa saja yang perlu diperbaiki ke depannya?
v. Perubahan konkret yang telah dilakukan dalam
kelas, apakah sudah dituangkan dalam jurnal refleksi mingguan (aksi nyata modul
1.1)?
- CGP dan melaporkan hasil pendampingan aksi nyata modul
1.1 dan 1.2 ke dalam laporan pendapingan individu 1.
- Pembuatan kerangka portofolio
PP Melakukan
pengechekan terkait Portofolio digital CGP
- Peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam
kompetensi guru penggerak
Lakukanlah diskusi dengan memberikan pertanyaan pematik berikut
ini kepada CGP Anda.
- Kompetensi apa yang sudah baik? Jelaskan alasannya
- Kompetensi apa yang perlu ditingkatkan? Jelaskan
alasannya
- Setelah Anda mengetahui umpan balik tersebut, apakah
ada perubahan rencana Anda? Apa saja yang berubah?
Berikan apresiasi dan umpan balik terhadap laporan yang diberikan oleh CGP Anda - Melakukan refleksi terhadap proses pendampingan saat
ini:
- Apa pembelajaran atau ide baru yang Bapak/ Ibu
dapatkan setelah sesi pendampingan ini?
- Apa yang sudah baik dan yang perlu diperbaiki dari
pendamping/ pengajar praktik di pendampingan berikutnya?
2. Apa yang Saya
Rasakan?
Selama
saya mempelajari Modul 1.2., saya merasakan perasaan yang semangat, bangga,
senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.2. ini saya
bisa mempelajari tentan nilai dan peran guru penggerak yang cukup mencerahkan
bagi saya dan tentunya menambah semangat saya sebagai guru. Saya bangga karena
saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar bias aini.
Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat
presentasi yang luar biasa dan mempermudah saya dalam memahami Modul 1.2. Saya
juga sangat tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan di sela kesibukan saya
sebagai guru di sekolah.
3. Apa yang Saya
Dapatkan
Di
Modul 1.2. saya mendapatkan materi yang luar biasa mengenai nilai dan peran
guru penggerak. Masing-masing ada 5 nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru
penggerak di antaranya adalah berpihak kepada siswa, mandiri, kolaboratif,
reflektif, dan inovatif. Sementara itu, peran guru penggerak adalah sebagai
pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi,
mewujudkan kepemimpinan siswa, dan menggerakkan komunitas praktisi.
4. Apa yang Akan
Saya Lakukan?
Setelah
memahami nilai dan peran guru penggerak di modul 1.2. ini saya akan menguatkan
nilai-nilai guru penggerak yang saya miliki untuk mendukung peran saya sebagai
guru penggerak. Semakin kuat nilai guru penggerak yang kita miliki maka akan
semakin mendukung peran kita sebagai guru penggerak untuk mewujudkan ssiwa yang
memiliki karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
PDF Link : https://drive.google.com/file/d/1jdIQ-zMJs5lBNkEjRLUPcn15pTVNsf6H/view?usp=share_link
19 Desember 2022
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Alkhamdulillah Puji Syukur Kehadirat Allah SWT
Saat ini saya sampai di modul 1.4.a.8. Koneksi antar materi Budaya Positif . Koneksi antar materi modul 1.4 saya diminta untuk memahami keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3. dan di harapkan dapat menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.
Koneksi Antar Materi Budaya Positif
Sebagai pendidik, kita perlu ingat kembali tujuan pendidikan
nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan
diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang "beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab". Sekarang, berdasarkan pedoman itu, Profil Pelajar Pancasila
diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih
kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik
atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini
diharapkan dimiliki oleh seluruh murid kita di dalam kelas.
Kaitannya visi guru dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara
adalah pendidik wajib menerapkan konsep pemikiran dari ki hajar dewantara
dengan memberikan teladan hidup dan kehidupan, mendampingi anak dengan rasa
menyenangkan. memberikan semangat untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodrat
alam dan zamannya serta memberikan dukungan dan mendorong anak dengan
kepercayaan dirinya menjemput kebahagiaan hidup.
Terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah
menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya,
melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung
tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan
(tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Menuntun mereka menjadi
pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan
mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Dengan demikian Visi Diri atau visi guru
penggerak harus sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut.
Keterkaitan visi dengan nilai dan peran guru penggerak
adalah visi harus mampu mencerminkan nilai dan peran dari guru penggerak untuk
mewujudkan propil pelajar pancasila. Perlu saya sampaikan bahwa sebagai guru
penggerak memiliki nilai yaitu Berlajar berpihak pada
murid,inovatif,kolaboratif,mandiri dan Reflektif. kemudian Guru penggerak juga
mempunyai peran Menjadi Pemimpin Pembelajaran,Menggerakkan komunitas
Praktisi,Menjadi /pendamping coach bagi guru lain,Mendorong kolaborasi antar
guru, dalam penerapannya dibutuhkan totalitas Guru dalam mengkolaborasikan
nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam proses pembelajaran. Sehingga visi
harus mampu Mewujudkan profil pelajar pancasila.
Jika pendidik sudah menerapkan nilai dan peran guru
penggerak dalam proses pembelajaran dan ingin mewujudkan visi guru penggerak
memerlukan inkuiri apresiatif yang terjabarkan dalam metode BAGJA.
Filosofi Pemikiran Ki hajar Dewantara yang didukung dengan nilai dan peran guru serta diterapkan dengan visi yang terjabarkan dalam strategi BAGJA akan melahirkan budaya positif di sekolah.
Budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep
inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan
penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga
restitusi
Mengapa konsep-konsep ini penting?
Karena di kelas maupun di sekolah, guru menghadapi individu
yang memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda. Guru harus memahami dan
menguasai konsep-konsep ini sebagai bagian integral dari pengajaran.
Membentuk disiplin positif di lingkungan kelas diperlukan
keyakinan kelas. Keyakinan kelas dibentuk dengan kesepakatan bersaman anggota
kelas yang di dasarkan atas nilai-nilai Kebajikan universal dan menekankan pada
keyakinan diri sesrta memotivasi dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan
bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti
serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.
Disiplin positif bertujuan membentuk tanggung jawabnya. Melalui disiplin positif pengajar menuntun anak didik buat mempunyai perilaku tanggung jawab dan berdasarkan tindakan atau nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu nilai beriman, bertaqwa pada Tuhan yg Maha Esa & berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis & kreatif. Inilah tujuan akhir berdasarkan pendidikan disiplin positif. Disiplin positif tidak menggunakan sanksi atau paksaan namun lebih membentuk pencerahan diri akan tanggung jawab diri menjadi warga sosial.
Dalam penerapanya pendidik akan dihadapkan pada konflik yang ada di lingkungan.oleh karenanya pendidik perlu membekali diri dengan Kontrol diri.
Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.
Posisi Kontrol yang direkomendasikan untuk digunakan dalam proses budaya disiplin yaitu posisi control Manajer . posisi kontrol manager memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan diri mereka sendiri, bertanggung jawab atas masalah yang mereka hadapi dan menemukan solusi terbaik. Sehingga nilai-nilai guru seperti kemandirian, inovasi, kolaborasi, kreativitas, dan berpihak pada siswa sangat sesuai dalam mendukung dengan posisi kontrol manajer. Guru dengan kualitas manajerial berarti dapat menerapkan nilai-nilai dan peran guru yang baik di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Untuk dapat memantapkan diri dalam posisi kontrol manager dan sebagai administrator yang handal guru juga di harapkan mampu memahami berbagai kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia adalah kelangsungan hidup, cinta dan kepemilikan, kebebasan, kesenangan dan kekuasaan. Dengan memahami kebutuhan dasar manusia akan memberikan langkah-langkah yang mudah untuk melakukan pembimbingan kepada murid karena kebutuhan setiap murid memiliki kebutuhan yang berbeda.
Guru sebagai pendidik juga diharapkan mampu mempraktekkan Segitiga Restitusi untuk menyelesaikan setiap permasalahan murid. Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai. Sebelumnya kita telah belajar tentang teori kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki motivasi intrinsik.
Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali harga dirinya. Restitusi menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan orang yang telah berbuat salah. Ini sesuai dengan prinsip dari teori kontrol William Glasser tentang solusi menang-menang.
Ada peluang luar biasa bagi murid untuk bertumbuh ketika mereka melakukan kesalahan, bukankah pada hakikatnya begitulah cara kita belajar. Murid perlu bertanggung jawab atas perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat memilih untuk belajar dari pengalaman dan membuat pilihan yang lebih baik di waktu yang akan datang. Ketika guru memecahkan masalah perilaku mereka, murid akan kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang berharga untuk hidup mereka.
Sebagai guru saya dapat memberikan dampak positif pada teman
sejawat dan mampu memberikan dampak positif pembelajaran di kelas. Mampu
bersosialisasi dilingkungan sekolah dan selanjutnya membimbing dan mendukung
program perubahan paradigma pendidikan di Indonesia yang saat ini masih belum
sepenuhnya berpihak pada murid.
Terima kasih.
Salam Bahagia Bapak/Ibu Guru Hebat!
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Postingan Unggulan
Memahami Makna Halal Bihalal (Pesan Kebaikan dan Keharmonisan dalam Tradisi Idul Fitri)
Memahami Makna Halal Bihalal: "Pesan Kebaikan dan Keharmonisan dalam Tradisi Idul Fitri" Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl...
Postingan Populer
- CONTOH MAKALAH MEMBACA
- CONTOH MAKALAH BAHASA DAYAK NGAJU
- METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN(uts smtr5)
- DATA ZAKAT 1434 H/2013 M “Musolla Darul Mustaqim”
- TUGAS KAJIAN PUISI = 1 (smtr 3) PBSI
- cerpen tahun baru
- makalah telaah kurikulum dan buku teks bahasa indonesia
- Pengertian Bahasa Sebagai Sistem Semiotik (s5)
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMK Kelas X semester 2 :: Pertemuan 1
- TUGAS Mata Kuliah EVALUASI PEMBELAJARAN Materi : Tes Cloze