Postingan

Menampilkan postingan dengan label KUMPULAN PUISI

Puisi Tema Perjuangan

Gambar
Perjuangan Karya: Eka R Di lorong waktu yang berliku, Langkah perjuangan menorehkan jejak. Dalam kegelapan malam yang kelam, Cahaya harapan menerangi hati. Dari debu perjuangan bangkitlah, Anak langit yang tak pernah menyerah. Mimpi-mimpi terbang tinggi di angkasa, Sebuah perjalanan, takdir menantikan. Beban hidup di pundakmu berat, Namun jiwa pemberani tak pernah luntur. Dalam derap langkahmu yang gagah, Dengarlah, dunia menghening, memandang. Menghadapi badai dan ombak besar, Kau terus berdiri, melawan arus waktu. Perjuangan bukan sekadar kata, Tapi getaran jiwa yang menggema. Di ladang perjuangan, bibit harapan tumbuh, Air mata adalah hujan bagi bunga-bunga masa depan. Tiap luka, setiap kesulitan, Tak lebih dari bebatuan di jalan panjang. Kawan, perjuangan adalah puisi hidup, Ditulis dengan pena keberanian. Di antara huru-hara dan senyap malam, Kau adalah syair yang takkan mati. Mimpimu adalah bendera di puncak gunung, Berkibar gagah, meski badai datang. Dalam gelap, kau pelita yang

Puisi Kami Pewaris Negeri Ini Karya Paundra

Gambar
  "Kami Pewaris Negeri Ini" Karya Paundra Kami di sini Menatap langit membelah cakrawala tanah air kami tak apa Bersandal jepit kami sekolah Kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru Melewati tanah basah kaki-kaki kami Dimana tersiram hujan sawah padi menguning menelusuri ngarai sungai Berlari kami pada tanah pertiwi Hijau menghampar surga hutanku Sesekali menyeka pelu pada wajah Peluh jatuh dari badan karena cinta pada negeri Karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami Tak gentar kami bila badai hujan menghadang  Dimana membasahi baju dan tas terbuar dari anyaman bambu Karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia Gunung krakatau menampakkan kegagahannya Karang dihantam deburan ombak menggila Tetap kokoh ia berdiri Jiwa semangat ditempa sang guru Agar tak menjadi generasi cengeng Lihat....! Matahari mulai menampakkan sinar cahayanya Berlari kita bersama Menuju Indonesia bangkit Karena kami pewaris negeri ini

Puisi Ibuku Dahulu Karya Amir Hamzah

Gambar
Ibuku Dahulu Karya Amir Hamzah   Ibuku dahulu marah padaku Diam ia tiada berkata Akupun lalu merajuk pilu Tiada perduli apa terjadi Matanya terus mengawas daku walaupun bibirnya tiada bergerak Mukanya masam menahan sedan Hatinya pedih karena lakuku Terus aku berkesal hati Menurutkan sedan mengacau balau Jurang celaka terpandang dimuka Kusongsong juga - biar cedera Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkumnya segera dikucupnya serta Dahiku berapi pancaran neraka Sejak santosa turun ke kalbu Demikian engkau: Ibu, bapa, kekasih pula Berpadu satu dalam dirimu Mengawas daku dalam dunia    Disadur dari; https://www.wattpad.com/678572565-karya-karya-amir-hamzah-ibuku-dahulu                    

Puisi Goresan Hati dan Pikiran

Gambar
Langkahku-Waktuku Waktu ku tak sepadan dengan langkahku Langkahku tak sepadan dengan waktu tetapi waktu bisa menentukan, kapan langkah ini berhenti kita terlahir sempurna  dengan karunia yang dibekali oleh Allah Seharusnya kita sadar, bahwa itu hanya titipan dari-Nya Untuk itu, aku tak mau terjatuh saat aku berjalan. Ya. Allah. Bimbinglah hati ini, selalu mengingat-Mu Selalu bersyukur atas Karunia-Mu. Karna aku yakin, semua itu akan akan indah. By erh

PUISI UNTUK SEKOLAHKU

PUISI UNTUK SEKOLAHKU (KARYA E.R.H) SEKOLAHKU RUMAH KEDUAKU AKU BANGGA KEPADAMU SETIAP PAGI AKU KUNJUNGI UNTUK MENCARI ILMU   DISINI AKU BELAJAR BERSAMA MERANGKAI ILMU DEMI ILMU UNTUK TUJUAN MULIAKU MEMBAHAGIAKAN ORANG TUAKU   AKU SENANG BELAJAR AKU SUNGGUH CINTA SEKOLAHKU BERSAMAMU AKAN KU UKIR CITA-CITAKU TERIMA KASIHKU UNTUK SEKOLAHKU TERCINTA

Puisi Amir Hamzah IBUKU DAHULU

Gambar
Puisi Amir Hamzah IBUKU DAHULU Ibuku dahulu marah padaku Diam ia tiada berkata Aku pun lalu merajuk pilu Tiada perduli apa yang terjadi. Matanya terus mengawas daku Walaupun bibirnya tiada bergerak Mukanya masam menahan sedan Hatinya pedih karena lakuku Terus aku berkesal hati Menurutkan setan mengacau-balau Jurang celaka terpandang di muka Kusongsong juga biar cedera Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkumnya segera dikecupnya serta Dahiku berapi pancaran neraka Sejuk sentosa turun ke kalbu   dikutip/dari www. jendelasastra.com

GORESAN AWAL BULAN AGUSTUS

Gambar
Wah,,sudah masuk bulan Agustus Ini berarti bulan kemerdekaan Ini sangat penting bagiku dan bagimu Sebagai anak bangsa Ini juga bulan kebahagiaan ku bersama keluarga besarku Yang sebentar lagi menunggu  Kehadiran malaikat kecil belahan cinta kita Aku dan istriku tercinta. Next 

Tujuh alasan mencela diriku Karya : kahlil gibran

Tujuh alasan mencela diriku Karya : kahlil gibran Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku, pertama kali ketika aku melihatnya lemah, padahal seharusnya ia bisa kuat. Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket dihadapan orang yang lumpuh Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat DMCA Protection on: http://www.lokerpuisi.web.id/2011/11/7-alasan-mencela-diriku.html#ixzz27sFhNACc

TUGAS KAJIAN PUISI KE 2 Puisi 12 Mei, 1998 karya: Taufiq Ismail

12 Mei, 1998 karya: Taufiq Ismail             Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto,               Hendriawan Lesmana dan Hafidzin Royan Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata Tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan Dan simaklah itu sedu sedan, Mereka anak muda pengembara tiada sendiri, mengukir reformasi Karena jemu deformasi, dengarkan saban hari langkah sahabat- sahabatmu beribu menderu-deru Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu. Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu, Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi di Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena kalian berani Mengukir alfabet pertama dari gelombang ini dengan Darah arteri sendiri, Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang Matahari, tak mampu mengibarkan diri karena angin lama Bersembunyi, Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama, dan

ANALISIS PUISI TAUFIK ISMAIL BERDASARKAN TEORI MARXIS GEORGE LUKACS PENDAHULUAN

ANALISIS PUISI TAUFIK ISMAIL BERDASARKAN TEORI MARXIS GEORGE LUKACS PENDAHULUAN Menurut Selden (1986: 23), di antara kritik sastra, tradisi Marxis dianggap sebagai memiliki sejarah yang paling panjang. Tradisi ini diawali dengan gagasan-gagasannya mengenai peranan ideologi dan kebudayaan yang dikemukakan tahun 19840-an. Salah satu pernyataanya hingga sekarang banyak dikutip orang, sekaligus mendasari argumentasi penelitian kritik sosial adalah: “keberadaan sosial manusia menentukan kesadaran  sosialnya, bukan sebaliknya”. Argumensi ini jugalah yang dianggap sebagai dasarteori-teori Marxis selanjutnya, yang juga diadopsi oleh kritik kultural lain, termasuk teori kontemporer. Terlepas dari popularitasnya, argumentasi di atas jugalah yang merupakan titik awal kecurigaan orang-orang terhadap ideologi Marxis itu sendiri. Menurutnya, dengan mempertimbangkan dominasi keberadaan sosial manusia atas kesadarannya, maka secara tidak langsung mengarahkan mayarakat menjadi komunis. Secar