TUGAS KAJIAN PUISI = 1 (smtr 3) PBSI


Tugas
Kajian Puisi






Nama   : Eka Rahmady Hardianto
NIM    : AAB109083







Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangkaraya
Peluru Pertama
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Waktu peluru pertama meledak
Tak ada lagi hari minggu atau malam istirahat
Tangan penuh kerja dan mata berjaga
Mengawasi pantai dan langit yang hamil oleh khianat
Mulut dan bumi berdiam diri. Satunya suara
hanya teriak nyawa
yang terlepas dari tubuh luka,
atau jerit hati mendendam mau membalas kematian.
harap berjaga kita memasuki daerah perang.
kalau peluru pertama sudah meledak.
Kita harus paling dulu menyerang
dan mati atau menang.
Mintalah pamit pada anak dan keluarga dan bilang: Tak ada waktu buat cinta
dan bersenang. Kita simpan kesenian dan budaya di hari tua.
Kita mengangkat senjata selagi muda
dan mati atau menang.
















Petunjuk Pertama
            Perhatikanlah judulnya. Judul merupakan lubang kunci untuk menengok keseluruhan makna puisi. Melalui lubang kunci itu bias melihat apa yang ada dalam puisi itu.
            Judul biasanya menggambarkan keseluruhan makna atau identitas sebuah puisi. Judul bias juga memperlihatkan suatu yang unik dari puisi tesebut. Dengan melihat dan memehami judul kemungkinan gambaran keseluruhan makna atau keunikan sebuah puisi akan terbuka. Dengan demikian kita dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Dalam puisi ‘peluru pertama’ karya: Subagio Sastrowardojo. Peluru dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pelor, bulat agak panjang untuk mengisi senapan atau senjata api. Jadi, peluru petama merupakan suatu petunjuk untuk memulai pertempuran. Dengan cara diledakkan melalui pemicu yang terdapat pada bagian senapan, yang mudah digerakkan oleh ibu jari telunjuk.
Puisi di atas termasuk puisi afektif karena jika dilihat dari liriknya, puisi tersebut lebih menekankan pada tujuan akhir yaitu agar pembaca terpengaruh dan bergerak hatinya terhadap isi sajak yang dilantunkan. Karena penyair berusaha membangkitkan fungsi akal pikiran, perasaan dan perhatian penbaca terimbas ke dalam suasana hatinya.

Petunjuk Kedua
            Lihat kata yang dominan. Dua kata yang dominan pada puisi tersebut adalah ‘kita’ merupakan petunjuk pertama jamak dan ‘atau’ yang berarti bahwa yang satu sama dengan  yang lain.
Lihat uraian puisi di bawah ini tentang makna yang dominan yaitu kata ‘kita’
/Kita memasuki daerah perang/. Kalimat tersebut terdapat pada bait keempat larik ke sebelas. Kaliamt tersebut memiliki makna pemberitahuan yang dilakukan oleh orang pertama jamak.
/Kita harus paling dulu menyerang/. Kalimat tersebut terdapat pada bait kelima larik ke-13. Kalimat tersebut memiliki makna ajakan untuk menyerang lawan terlebih dahulu sebelum di serang.
/Kita simpan kesenian dan budaya di hari tua/. Kalimat tersebut terdapat pada bait ke delapan larik ke-16. Kalimat tersebut memiliki makna ajakan untuk menyimpan semua apa yang terjadi dalam ingatan berupa kesenian dan budaya pada usia tua nantinya.
/Kita mengangkat senjata selagi bisa/. Kalimat tersebut terdapat pada bait kesembilan larik ke-18. Kalimat kaliamt tersebut memliki makna ajakan untuk bersemangat dalam bertempur melawan para penjajah.
Uraian singkat tentang kata yang dominan pada kata ‘atau’.
/Tak lagi hari minggu atau malam istirahat/. Kalimat tersebut mengandung arti, bahwa pertempuran akan segera dimulai tidak ada kesempatan untuk bersantai-santai bahkan tidur sekalipun.
Satunya suara haya teriak nyawa
yang terlpas dari tubuh luka,
atau jerit hati mendendam atau membalas kematian/. Kalimat tersebut mengandung arti perasan penyair yang sedang mengungkapkan perasaannya dalam situasi pertempuran.
/mati atau menang/. Kalimat tersebut terdapat pada bait kelima dan sembilan. Kalimat tersebut memiliki makna tekat bulat denagn berani manantang penjajah, walaupun sampai harus mati.

Petunjuk Ketiga
            Salami makna konotatif, dangan makna tersebut penyair ingin membentuk suatu imaji atau citra tertentu di dalam sabuah puisi. Karena makna tersebut memiliki makna yang tidak lazim, maka kemungkinan mengartikan sebuh kata di dalam sebuah puisi dalam bentuk yang bermacam-macam.
            Makna konotatif pada puisi tersebut berbunyi: /langit yang hamil oleh khianat/, yang mengandung arti bahwa khianat tersebut telah mendarah daging dalm kehidupan manusia pada jaman penjajah. Penghianatan terjadi karena keinginan masyarakat bangsa Indonesia yang menginginkan kemerdekaan. Tidak mau selamanya dijajah oleh penjajah atau bangsa asing.

Petunjuk keempat
            Mencari makna yang terungkap di dalam larik atau bait puisi. Maksudnya adalah mencari makan yang lebih besar yang sesuai dengan struktur kaidah bahasa. Lihatlah puisi di atas, dalam kalimat /Kita memasuki daerah perang/. Kalimat tersebut member pengaruh yang besar, karena kaliamat tersebut menyatakan pemberitahuan dan peringatan.
            Pemberitahuan atau ajakan dalam potongan puisi tersebut dikemukakan oleh ‘aku’ orang pertama jamak kepada mereka sekalian dan makna peringatan mengandung arti larangan agar bersiap siaga dalam situasi pertempuran. Dimana kalimat tersebut member pesan dalam kehidupan kita harus berkonsentrasi dan siap siaga untuk menghadapi problem atau masalah yang terdapat dalm dunia ini yang datang sewaktu-waktu.

Petunjuk Kelima
            Menangkap pikiran atau maksud dalam puisi itu dalam puisi dengan cara memprosakan atau memparafrasekan puisi. Parafrase dalam puisi di atas dapat diketahui bahwa ia dalam puisi tersebut merupakan orang yang sangat penting bagi teman-temannya, karena dia dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi orang di sekelilingnya untuk merebut kemerdekaan. Dalam proses merebut kemerdekaan banyak rintangan dan hambatan baik dari diri sendiri maupun penjajah. Dia mengajak teman-temannya untuk tidak lupa berpamitan memohon doa restu kepada keluarganya masing-masing sebelum berperang melawan penjajah. Dia menjadi komandan dalam kelompoknya untuk merebut kemerdekaan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Pembelajaran Efektif di Sekolah Dasar

"Pemilihan Umum: Pilar Demokrasi dalam Membentuk Masa Depan Bangsa"

Sinopsis naskah Zetan