10 Januari 2012

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA== JIGSAW


MODEL PEMBELAJARAN BAHASA

Standar Kompetensi : Berbicara
Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen).
Kompetensi Dasar     : Menemukan unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen.    
Indikator                    : 1. Siswa mampu menentukan unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen.
                                      2. Siswa mampu menjelaskan unsur-unsur tersebut di depan kelas.
                                      3. Siswa mampu menentukan tokoh-tokoh dalam cerpen.
                                      4. Siswa mampu memberi tanggapan dalam isi cerpen.
Model pembelajaran : Model JIGSAW
Materi Pembalajaran :
·         Wacana sastra berupa buku-buku cerita pendek (cerpen)
Langkah-langkah :
1.      Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
2.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.      Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.      Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.      Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.      Guru memberi evaluasi
8.      Penutup



1.      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw (tim ahli) merupakan salah satu tipe yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Tipe jigsaw diterapkan dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang teridiri dari 5 atau 6 siswa. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks, dimana setiap anggota bertanggung jawan untuk mempelajari bagian-bagian tertentu dari pokok-pokok materi. Sebagai contoh topik materi “kegiatan perekonomian” seorang siswa mempelajari tentang produksi, siswa lain mempelajari konsumsi, siswa lain lagi mempelajari distribusi, dan siswa lainnya lagi mempelajari tentang harga, dan yang terakhir mempelajari keuntungan. Anggota dari berbagai kelompok yang mempelajari topik yang sama berkumpul untuk berdiskusi dan mempelajari topik bagiannya. Kumpulan dari siswa yang mempelajari satu topik yang sama ini dinamakan kelompok ahli (tim ahli). Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan apa yang telah dipelajari dari kelompok ahli tadi kepada anggota kelompok asal atau kelompknya sendiri. Untuk lebih jelas lihat ilustrasi dalam gambar berikut ini.
Kelompok Asal
(dibentuk dari kelompok asal siswa yang heterogen)Kelompok ahli terdiri dari satu siswa kelompok asal
Pada hakekatnya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengandalkan sesama teman sekelompoknya dalam memahami materi pembelajaran. Siswa bisa belajar dari sesama temannya dalam mempelajari suatu topik kajian. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa yang dikirim ke kelompok ahli, bertanggung jawab untuk mempelajari topik tertentu yang diberikan guru dan sekaligus membelajarkan kepada teman-teman kelompok asalnya. Dengan demikian siswa tersebut memiliki tanggung jawab mempelajari topik tertentu sampai memahami yang kemudian dibelajarkan kepada teman-teman kelompok asalnya.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok belajar, karena belajar dalam model kooperatif ini harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif”, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka antar kelompok dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok (Slavin,2001). Disamping itu, pola hubungan kerjasama memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan agar berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsihnya pada kelompoknya. Menurut Stahl (2005) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menempatkan siswa sebagai bagian penting dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.
Jadi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengembangkan suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, rileks di antara anggota kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh dan memberi masukan di antara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, moral dan keterampilan-keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran. Pola interaksi yang bersifat terbuka dan saling percaya sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar, karena setiap saat mereka bisa melakukan diskusi, saling membagi pengetahuan dan kemampuan serta saling mengoreksi antar sesama dalam belajar.
2.    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Tipe jigsaw atau tim ahli ini bisa menjadi alternatif yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama untuk melatih keterampilan sosial (social skill) dalam upaya mewujudkan tujuan pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial, yaitu: meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Model ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial akan menghasilkan beberapa keunggulan dan nilai lebih dalam upaya pengembangan potensi diri siswa, yaitu: ( Stahl, 2005 )
1. Meningkatkan rasa tanggung jawab individu
2. Menumbuhkan ketergantungan yang bersifat positif
3. Memungkinkan terbinanya hubungan yang bersifat terbuka
4. Memungkinkan pengembangan keterampilan-keterampilan sosial secara optimal
5. Melatih siswa untuk hidup bermasyarakat
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memfokuskan perhatian pada beberapa aspek, yaitu:
1. Penggabungan penggunaan tipe-tipe pembelajaran secara kelompok, seperti: formal
cooperative learning, informal cooperative learning, dan cooperative learning base on-
group.
2. Komponen-komponen dasar dalam bekerjasama, yaitu: ketergantungan yang positif,
interaksi langsung yang terbuka, kemampuan-kemampuan individual, keterampilan-
keterampilan sosial dan proses kerja kelompok.
3. Menumbuhkan suasana kerjasama rutin dalam kelas, seperti: penerapan model
pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran.
Disamping mendorong siswa dalam menuju ketercapaian tujuan, penerapan tipe jigsaw juga menumbuhkan kegairahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model tersebut menumbuhkan suasana pembelajaran yang dinamis, dimana siswa bukan hanya dijadikan obyek pembelajaran semata-mata melainkan juga sebagai tutor bagi siswa lainnya (Slavin, 2001). Hal ini karena setiap anggota kelompok memiliki dua tanggung jawab dasar, yaitu: (1) mempelajari dan memahami materi atau bahan ajar, (2) membantu teman belajarnya untuk mampu memahami dan mengerti seperti yang ada pada dirinya. Konsep tutor sebaya merupakan salah satu karakteristik tipe jigsaw, yaitu pada saat belajar secara kolaboratif dalam suasana kebersamaan di kelompok kecil, akan tumbuh berkembang interaksi yang positif di antara siswa. Selain itu, siswa bukan hanya berusaha memahami materi tetapi juga dituntut untuk mengembankan potensi dirinya secara optimal untuk kesuksesan kelompoknya.
2. Langkah-langkah Penerapan Tipe Jigsaw
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah peran guru dalam merancang struktur kelompok yang akan diterapkan pada siswa. Struktur kelompok yang teridiri dari 5 – 6 orang anggota tersebut harus bersifat hiterogen, sehingga pengenalan dan pemahaman guru terhadap siswa dan kelasnya sangat menentukan efektifitas dan produktifitas model ini, baik dalam perolehan hasil belajar maupun proses pelatihan dalam pengembangan keterampilan sosial siswa. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan tertulis yang diberikan guru. Misalnya dalam mempelajari topik “jenis-jenis pekerjaan”, seorang siswa mempelajari tentang jasa, siswa lainnya mempelajari produksi, siswa lainnya lagi mempelajari pegawai negeri sipil, sedangkan siswa lainnya lagi mempelajari pegawai swasta. Anggota kelompok lain yang temanya sama berkumpul membentuk kelompok sendiri, sehingga kelompok ini disebut kelompok ahli. Anggota kelompok ahli tersebut setelah kembali kepada kelompok asal menjadi nara sumber untuk tema yang dibahas pada kelompok ahli.
Berdasarkan konsepsi di atas, maka langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, secara umum dapat dijelaskan operasionalnya sebagai berikut: (Slavin, 2001 )
1. Langkah pertama yang dilakukan guru adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Disamping itu, guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Lalu guru membentuk kelompok ahli yang anggotanya merupakan utusan dari masing-masing kelompok asal. Dalam merancang program, guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa dari masing-masing kelompok ahli yang mencerminkan sistem kerja kelompok kecil. Artinya bahwa materi dan tugas itu untuk dibelajarkan pada kelompok ahli dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok ahli. Untuk memulai pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang dicapai dan diperlihatkan siswa. Hal ini perlu dikemukakan agar siswa memahami apa yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Langkah kedua, dalam kegiaan pembelajaran di kelas, guru membimbing dan mengarahkan masing-masing kelompok ahli tentang tema tertentu agar ketika kembali kepada kelompok asal, siswa dari kelompok ahli bisa memberi penjelasan pada teman-temannya di kelompok asal. Guru tidak lagi menyampaikan seluruh tema materi secara panjang lebar kepada seluruh kelompok karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan anggota tim ahli kepada kelompok asal. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi agar siswa memiliki wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat siswa belajar secara berkelompok, guru melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar obervasi yang telah dirancang sebelumnya.
3. Langkah ketiga, dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru membimbing dan mengarahkan siswa baik secara individual maupun kelompok dalam hal memahami materi maupun sikap serta perilaku siswa selama kegiatan belajarnya. Pemberian pujian dan kritik membangun merupakan aspek yang penting untuk dilakukan guru pada saat siswa bekerja dalam kelompok. Ketika siswa terlibat dalam diskusi dalam masing-masing kelompok, guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa baik secara individual maupun secara klasikal.
4. Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini guru bertindak sebagai moderator. Dalam melakukan refleksi diri, guru tetap berperan sebagai mediator dan moderator aktif. Artinya, pengembangan ide, saran dan kritik terhadap proses pembelajaran harus diupayakan berasal dari siswa, kemudian barulah guru melakukan perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran dan kritik yang berkembang.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, guru harus mampu mengcover kehidupan masyarakat dalam suasana pembelajaran di kelas sehingga siswa mempunyai konsep dan merasakan suasana masyarakat yang sebenarnya. Dengan demikian siswa mampu memahami sedini mungkin realita masyarakat yang akan diterjuni kelak di kemudian hari.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dikembangkan dalam tulisan ini, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan, antara lain:
  1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bisa mempunyai kontribusi yang efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar apabila guru memiliki kreatifitas kinerja yang profesional dalam mengembangkan pembelajaran di kelas.
  2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan pemahaman materi, pengembangan sikap dan keterampilan sosialnya. Peningkatan hasil belajar siswa ini diperoleh dari suasana keterbukaan dan kepedulaian guru dalam mengembangkan iklim pembelajaran demokratis, terbuka, kooperatif dan kolaboratif akademik dalam iklim kemitraan.
  3. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan kreatif serta interaktif. Dalam model pembelajaran ini ada upaya peningkatan kegairahan, motivasi, dan keakraban antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa lainnya. Peran guru sebagai manager pembelajaran yang demokratis sangat menentukan aktifitas interaksi dan kreatifitas ber-interaktif.




EVALUAIS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


EVALUAIS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Desen : Prof. Petrus Poerwadi



















Oleh
Nama   : Eka Rahmady Hardianto     
NIM    : AAB 109083





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2012













Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah                                     :     SMP NUSA INDAH
Mata Pelajaran                       :     Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester                   :     VII /II
Standar Kompetensi            :     Berbicara
                                                            1. Menungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita
 Kompetensi Dasar               :     1.2 Menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan dan alasan menidolakannya denagn pilihan kata yang sesuai.
Indikator                                   :     (1). Mampu mengemukakan identitas tokoh yang diidolakan.
                                                            (2). Mampu menungkapkan keunggulan atau kelebihan tokoh yang diidolakan.
                                                            (3). Mampu mengungkapkan alasan mengapa mengidolakan tokoh tersebut.
Alokasi Waktu                         :     2 X 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaran ini siswa mampu mengemukakan identitas tokoh yang diidolakan, keunggulan atau kelebihan serta alasanya mengapa mengidolakan tokoh tersebut sesuai dengan bahasa yang sesuai.
B. Materi Pembelajaran
     1. Identitas Tokoh
         Nama lengkap       : David Robert Josep Beckham
         Nama panggilan: David Beckham
         Hobi                           : Bermain sepak bola
         Sekolah                    : Roger Morgan Soccer School
         Nama Club              : Manchaster United dan Real Mardid
                                             2. Keunggulan atau Kelebihan Tokoh
                                             Pada saat dia berumur 13 tahun Beckham telah ditarik oleh Manchaster United di tim junior. Sejak musim 1995/1996 Beckham mendapat posisi mantap sebagai sayap kanan tim inti Manchaster United. Pada tahun 2003 Beckaham bergabung dengan tim sepak bola yang memiliki para pemain terbaik di dunia, Real Mardid.
                                             3. Alasan Mengidolakan Tokoh
     Saya mengidolakan salah satu pemain sepak bola dari Inggris yang bernama lengkap David Robert Josep Beckham atau akrab di panggil dengan David Beckham karena dia seorang pemain bola yang hebat. Sejak usia 13 tahun dia sudah ditarik oleh Manchaster United di tim junior dan dia juga bergabung dengan tim sepak bola yang memiliki para pemain terbaik di dunia.
                                             4. Menceritakan Tokoh  Idola
                                             Saya gemar sepak bola. Hampir setiap hari saya bermain sepak bola bersama teman-teman. Saya juga suka menonoton pertandingan sepak bola. Menurut saya, menonton pertandingan sepak bola itu sangat menyenangkan. Apalagi jika yang bermain adalah pemain idola.
                                             Saya mengidolakan salah satu pemain sepak bola dari Inggris. Nama lengkapnyaDavid Robert Josep Beckham atau akrab di panggil dengan David Beckham. Pada masa kecilnya David Beckham mempunyai hobi bermain sepak bola bersama ayahnya. Saat SD Beckham bergabung dengan tim sekolahnya. Untuk menyalurkan kegemarannya itu, oleh orang tuanya dia dimasukkan ke sekolah sepak bola Roger Morgan Soccer School. Karena bakatnya, sejak usia 13 tahun Beckham telah ditarik oleh Manchaster United di tim junior. Sejak musim 1995/1996 Beckham mendapat posisi mantapsebagai sayap kanan tim inti Mancheter United.
                                             Beckham bergabung dengan Manchester United selama 13 tahun. Pada tahun 2003 Beckham bergabung dengan tim sepak bola yang memiliki para pemain terbaik di dunia, Real Mardid. Beckham bergabung dengan Real mardid hingga sekarang.  
C. Metode Pembelajaran
     a. Tanya jawab
     b. Refleksi

D. Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan awal
    1. Guru menyapa siswa.
    2. Guru mengecek kehadiran siswa.
    3. Guru menyampaikan SK, KD dan Indikator yang ingin dicapai.
    4. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.
                  
                     2. Kegiatan inti
     a. Guru memberi contoh membacakan tentang tokoh idola yang ada dalam buku paket.
     b. Guru bertanya jawab tentang tokoh-tokoh terkenal.
     c. Guru membentuk siswa dalam 4-6 kelompok
     d. Guru memberikan wacana tentang tokoh idola yang berbeda dalam setiap kelompok dan mempelajarinya bagian sub-sub materi tentang keunggulan atau kelebihan tokoh dalam wacana yang dibagikan.
     e. Setiap perwakilan dari kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli (tim ahli)
     f.  Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya tim ahli menjelaskan apa yang telah dibahas tersebut kepada kelompok asal dan anggota mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
     g. Kelompok ahli kembali menjelaskan hasil diskusi tersebut di depan kelas dalam setiap kelompoknya.
     h. Guru dan murid mengambil kesimpulan tentang materi yang dibahas.
    
3. Kegiatan akhir
     a. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang materi yang baeu saja dibahas.
     b. siswa mendapatkan tugas untuk mencari artikel di majalah,koran atau surat kabar tentang tokoh idolanya.
E. Sumber Bahan
     Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas VII/Maryati, Sutopo Penerbit: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal: 78-80
F. Penilaian
     a. Teknik                           :    Diskusi Kelompok
     b. Soal Penugasan         :
           Carilah tokoh yang kamu idolakan kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Sebutkan Identitas tokoh dalam bacaan tersebut!
Pedoman Penskoran
Kegiatan
Skor
1.       Siswa mampu menentukan identitas tokoh dengan tepat
2.       Siswa kurang mampu menentukan identitas tokoh
3.       Siswa tidak mampu dalam menentukan identitas tokoh
2

1


2. Sebutkan keunggulan tokoh yang kamu idolakan!

Kegiatan
Skor
4.       Siswa mampu menentukan keunggulan tokoh dengan tepat
5.       Siswa kurang mampu menentukan keunggulan tokoh dengan tepat
6.       Siswa tidak mampu dalam menentukan keunggualan tokoh dengan tepat
3
2



1

3.       Sebtutkan alasan mengapa kamu mengidolakan tokoh tersebut!


Kegiatan
Skor
4.   Siswa mampu menyamapikan alasan dengan tepat
5.   Siswa kurang mampu menyampaikan alasan dengan tepat
6.   Siswa tidak mampu menyampaikan alasan dengan tepat
3
2

      1

4. Ceritakanlah tentang tokoh idolamu di depan kelas.

Kegiatan
Skor
7.   Siswa mampu bercerita sesuai dengan bahasa dan pilihan kata yang tepat
8.   Siswa kurang mampu bercerita sesuai dengan bahasa dan pilihan kata yang tepat
9.   Siswa tidak mampu bercerita sesuai dengan bahasa dan pilihan kata yang tepat
3
2




     1
 Skor maksimal:11
Nomor 1: 2
Nomor 2: 3
Nomor 3: 3
Nomor 4: 3
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
           Nilai akhir =

 

                                     KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR
                                                             (KKM)

       Kompleksitas : Tinggi  : 1
                                Sedang : 2
                                Rendah : 3

       Daya dukung : Tinggi   : 3
                                Sedang  : 2
                                Rendah : 1

       Intake            :  Tinggi  : 3
                                Sedang : 2
                                Rendah : 1


        KKM : (A+B+C) X 100
                          9
                   : (2+3+2) X 100
                          9
                   : 77,7 : 78
       


cerpen----Akibat Buah Rambutan



Akibat Buah Rambutan
Oleh: Eka Rahmady Hardianto

Musim kemarau berganti dengan musim penghujan, dari musim duren hingga musim rambutan. Penyakit demam berdarah menjadi fenomena di desaku, hampir tiap tahun di desaku ada orang yang terkena demam berdarah, akupun menjadi salah satu korbannya. Penyakit itu membuatku masuk rumah sakit. Ketika itu di desaku lagi musim rambutan, buah rambutan itu yang menjadi awal penyakit demam berdarah menyerangku. Larangan orang tuaku sebanarnya sudah mengingatkanku untuk tidak makan buah rambutan itu, tetapi karena aku melanggar nasihat ibuku, penyakit demamku kambuh.
      “Eka, kalau makan rambutannya jangan banyak-banyak, nanti demam kamu bisa kambuh,” ucap ibu ketika aku sedang makan buah rambutan.
      “Tidak apa-apa Bu, emangnya makan buah rambutan bisa membuat sakit,” ucapku dengan santai.
      “Dibilangin orang tua kok membantah!” ucap ibuku kembali padaku dengan nada yang meninggi.
            “Ya, Bu,” jawabku singkat, sambil mengupas kulit rambutan seolah tidak menghiraukan nasihat Ibu.
            “Awas, nanti kalau kamu sakit demam lagi!” bentak ibuku sembari meninggalkanku .
            “Ya Bu, tenang saja tidak akan kambuh,” ujarku acuh.
Buah rambutan itu seakan menggodaku untuk terus mamakannya, begitu enak rasanya di lidahku, sampai-sampai kulit rambutan berserakan di sekelilingku. Aku tak bisa mengendalikan nafsuku untuk makan buah rambutan itu sampai aku kenyang.
Selang beberapa waktu hal buruk itu akhirnya menimpaku. Penyakit demamku kambuh, badanku terasa panas namun ketika siang dan sore hari tubuhku menggigil kedinginan. Aku tak menyangka penyakit itu akan datang lagi. Sampai-sampai aku tidak bisa bangun dari tempat tidurku. Dulu penyakit ini pernah datang menghampiriku dengan sebab yang sama, makan buah rambutan terlalu banyak.
”Bu, aku tidak enak badan ni, kayaknya demamku kambuh?” ucapku pada ibuku.
“Ya kan, sudah Ibu bilang kemarin, jangan makan buah rambutan banyak-banyak,” ucap ibuku.
“Ya bu, aku tidak tahu akan seperti ini jadinnya,” ucapku.
“Ya sudah, besok-besok jangan diulangi lagi. Ibu kasih nasihat itu untuk kebaikan kamu juga,” ucap ibuku sembari memegang dahiku.
“Ya Bu, maafkan aku tidak mendengarkan ucapan Ibu,” jawabku.
“Besok kita pergi ke rumah sakit, kalau panas badanmu tidak menurun,” ucap ibu sembari memberiku obat penurun panas .
“Ya, Bu,” jawabku singkat.
Penyakit demamku ini telah membatku tidak berdaya, badan terasa lemah, lesu, lemas, letih, dan makan pun tidak enak. Aku hanya berbaring di tempat tidur yang membuatku sangat bosan. Akhirnya pada siang harinya aku diantar oleh ayah dan ibuku pergi kerumah sakit dengan menggunakan mobil tetanggaku, yang kebetulan tidak kerja. Aku hanya terbaring saja dalam mobil itu, badanku menggigil kedinginan. Sesampainya dirumah sakit aku langsung saja masuk ruwang UGD. Aku tidak tahu bahwa suster rumah sakit sudah memasangkan impus pada lenganku. Aku tersadar sudah dalam kedaan di ruang inap rumah sakit.
Aku merasa telah mendapat peringatan dari Allah, atas semua perbuatanku yang tidak mendengarkan perkataan ibuku yang melarangku untuk makan buah rambutan.
“Seandainya saja aku mendengarkan perkataan ibuku, pasti tidak akan seperti ini jadinya,” gumamku dalam hati.





Kampus PBSI FKIP Unpar 2012