MODEL PEMBELAJARAN BAHASA== JIGSAW
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA
Standar
Kompetensi : Berbicara
Memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen).
Kompetensi Dasar : Menemukan unsur-unsur instrinsik dan
ekstrinsik dalam cerpen.
Indikator : 1. Siswa mampu menentukan
unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen.
2. Siswa mampu
menjelaskan unsur-unsur tersebut di depan kelas.
3. Siswa mampu menentukan tokoh-tokoh dalam
cerpen.
4. Siswa mampu memberi tanggapan dalam isi
cerpen.
Model pembelajaran : Model JIGSAW
Materi Pembalajaran
:
·
Wacana sastra berupa buku-buku cerita
pendek (cerpen)
Langkah-langkah
:
1.
Siswa dikelompokkan ke dalam 4
anggota tim
2.
Tiap orang dalam tim diberi bagian
materi yang berbeda
3.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang ditugaskan
4.
Anggota dari tim yang berbeda yang
telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.
Setelah selesai diskusi sebagai tim
ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu
tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil
diskusi
7.
Guru memberi evaluasi
8.
Penutup
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran
Kooperatif tipe jigsaw (tim ahli) merupakan salah satu tipe yang efektif untuk
diterapkan dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Tipe jigsaw diterapkan
dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang teridiri dari 5 atau 6
siswa. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks, dimana
setiap anggota bertanggung jawan untuk mempelajari bagian-bagian tertentu dari
pokok-pokok materi. Sebagai contoh topik materi “kegiatan perekonomian” seorang
siswa mempelajari tentang produksi, siswa lain mempelajari konsumsi, siswa lain
lagi mempelajari distribusi, dan siswa lainnya lagi mempelajari tentang harga,
dan yang terakhir mempelajari keuntungan. Anggota dari berbagai kelompok yang
mempelajari topik yang sama berkumpul untuk berdiskusi dan mempelajari topik
bagiannya. Kumpulan dari siswa yang mempelajari satu topik yang sama ini
dinamakan kelompok ahli (tim ahli). Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke
kelompok asal untuk mengajarkan apa yang telah dipelajari dari kelompok ahli
tadi kepada anggota kelompok asal atau kelompknya sendiri. Untuk lebih jelas
lihat ilustrasi dalam gambar berikut ini.
Kelompok Asal
(dibentuk dari kelompok asal siswa yang heterogen)Kelompok
ahli terdiri dari satu siswa kelompok asal
Pada
hakekatnya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengandalkan sesama
teman sekelompoknya dalam memahami materi pembelajaran. Siswa bisa belajar dari
sesama temannya dalam mempelajari suatu topik kajian. Dalam model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw siswa yang dikirim ke kelompok ahli, bertanggung
jawab untuk mempelajari topik tertentu yang diberikan guru dan sekaligus
membelajarkan kepada teman-teman kelompok asalnya. Dengan demikian siswa
tersebut memiliki tanggung jawab mempelajari topik tertentu sampai memahami
yang kemudian dibelajarkan kepada teman-teman kelompok asalnya.
Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok
belajar, karena belajar dalam model kooperatif ini harus ada “struktur
dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif”, sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka antar kelompok dan hubungan-hubungan yang
bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok (Slavin,2001).
Disamping itu, pola hubungan kerjasama memungkinkan timbulnya persepsi yang
positif tentang apa yang dapat mereka lakukan agar berhasil berdasarkan
kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsihnya pada kelompoknya. Menurut
Stahl (2005) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menempatkan siswa
sebagai bagian penting dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai suatu hasil
yang optimal dalam belajar.
Jadi
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengembangkan suasana belajar
yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, rileks di antara
anggota kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh dan
memberi masukan di antara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai,
moral dan keterampilan-keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
Pola interaksi yang bersifat terbuka dan saling percaya sangat penting bagi
siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar, karena setiap saat mereka
bisa melakukan diskusi, saling membagi pengetahuan dan kemampuan serta saling
mengoreksi antar sesama dalam belajar.
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif. Tipe jigsaw atau tim ahli ini bisa menjadi
alternatif yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, terutama untuk melatih keterampilan sosial (social skill)
dalam upaya mewujudkan tujuan pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial, yaitu:
meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, baik secara nasional maupun global. Model ini memungkinkan siswa untuk
terlibat secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial akan menghasilkan beberapa keunggulan dan nilai lebih dalam
upaya pengembangan potensi diri siswa, yaitu: ( Stahl, 2005 )
1.
Meningkatkan rasa tanggung jawab individu
2.
Menumbuhkan ketergantungan yang bersifat positif
3.
Memungkinkan terbinanya hubungan yang bersifat terbuka
4.
Memungkinkan pengembangan keterampilan-keterampilan sosial secara optimal
5. Melatih
siswa untuk hidup bermasyarakat
Penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial memfokuskan perhatian pada beberapa aspek, yaitu:
1.
Penggabungan penggunaan tipe-tipe pembelajaran secara kelompok, seperti: formal
cooperative
learning, informal cooperative learning, dan cooperative learning base on-
group.
2.
Komponen-komponen dasar dalam bekerjasama, yaitu: ketergantungan yang positif,
interaksi
langsung yang terbuka, kemampuan-kemampuan individual, keterampilan-
keterampilan
sosial dan proses kerja kelompok.
3.
Menumbuhkan suasana kerjasama rutin dalam kelas, seperti: penerapan model
pembelajaran
kooperatif dalam kegiatan pembelajaran.
Disamping
mendorong siswa dalam menuju ketercapaian tujuan, penerapan tipe jigsaw
juga menumbuhkan kegairahan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model
tersebut menumbuhkan suasana pembelajaran yang dinamis, dimana siswa bukan
hanya dijadikan obyek pembelajaran semata-mata melainkan juga sebagai tutor
bagi siswa lainnya (Slavin, 2001). Hal ini karena setiap anggota kelompok
memiliki dua tanggung jawab dasar, yaitu: (1) mempelajari dan memahami materi
atau bahan ajar, (2) membantu teman belajarnya untuk mampu memahami dan
mengerti seperti yang ada pada dirinya. Konsep tutor sebaya merupakan salah
satu karakteristik tipe jigsaw, yaitu pada saat belajar secara
kolaboratif dalam suasana kebersamaan di kelompok kecil, akan tumbuh berkembang
interaksi yang positif di antara siswa. Selain itu, siswa bukan hanya berusaha
memahami materi tetapi juga dituntut untuk mengembankan potensi dirinya secara
optimal untuk kesuksesan kelompoknya.
2.
Langkah-langkah Penerapan Tipe Jigsaw
Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw adalah peran guru dalam merancang struktur
kelompok yang akan diterapkan pada siswa. Struktur kelompok yang teridiri dari
5 – 6 orang anggota tersebut harus bersifat hiterogen, sehingga pengenalan dan
pemahaman guru terhadap siswa dan kelasnya sangat menentukan efektifitas dan
produktifitas model ini, baik dalam perolehan hasil belajar maupun proses
pelatihan dalam pengembangan keterampilan sosial siswa. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan tertulis yang
diberikan guru. Misalnya dalam mempelajari topik “jenis-jenis pekerjaan”,
seorang siswa mempelajari tentang jasa, siswa lainnya mempelajari produksi,
siswa lainnya lagi mempelajari pegawai negeri sipil, sedangkan siswa lainnya
lagi mempelajari pegawai swasta. Anggota kelompok lain yang temanya sama
berkumpul membentuk kelompok sendiri, sehingga kelompok ini disebut kelompok
ahli. Anggota kelompok ahli tersebut setelah kembali kepada kelompok asal
menjadi nara sumber untuk tema yang dibahas pada kelompok ahli.
Berdasarkan
konsepsi di atas, maka langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, secara umum
dapat dijelaskan operasionalnya sebagai berikut: (Slavin, 2001 )
1. Langkah pertama yang dilakukan
guru adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini guru
mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam
pembelajaran. Disamping itu, guru juga menetapkan sikap dan
keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan
oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Lalu guru membentuk kelompok
ahli yang anggotanya merupakan utusan dari masing-masing kelompok asal. Dalam
merancang program, guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa
dari masing-masing kelompok ahli yang mencerminkan sistem kerja kelompok kecil.
Artinya bahwa materi dan tugas itu untuk dibelajarkan pada kelompok ahli dan
dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok ahli. Untuk memulai
pembelajaran, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial
yang dicapai dan diperlihatkan siswa. Hal ini perlu dikemukakan agar siswa
memahami apa yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Langkah kedua, dalam kegiaan
pembelajaran di kelas, guru membimbing dan mengarahkan masing-masing kelompok
ahli tentang tema tertentu agar ketika kembali kepada kelompok asal, siswa dari
kelompok ahli bisa memberi penjelasan pada teman-temannya di kelompok asal.
Guru tidak lagi menyampaikan seluruh tema materi secara panjang lebar kepada
seluruh kelompok karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan anggota
tim ahli kepada kelompok asal. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi agar siswa
memiliki wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada
saat siswa belajar secara berkelompok, guru melakukan monitoring dan
mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar obervasi yang telah
dirancang sebelumnya.
3. Langkah ketiga, dalam melakukan
observasi terhadap kegiatan siswa, guru membimbing dan mengarahkan siswa baik
secara individual maupun kelompok dalam hal memahami materi maupun sikap serta
perilaku siswa selama kegiatan belajarnya. Pemberian pujian dan kritik
membangun merupakan aspek yang penting untuk dilakukan guru pada saat siswa
bekerja dalam kelompok. Ketika siswa terlibat dalam diskusi dalam masing-masing
kelompok, guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa baik secara
individual maupun secara klasikal.
4. Langkah keempat, guru memberikan
kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini guru bertindak sebagai moderator.
Dalam melakukan refleksi diri, guru tetap berperan sebagai mediator dan
moderator aktif. Artinya, pengembangan ide, saran dan kritik terhadap proses
pembelajaran harus diupayakan berasal dari siswa, kemudian barulah guru
melakukan perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran dan kritik yang
berkembang.
Dalam model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, guru harus mampu mengcover
kehidupan masyarakat dalam suasana pembelajaran di kelas sehingga siswa
mempunyai konsep dan merasakan suasana masyarakat yang sebenarnya. Dengan
demikian siswa mampu memahami sedini mungkin realita masyarakat yang akan
diterjuni kelak di kemudian hari.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang
dikembangkan dalam tulisan ini, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan, antara
lain:
- Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bisa mempunyai kontribusi yang efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar apabila guru memiliki kreatifitas kinerja yang profesional dalam mengembangkan pembelajaran di kelas.
- Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan pemahaman materi, pengembangan sikap dan keterampilan sosialnya. Peningkatan hasil belajar siswa ini diperoleh dari suasana keterbukaan dan kepedulaian guru dalam mengembangkan iklim pembelajaran demokratis, terbuka, kooperatif dan kolaboratif akademik dalam iklim kemitraan.
- Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan kreatif serta interaktif. Dalam model pembelajaran ini ada upaya peningkatan kegairahan, motivasi, dan keakraban antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa lainnya. Peran guru sebagai manager pembelajaran yang demokratis sangat menentukan aktifitas interaksi dan kreatifitas ber-interaktif.