TUGAS KELOMPOK Mata Kuliah STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
TUGAS
KELOMPOK
Mata
Kuliah
STRATEGI
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Dosen
: Prof. Petrus Poerwadi.
Disusun
Oleh
Kelompok
IV
Andreas AAB 109078
Eka
Rahmady H. AAB 109083
Ade
Kurniawan AAB 109087
Elly
Nurmasari AAB 109092
Rima
Wardani AAB 109118
Wisnul
Khotimah AAB 108032
Reny
Yulianti M. AAB 108003
Iyut
Handayani AAB 109102
Winda
Liana AAB 109097
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita Panjatkan
Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Berkat dan Rahmat-Nyalah kami dapat
manyusun makalah mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Makalah ini merupakan tugas kelompok yang wajib dibuat oleh setiap kelompok, untuk dijadikan
bahan praktik pembelajaran dalam kelas sesuai dengan model pembelajaran.
Semoga dengan disusunya makalah kami ini,
dapat memberi pengetahuan atau wawasan kita semua dan bermanfaat bagi semua
orang.
Kami meyadari makalah yang di susun ini, jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan agar dapat menjadi lebih baik nantinya.
Palangkaraya, 9 Januari 2011
Penyusun
Kelompok 4
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A.
Identitas
Nama Sekolah :
SMP SARJANA
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
VII/ I
Alokasi Waktu :
2 x 45 menit
Aspek :
Berbicara
Standar Kompetensi
: Mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita.
Kompetensi
Dasar : Bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal,
intonasi, gestur, dan mimik yang tepat
Indikator
:
Ø Siswa dapat bercerita dengan urutan yang baik
Ø Siswa dapat bercerita dengan suara yang lantang
Ø Siswa dapat bercerita menggunakan lafal bunyi vokal (e,o,u)
B.
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa mampu
bercerita dengan urutan yang baik
2.
Siswa mampu
bercerita dengan suara yang lantang
3.
Siswa mampu
bercerita menggunakan lafal bunyi vocal (e,o,u)
C.
Materi Pembelajaran
1. Bercerita dengan
Baik
Apakah kamu senang
bercerita? Apa saja yang sering kamu ceritakan? Banyak
sekali hal yang dapat
dijadikan bahan cerita. Kamu dapat bercerita tentang
kegemaranmu, kegiatanmu
sehari-hari, pengalamanmu, perasaanmu, atau seorang
yang menjadi idolamu.
Segala sesuatu yang kamu alami atau ketahui dapat
dijadikan bahan cerita.
Kepada siapa kamu
sering bercerita? Kepada siapa pun kamu bercerita, pasti
kamu ingin orang yang
mendengarkan ceritamu menjadi tertarik dan memerhatikan
sampai selesai.
Pernahkah kamu diacuhkan saat bercerita? Bagaimana rasanya?
Kamu pasti merasa sedih
dan kecewa karena tidak diperhatikan. Lalu bagaimana
agar ceritamu terdengar
menarik dan diperhatikan oleh orang lain? Hal-hal yang
harus diperhatikan
dalam menyampaikan cerita adalah sebagai berikut.
a. Suara
Suara merupakan modal
utama dalam bercerita. Usahakan suaramu
disesuaikan dengan
pendengar dan ruangan yang ada.
b. Pelafalan dan
artikulasi
Pelafalan setiap kata
harus tepat dengan artikulasi yang sesuai sehingga cerita dapat ditangkap
dengan jelas oleh pendengar.
Teks bacaan:
Bacalah cerita berikut dengan baik dan pahami isi ceritanya! Kemudian
ceritakan
kembali di depan kelas secara bergantian!
Botak
Oleh:
Aning Panca A
Hari ini vila megah itu
dibersihkan. Sudah lama tidak ada penghuninya.
Ayahku bertugas mengurusi vila
itu. Kata Ayah, villa itu milik seorang pengusaha
kaya di Jakarta. Minggu depan
anak bungsu pemilik vila itu akan tinggal di
sana untuk beberapa saat. Itu
sebabnya vila itu harus dibersihkan.
Sore ini ibu memintaku untuk
membantu membawa barang-barang dari
warung. Setelah sampai rumah,
kuletakkan barang bawaan ibu di dapur. Aku
pun segera mandi sebab aku ingin
ikut ayah pergi ke kota. Ada beberapa barang
yang harus dibeli.
"Ayah, siapa nama anak
pemilik vila itu?" tanyaku sepulang dari kota.
"Namanya Non Bunga. Dia
nanti ditemani kakeknya," jelas Ayah. "Kalau
tidak salah, Non Bunga itu sebaya
kamu," kata Ayah lagi.
"Jadi, sekarang dia kelas
VII SMP juga?" tanyaku lagi. Ayah mengangguk.
Sabtu siang. Penghuni baru vila
itu telah datang. Suasana di vila yang sunyi
itu tiba-tiba menjadi agak ramai.
Namun, aku belum melihat anak perempuan
yang bernama Bunga.
"Wah, mobil itu mewah
sekali," kataku sambil melihat-lihat ke dalam mobil.
"Kapan ya bisa naik mobil
seperti ini?" seruku.
Karena terlalu asyik mengamati
mobil itu, aku tidak tahu kalau ada mata
yang melihat aku dari tadi.
Seorang kakek bermata ramah.
"Sekarang juga bisa. Kakek
bisa mengantarmu jalan-jalan nanti sore. Kamu
Budi, kan?" tanya Kakek itu.
Senyumnya ramah juga.
"Dari mana Kakek tahu?"
"Kakek kenal bapakmu sejak
hari pertama dia bekerja di vila ini. Waktu itu
kamu masih kecil, lincah sekali.
Kakek sampai kewalahan menggendongmu."
"Wah, berarti…berarti Kakek
ini kakeknya Bunga ya?" tanyaku gembira.
"Benar. Kakek akan tinggal
di sini menemani Bunga. Ayah Bunga sibuk
dengan urusan kantornya, jadi
tidak bisa menemani Bunga di sini," jelasnya.
"Katanya Bunga sakit ya,
Kek?" tanyaku penasaran.
"Iya. Sejak kecil Bunga
memang sering jatuh sakit. Ia jarang bertemu orang.
Akibatnya, Bunga tidak punya
banyak teman."
"Saya mau jadi
temannya."
"Ayo, kenalan dengan Bunga
sekarang," ajak Kakek bersemangat.
24 Aktif Berbahasa Indonesia
Kelas VII SMP/MTs
Aku dan Kakek lalu masuk ke
ruangan tengah vila. Di situ tampak seorang
anak dengan kepala plontos. Ia
duduk di atas koper memunggungi kami. Tak
mungkin itu Bunga, pikirku, sebab
Bunga anak perempuan, bukan laki-laki. Tidak
mungkin anak botak itu Bunga!
"Bunga….ada teman yang mau
kenalan denganmu sayang," Kakek
memegang bahu anak botak itu.
Astaga, ternyata dia memang Bunga!
"Waaah… botak!"
celetukku tiba-tiba. Aku sendiri kaget dengan katakataku.
Seketika itu muka Bunga merah
padam. Kakek juga kaget. Mata Bunga
berkaca-kaca. Boneka yang
didekapnya dilempar ke arahku. Kena ke mukaku.
Aku hanya bisa berlari keluar
ruangan. Malu sekali rasanya. Tak kusangka
aku telah berbuat yang tidak
sopan. Bagaimana kalau kakek Bunga marah
padaku? Kalau Ayah dipecat
gara-gara aku? Aku terus berlari.
Lalu sebuah tangan memegang
bahuku dari belakang. Ternyata kakek
Bunga. Aku tidak mau dianggap
anak yang tidak sopan. Aku segera minta maaf.
"Maafkan Budi, Kek! Budi
tidak bermaksud untuk tidak sopan. Tadi betulbetul
tidak sengaja."
"Tenang saja…" kata
Kakek. "Kakek tahu kamu tidak punya niat seperti
itu. Tapi bagaimanapun kamu harus
minta maaf pada Bunga. Kamu sudah
menyinggung perasaannya."
"Saya akan minta maaf,
Kek" kataku "Tapi, apa Bunga akan memaafkan
saya?
Saya khawatir dia tidak akan
memaafkan saya,Kek."
"Kalau belum dicoba, kamu tidak
bisa bilang seperti itu."
Tiba-tiba aku mendapat ide.
Menurutku, Bunga akan memaafkan aku jika
aku melakukan suatu hal. Menurut
Kakek, ideku itu bagus. Jadi, aku harus minta
izin orang tua.
Aku pun bergegas lari pulang.
Kuceritakan ideku pada ibu. Menurut
ibu aku harus bertanggung jawab
atas semua perbuatanku. Ibu mengizinkan
aku melaksanakan ideku.
Kakek lalu mengantarku ke kota.
Aku dan Kakek baru tiba di vila
pada sore hari. Aku segera
menemui Bunga.
"Bunga… aku mau minta maaf
atas kejadian tadi siang, " kataku sambil
tertunduk. Aku bisa merasakan
Bunga menatapku tajam. "Karena itu…
sebagai tanda permintaan maafku
yang tulus… aku membotaki kepalaku…"
kataku sambil melepas topi.
"Maafkan aku yaaa…" kataku memelas.
Tiba-tiba Bunga tertawa lepas
sambil berkata, "Hahaha… lucu, kamu
lucu sekali…"
Aku lega. Ternyata Bunga
memaafkan aku.
Siapa Idolamu? 25
Tugas 2.2
"Aku minta maaf ya, tadi
melempar kamu dengan boneka," katanya sambil
mengulurkan tangan.
Sejak saat itu, kami bersahabat.
Teman-teman sekelas sering bermain
bersama kami di vila Bunga. Kami
pun membentuk kelompok yang disebut
"B" yang berarti Botak.
Walaupun yang botak hanya aku dan Bunga.
Sumber: Bobo
No. 46/XXXIV, 22 Februari 2007
D.
Metode Pembelajaran
4. Cooperative Script
E.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan
Awal (10 menit)
a. Guru menyapa siswa.
b.Guru mengecek kehadiran
siswa.
c. Guru menyampaikan SK, KD dan Indikator yang ingin dicapai.
d.
Guru mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
(60 menit)
1. Guru menjelaskan materi mengenai bercerita dengan
urutan yang baik dengan memperhatikan suara dan lafal yang jelas.
2. Guru memberikan contoh bercerita dengan urutan yang
baik dengan memperhatikan suara dan lafal yang jelas.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari dua siswa.
4. Guru memberikan lembar tugas yang berupa sebuah cerita
dan lembar penilaian
5. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
6. Siswa yang sudah ditunjuk pertama kali sebagai
pembicara, kedepan menyampaikan cerita yang sudah ditetapkan.
7. Siswa yang berperan sebagai pendengar,
menyimak/mengoreksi hasil kegiatan yang telah disampaikan pembicara.
8. Siswa bertukar peran yang semula sebagai pembicara
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya kegiatan dilakukan seperti diatas.
3. Kegiatan Penutup (20 menit)
1.
Guru mengoreksi kegiatan
yang dilakukan siswa.
2.
Guru dan siswa
menyimpulkan materi yang disampaikan.
3.
Guru
menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya.
4.
Guru menutup
kegiatan dengan mengucapkan salam.
5.
Sumber
Belajar
Aktif
Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Dewi Indrawati dan Didik
Durianto, hal= 29-31 dan Laptop
6.
Penilaian
No
|
Objek penilaian
|
Keterangan
|
Penilaian
|
1
|
Suara
|
Jelas
Kurang jelas
tidak jelas
|
80
50
30
|
2.
|
Penyampaian
cerita.
|
Menarik
Kurang Menarik
Tidak menarik
|
80
50
30
|
3
|
Lafal
|
Jelas
Kurang jelas
Tidak jelas
|
80
50
30
|
Keterangan:
nilai tertinggi = 80
Nilai terendah =
30
Mengetahui: Guru Mata
Pelajaran,
Kepala
Sekolah...................,
..............................................
.........
NIP. NIP.