11 Agustus 2020

Pengertian Portofolio Kerja, fungsi, komponen, dan contohnya sesuai peraturan pemerintah



A. Pengertian
Portofolio kerja (working portfolio) merupakan semua koleksi hasil kerja pada suatu
mata pelajaran atau kompetensi pada periode waktu tertentu. Untuk seniman seperti
pelukis atau fotografer, portofolio kerja meliputi misalnya sketsa, catatan, draf setengah
jadi, dan produk/lukisan yang telah jadi. Pada dunia pendidikan portofolio kerja siswa
pada kompetensi menulis misalnya meliputi semua tulisan siswa baik yang berupa
catatan, draf awal, draf setengah jadi, draf sebelum final dan tulisan akhir. Portofolio kerja
siswa untuk kompetensi Matematika kelas VII misalnya dapat berupa hasil ulangan atau
kuis, laporan suatu tugas, refleksi atau hasil penilaian diri siswa, dan jurnal atau catatan
harian siswa.


B. Fungsi
Portofolio kerja mempunyai fungsi formatif dan diagnostik. Untuk siswa portofolio
kerja sebagai bahan refleksi siswa; untuk guru sebagai masukan guru untuk membantu
siswa mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, dan merancang strategi untuk membantu
siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.
Keberhasilan portofolio kerja bergantung pada kemampuan untuk merefleksikan
dan mendokumentasikan kemajuan dalam proses belajar mengajar baik dari sudut
pandang siswa maupun sudut pandang guru. Portofolio kerja harus memungkinkan
siswa untuk melakukan “refleksi diri”, yaitu siswa mampu belajar tentang diri mereka
sendiri sebagai pemikir, dan mengembangkan kemampuannya dalam hal-hal khusus.
Portofolio kerja memungkinkan siswa untuk melihat dan mengevaluasi langsung
perkembangan yang terjadi pada siswa, dan juga untuk melihat keefektifan proses belajar
mengajar yang ia lakukan. Portofolio kerja yang baik akan menunjukkan pencapaian
program pengajaran yang optimum selain juga dapat merupakan masukan bagi guru.
Portofolio kerja merupakan hal yang utama dalam kurikulum dan merupakan alat untuk
penilaian formatif.

Kerjasama yang efektif antara guru dan siswa merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam portofolio kerja. Guru harus meyakinkan siswa bahwa apa yang dilakukan
siswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga
perkembangan siswa dapat dipantau dari waktu ke waktu. Hal yang paling penting

adalah untuk menemukan sesuatu yang seimbang antara siswa dan guru untuk
mengontrol isi portofolio.
Portofolio kerja sebagai bahan refleksi siswa dan masukan guru mempunyai
beberapa keuntungan.
Keuntungan portofolio kerja
Bagi siswa:
mengendalikan pekerjaannya;
merasa bangga atas pekerjaannya;
merefleksikan strategi;
merancang tujuan; dan
memantau perkembangan.
Bagi guru:
kesempatan untuk memikirkan kembali
arti suatu hasil pekerjaan;
meningkatkan motivasi mengajar; dan
memperbaiki proses pembelajaran.

C. Komponen
1. Isi Portofolio
Bahan yang dimasukkan dalam portofolio kerja sebaiknya merupakan inisiatif siswa
dan dimonitor oleh guru. Siswa memilih koleksi yang dianggapnya sesuai untuk
dimasukkan dalam portofolio, namun guru perlu memastikan bahwa koleksi atau bahan
tersebut relevan untuk kompetensi yang menjadi fokus portofolio dan memadai untuk
dapat menunjukkan perkembangan kompetensi tersebut.
Portofolio kerja dapat terdiri dari: 1) pengantar, 2) daftar isi, 3) hasil penilaian diri
atau refleksi, dan 4) jurnal atau catatan harian atau berkala siswa tentang suatu topik.
Pengantar atau
overview tentang portofolio mereka dan komentar terhadap hasil
karya yang terpilih. Hal ini akan menolong siswa untuk lebih memfokuskan pada
pikirannya. Daftar isi juga berguna untuk membantu siswa dalam merefleksikan materi
pada hasil kerja yang dipilih.

Siswa juga perlu dilatih untuk melakukan penilaian diri. Pada portofolio kerja ini
siswa diminta menilai hasil kerja mereka; bila belum mencapai target, juga diminta
berpikir strategi apa yang harus dilakukan untuk mencapai. Kemampuan untuk berpikir,
menilai, dan menemukan strategi merupakan kemampuan yang diperlukan dalam
kehidupan dan menjadi modal untuk menjadi pembelajar mandiri.
Jurnal atau catatan siswa pada suatu topik memberi info kepada guru bagaimana
sikap dan pemahaman siswa terhadap suatu topik. Ketika menulis siswa juga sekaligus
dapat melakukan refleksi terhadap pemahamannya pada topik tersebut.
Contoh Pengantar Portofolio yang Ditulis Siswa





Proses pengumpulan bahan, refleksi dan diskusi tidak selalu menjamin kualitas

portofolio yang dihasilkan. Portofolio kerja menolong guru untuk secara terus menerus,
melakukan penilaian informal tentang kemajuan belajar siswa. Namun hal tersebut
bergantung kepada kualitas isi portofolio yang menggambarkan hasil belajar. Karena itu
tantangan untuk guru adalah bagaimana mengembangkan portofolio kerja yang
menyajikan hasil kerja tentang hasil belajar yang relevan, untuk mengembangkan
kegiatan belajar (kelas) yang didefinisikan secara luas yang memungkinkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan mereka secara optimum. Selain itu, portofolio kerja yang
dihasilkan hendaknya memungkinkan siswa untuk memiliki jumlah tugas yang memadai
untuk memantau perkembangan kemampuan dirinya.


09 Agustus 2020

Puisi Kami Pewaris Negeri Ini Karya Paundra

 

"Kami Pewaris Negeri Ini" Karya Paundra


Kami di sini
Menatap langit membelah cakrawala tanah air kami tak apa
Bersandal jepit kami sekolah
Kadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbaru
Melewati tanah basah kaki-kaki kami
Dimana tersiram hujan sawah padi menguning menelusuri ngarai sungai
Berlari kami pada tanah pertiwi
Hijau menghampar surga hutanku
Sesekali menyeka pelu pada wajah
Peluh jatuh dari badan karena cinta pada negeri
Karena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kami
Tak gentar kami bila badai hujan menghadang
 Dimana membasahi baju dan tas terbuar dari anyaman bambu
Karena kami tahu membangun tanah air adalah mulia

Gunung krakatau menampakkan kegagahannya

Karang dihantam deburan ombak menggila
Tetap kokoh ia berdiri
Jiwa semangat ditempa sang guru
Agar tak menjadi generasi cengeng
Lihat....!
Matahari mulai menampakkan sinar cahayanya
Berlari kita bersama
Menuju Indonesia bangkit
Karena kami pewaris negeri ini

Puisi Ibuku Dahulu Karya Amir Hamzah

Ibuku Dahulu Karya Amir Hamzah

 

Ibuku dahulu marah padaku
Diam ia tiada berkata
Akupun lalu merajuk pilu
Tiada perduli apa terjadi

Matanya terus mengawas daku

walaupun bibirnya tiada bergerak
Mukanya masam menahan sedan
Hatinya pedih karena lakuku

Terus aku berkesal hati

Menurutkan sedan mengacau balau
Jurang celaka terpandang dimuka
Kusongsong juga - biar cedera

Bangkit ibu dipegangnya aku

Dirangkumnya segera dikucupnya serta
Dahiku berapi pancaran neraka
Sejak santosa turun ke kalbu

Demikian engkau:
Ibu, bapa, kekasih pula

Berpadu satu dalam dirimu
Mengawas daku dalam dunia

 

 Disadur dari; https://www.wattpad.com/678572565-karya-karya-amir-hamzah-ibuku-dahulu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


07 Agustus 2020

Puisi Goresan Hati dan Pikiran



Langkahku-Waktuku


Waktu ku tak sepadan dengan langkahku
Langkahku tak sepadan dengan waktu
tetapi waktu bisa menentukan, kapan langkah ini berhenti
kita terlahir sempurna 
dengan karunia yang dibekali oleh Allah

Seharusnya kita sadar, bahwa itu hanya titipan dari-Nya
Untuk itu, aku tak mau terjatuh saat aku berjalan.
Ya. Allah. Bimbinglah hati ini, selalu mengingat-Mu
Selalu bersyukur atas Karunia-Mu.
Karna aku yakin, semua itu akan akan indah.

By erh




06 Agustus 2020

CONTOH MAKALAH MENULIS



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah Bahasa Indonesia “ MENULIS” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
  Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
 Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

             Palangkara, Maret 2013

Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penulisan.................................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Menulis.................................................................................................................................................... 7
2.2. Makalah.................................................................................................................................................... 7
2.3. Tahap Tahap Menulis.................................................................................................................................................... 8
2.4. Rangkuman dan Ringkasan.................................................................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................................................... 17
3.2. Saran.................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Suparno dan Yunus, 2005:1.4). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik. Para sivitas akademik adalah kaum intelektual yang harus mampu mengembangkan ilmu penngetahuan, teknologi dan seni (ipteks) demi kemajuan bangsa. Segala bentuk pengembangan ipteks yang dihasilkan tidak akan ada artinya apabila tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Sehebat apapun mahakarya yang dihasilkan seseorang, bila tidak didokumtasikan dalam bentuk tulisan, hanya akan menjadi cerita lisan sesaat yang akan segera dilupakan pada masa-masa berikutnya. Oleh sebab itulah, kemampuan menulis menjadi hal yang sangat penting.
Pada kenyataanya banyak orang yang tidak mampu atau bahkan sama sekali tidak menyukai kegitan menulis. Kenyataan buruk itu dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan tentang seluk-beluk menulis, khususnya menulis karya ilmiah.
Agar dapat menulis suatu karya ilmiah, perlu diketahui hal-hal mengenai karya ilmiah dan mengenai tahap-tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal-hal yang terkait dengan karya ilmiah secara umum telah dibahas pada bagian terdahulu. Oleh sebab itu, pada bagian ini pembahasan yang terkait dengan karya ilmiah hanya akan dikhususkan pada karya ilmiah jenis kajian pustaka yang terbentuk yang berbentuk makalah sedangkan hal-hal yang terkait dengan tahap-tahap penulisan karya ilmiah akan dibahas secara rinci.
1.2.        Rumusan Masalah
Dalam perkuliahan saat ini banyak sekali dijumpai Mata Kuliah yang mengharuskan untuk membuat makalah. Diharapkan melalui pembuatan makalah ini pembaca bias memahami tahap-tahap menulis makalah yang baik dan benar. Permasalahannya diantaranya sebagai berikut
1.     Apa pengertian menulis dan makalah?
2.     Apa saja tahap-tahap dalam menulis?
3.     Bagaimana pembuatan makalah yang baik dan benar itu?
4.     Apa yang dimaksud dengan  rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dan resensi?
5.     Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik, serta membuat resensi?

1.3.        Tujuan
1.     Untuk dapat mengetahui tahap-tahap penulisan
2.     Untuk dapat memahami pembuatan makalah dengan baik dan benar
3.     Untuk dapat memahami pengertian dan cara dari rangkuman/ringkasan dan resensi

1.4.        Manfaat
1.     Menulis dapat membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
2.     Dalam makalah ini kita dapat lebih memahami kaidah sistematis pembuatan makalah sehingga berguna untuk pembelajaran dewasa ini.
3.     Dapat memahami pengertian dan cara merangkum dan meresensi yang baik.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.        Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa. Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan proses belajar dan latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada. Dengan berdasar pada betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli banyak yang mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini sesuai dengan pandapatnya masing-masing.
Menurut Djuharie,menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa setiap orang bisa menulis. Artinya, kegiatan menulis itu dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara dibina dan dilatihkan.  Mengenai pengertian menulis, Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung. 
2.2.        Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dalam bidang tertentu yang pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di lapangan, yang penyajiannya mengikuti proses berpikir deduktif atau induktif.




2.3.        Tahap-Tahap Menulis
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
-            Tahap Persiapan
-            Tahap Pengumpulan Bahan
-            Tahap Pengolahan Bahan
-            Tahap Penyutingan
-            Tahap Penyajian
 1. Tahap Persiapan
Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu adanya persiapan yang baik, begitu pula pada kegiatan menulis, khususnya menulis karya ilmiah. . Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan, antara lain adalah a) menentukan pokok bahasan, b) menentukan judul, dan c) membuat kerangka tulisan.
a)      Menetukan Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang dimaksud dalam hal ini adalah tema. Tema perlu ditentukan terlebih dahulu agar pembahasan yang dilakukan dapat mengarah pada masalah utama. Sehubungan dengan penetuan tema itu, penulis hendaknya mempertimbangkan factor:
 a) ketersedian waktu,
 b) kesanggupan untuk mengumpulkan bahan dan untuk membahasnya,
 c) ketertarikan pembaca dan penulis terhadap tema,
 d) kemutakhiran tema, dan e) kebermanfaatan pembahasan terhadap tema yang dipilih.


b)      Menentukan Judul
Jika tema sudah diperoleh tahap berikutnya adalah menetukan judul. Dalam penentuan judul ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain, a) judul hendaknya orisinil, b) judul haruslah sesuai dengan tema, c) judul dapat mencerminkan isi karya ilmiah, d) judul sedapat mungkin singkat dan menarik.
c)      Merumuskan Kerangka Tulisan
Kerangka tulisan merupakan rumusan tentang butir-butir utama yang akan ditulis dalam karya ilmiah. Butir-butir utama itu hendaknya disusun secara sistematis agar dapat memberi manfaat bagi penyusun laporan selanjutnya. Manfaat kerangka tulisan itu adalah a) dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja, b) dapat membuat laporan menjadi sistematis, dan c) dapat digunakan sebagai alat penyimpan gagasan.
 2. Tahap Pengumpulan Bahan
Pada tahap ini semua bahan yang diperlukan dikumpulkan untuk diolah dan disusun lebih lanjut. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari studi pustaka, pengamatan, kuesioner, dan wawancara. Studi pustaka merupakan suatu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis. Pengamatan merupakan suatu kegiatan mengamati objek yang dapat dilakukan secara langsung dilapangan atau dilakukan secara tidak langsung melalui media-media tertentu. Kuesioner merupakan suatu alat berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden untuk menjaring data. Sementara itu, wawancara merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada orang yang memiliki autoritas.

3. Tahap Pengolahan Bahan
Setelah bahan-bahan yang terkumpul memadai, pada tahap ini bahan-bahan itu diolah dengan cara mengklasifikasinnya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, kemudian dianalisis untuk disusun lebih lanjut.

4. Tahap Penyutingan/Revisi
Pada tahap ini konsep karya ilmiah yang telah disusun  diperiksa kembali untuk melihat kekurangan-kekurangannya. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada, akan dilakukan perbaikan, baik berupa penambahan, pengurangan atau pengubahan.
5.Tahap Penyajian
 Pada tahap ini tulisan yang sudah disunting selanjutnya ditulis secra baik dan tepat. Penyajian karya ilmiah dalam bentuk tulisan ini dapat pula dilanjutkan dengan penyajian secara lisan pada suatu kesempatan.








2.4.         Rangkuman dan Ringkasan
1. Pengertian Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat.Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu.
 Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum  suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) -nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian dan seterusnya.

2. Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.
 3. Cara Membuat Ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar)
            Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yang dibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
            Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :
1.      Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.
2.      Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan  penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dan  rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat.
3.      Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar) diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi naskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis dari naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4.      Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya:
a)         Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.
b)         Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
c)         Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat  atau digeneralisasi.
d)        Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
e)         Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan dan  rangkuman (ikhtisar).















BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
1.     Tahap Persiapan
2.     Tahap Pengumpulan Bahan
3.     Tahap Pengolahan Bahan
4.     Tahap Penyutingan
5.     Tahap Penyajian
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu yang ditulis secara sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif suatu masalah
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana.
Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas, kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku (judul buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta penilaian terhadap buku.
3.2.      Saran
            Adapun saran yang dapat disampaikan adalah
•           Sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari menulis dan makalah agar dalam penyusunan makalah dan tahap menulis sesuai dengan kaidahnya dan sistematis.
•           Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari penyusunan makalah agar dapat menyusun makalah yang sistematik












DAFTAR PUSTAKA

Mada. (http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlit-tinjauan-pustaka.pdf ) (Diakses 08Oktober 2016)
http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html
http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan.
M. Yusuf, S. Pd.,M.Pd,dkk. 2013. Modul Kuliah Bahasa Indonesia. Palembang : Polsr

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo:Jakarta.
Djunaedi, Achmad.2000. Penulisan Tinjauan Pustaka. Yogyakarta:Universitas Gajah i