Koneksi Antarmateri modul 3.1.a.9. Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan
“Mengajarkan anak
menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah
yang terbaik”
(Teaching kids to count is
fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Education is the art of
making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah
seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich
Hegel ~
Dari
beberapa kutipan tersebut, kita sebagai calon guru penggerak yang telah
diberikan materi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran,
maka kita koneksikan dengan materi-materi di modul yang telah kita pelajari
sebelumnya
Agar
mempermudah dalam koneksi materi modul 3.1.a.9 pengambilan keputusan dengan
modul sebelumnya, di LMS diberikan panduan berisi beberapa pertanyaan, berikut
pertanyaan pemandu.
1. Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Koneksi antar materi
Filosofi Pratap Triloka
menyatakan tentang Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani, yang akan kita bahas koneksinya dengan materi pengambilan keputusan
a. Ing Ngarso Sung Tulodo
Ketika
kita menjadi pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan untuk teman sejawat,
terutama untuk murid kita, sebagai pemimpin pembelajaran di kelas kita. Sebagai
seorang pemimpin di sekolah pastinya akan menghadapi situasi di mana mengambil
suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara
nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.
Keputusan-keputusan
yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga
sekolah. maka dalam pengambilan keputusan kita harus mengikuti 9 langkah dalam
pengambilan keputusan agar keputusan yang kita ambil bisa memberikan contoh
pada murid kita
b. Ing Madya Mangun Karsa
Ketika kita dalam posisi di
tengah harus bisa memberikan semangat , dorongan pada murid untuk membangun
karsa
karsa merupakan suatu unsur
yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun
tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang
dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.
Maka kita harus memberikan
semangat ataupun dorongan pada murid agar memiliki karsa yang sesuai dengan
nilai-nilai atau prinsip dalam pengambilan keputusan.
c. Tut Wuri Handayani
Dibelakang dapat memberikan
dorongan kinerja murid dalam mengembangkan potensinya. Koneksi dengan materi
pengambilan keputusan, guru memberikan dorongan pada murid dalam mengambil
keputusan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan bakat
minatnya
2. Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam
pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan
prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi
seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang
yang memiliki penalaran yang baik, akan menghargai konsep-konsep dan
prinsip-prinsip etika yang baik juga. Karena prinsip-prinsip etika sendiri
berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui
bersama, terlepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama
seseorang. Menurut Kidder, 2009 ada tiga prinsip dalam pengambilan keputusan,
diantaranya;
1. Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
Perlu diingat bahwa setiap
keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, oleh sebab
itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai
kebajikan universal dan berpihak pada murid
3. Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan
dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa
dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pendamping (pengajar
Praktik) dan fasilitator memberikan saya wawasan dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan coaching, membuat saya menemukan ide baru atau cara
untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan yang saya
kehendaki dan membantu saya menerapkan coaching pada teman sebaya dalam
mengambil keputusannya sendiri berdasarkan Langkah TIRTA.
4. Bagaimana kemampuan guru
dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Menurut saya dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosional akan berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan, dengan Pengenalan emosi dapat membantu baik guru maupun
murid dapat merespon terhadap kondisinya sendiri secara lebih tepat, sehingga
Ketika ada bujukan moral maupun dilema etika guru bisa mengambil keputusan
dengan tepat.
5. Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik?
Beban dan amanah
kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas pendidik
dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.
Apa yang kita diinginkan
kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Tapi setidaknya, kita telah
mengambil keputusan yang dilakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran
murid dan tetap memegang teguh nilai-nilai kebajikan universal.
6. Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Menurut saya, agar
pengambilan keputusan tepat dan terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman, dan nyaman maka kitab isa menerapkan 9 langkah dalam pengambilan
keputusan yaitu dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan melakukan
pemetaan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan, melakukan Pengujian benar atau salah, melakukan
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, Melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi
Opsi Trilema, membuat keputusan, dan melihat lagi keputusan dan merefleksikan
untuk perbaikan.
7. Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dari pengalaman yang saya
alami saat bekerja pada institusi pendidikan, saya telah mengetahui bahwa
dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu.
Ketika saya menghadapi
situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang
bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup, ini Kembali
pada 4 paradigma yaitu
a. Individu lawan
masyarakat (individual vs community)
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
d, Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Iya, terdapat kaitannya
seperti adalnya kesulitan yang saya hadapi, misalnya jika ada 2 faktor sebagi
berikut;
a. Sistem yang besar yang memaksa kita untuk tetap tidak bisa melaksanakan
keputusan sesuai dengan kebajikan universal
b. Belum adanya komitmen warga sekolah dalam melaksanakan keputusan yang telah
disepakati
8. Dan pada akhirnya, Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Iya, pengambilan keputusan
yang kita ambil memberikan kebebasan pada murid untuk mengambil keputusan
dengan tetap dalam tuntunan kita sebagai pendidik.
9. Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan yang
menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan memberikan teladan bagi murid di
masa depan, namun jika keputusan diambil tanpa menerapkan 9 langkah dan
tergesa-gesa bisa jadi menghancurkan masa depan murid
10. Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya
ambil dari koneksi materi modul 3.1.a.9 pengambilan keputusan adalah
pengambilan keputusan harus berpihak pada murid dan nilai-nilai kebajikan
secara universal.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang
telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan?
Berdasarkan
apa yang sudah saya pelajari di modul 3.1 saya mampu membedakan antara diema
etika dan bujukan moral. Dimana dilemma etika merupakan situasi dimana terjadi
pertentangan dua kebenaran atau benar vs benar, sementara bujukan
moral adalah situasi dimana terjadi sebuah pertentangan benar lawan salah,
sehingga saya menyadari benang merah antara keduanya. Hal yang tidak terduga
adalah pada saat awal saya mempelajari dilemma etika, saya merasa terjebak
dalam menentukan sebuah kasus antara bujukan moral dan dilema etika,
malahan ada kasus diema etika yang saya kategorikan bujukan moral, sehingga
saya merasa keputusan saya selama ini yang buat sebelum mempelajari modul ini
cenderung kaku atau hanya berbasis peraturan sehingga saya merasa untuk
melenceng dari aturan itu sulit. Keetika mempelajari dilema etika saya merasa,
ada kalanya kita perlu melenceng dari aturan untuk kemaslahatan yang lebih
besar, sehingga paradigma pengambilan keputusan dalam mengambil keputusan yang
berhubungan dengan diema etika sangatlah penting dilakukan. Begitu pula 9
langkah pengambilan dna pengujian keputusan adalah langkah yang sangat runut
dan terarah yang sangat berguna dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan
yang saya ambil.
Empat
paradigma pengambilan keputusan yaitu
·
Individu lawan masyarakat
(individual vs community)
·
Rasa keadilan lawan rasa
kasihan (justice vs mercy)
·
Kebenaran lawan kesetiaan
(truth vs loyalty)
·
Jangka pendek lawan jangka
panjang (short term vs long term)
Pentingnya
mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun
membawa penajaman bahwa situasi yang saya hadapi betul- betul mempertentangkan
antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
Saya
juga sudah memahami tentang tiga prinsip pengambilan keputusan
yang terdiri atas 3 prinsip yaitu
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking)
Konsep
lain yang sangat penting adalah 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Saya merasa langkah ini sangat penting untuk memantapkan keputusan yang saya
ambil, jika saya sudah melakukan 9 uji ini maka saya bisa memastikan keputusan
saya efektif. Menurut saya, 9 langkah ini sangat detail dan terstruktur dan
juga memudahkan dalam mengambil keputusan karena runut dan terpola dengan baik
9
langkah tersebut adalah
Langkah
1: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam situasi ini.
Langkah
2: Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini
Langkah
3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan
situasi ini
Langkah
4: Pengujian benar atau salah, yang terdiri
atas:
- Uji Legal
menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral. - Uji Regulasi/Standar Profesional
Berhubungan dengan pelanggaran peraturan atau kode etik. - Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. - Uji Halaman Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi bujukan moral atau benar lawan salah. - Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.
Langkah
5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
Mengidentifikasi
paradigm sanagt penting karena, ini bukan hanya an permasalahan namun membawa
penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan
antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
Langkah
6: Melakukan Prinsip Resolusi , yang
terdiri dari 3 prinsip berpikir yaitu:
·
Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (Ends-Based Thinking)
·
Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
·
Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
Langkah
7: Investigasi Opsi Trilema
Mencari
opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi
ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak
terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan
menyelesaikan masalah.
Langkah
8: Buat Keputusan
Langkah
9, Tinjau lagi keputusan dan refleksikan
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema?
Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum
mempelajari modul ini, saya pernah mengalami masalah yng berhubungan dengan
dilemma etika. Keputusan yang saya ambil pada saat itu sering berdasarkan
intuisi saya atau berdasarkan nilai-nilai yang saya pegang dan juga berdasarkan
kepedulian kepada orang lain. Sehingga ketika saya mempelajari modul 3.1, saya
merasa care based thinking adalah sebagai sebuah prinsip yang diapakai secara
umum dalam mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan masalah dilemma etika.
Sedangkan
untuk kasus bujukan moral atau moral dilema, saya pernah berada dalam situasi
tersebut, namun ketika itu terjadi saya berusaha mengambil keputusan dengan
memikirkan dan menganalisis salah dan benar dari situasi yang saya hadapi dan
saya mengambil keputusan dengan meminta secpnd opinion dari teman sejawat
ataupun keluarga yang saya anggap lebih berpengalaman aytau sebagai panutan
saya. Walaupun langkah pengambilan keputusan saya tidak sama persis seperti
konsep yang saya pelajari di modul namun ada usur kesamaan yaitu menganalisis
unsur kebenaran lawan kesalahan dan juga uji panutan atau idola.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam
mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak
yang saya rasakan setelah mempelajari modul 3.1 ini saya merasakan lebih
percaya diri dalam mengambil keputusan
terutama sebagai pemimpin pembelajaran, saya lebih percaya diri karena bisa
memastkan keputusan yang saya ambil tepat atau efektif karena sudah melalui
proses pengujian keputusan yang terdiri dari 9 angkah tersebut, walaupun saya
juga harus tetap belajar dan sharing kepada teman sejawat yang sudah
berpengalaman untuk memastikan keputusan saya sesuai atau keputusan saya
tersebut tepat.
Saya juga merasakan
mendapat pengetahun yang berharga terutama sebagai individu dalam memandang
permasalahn yang saya hadapi.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi
Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut
saya pengetahuan tentang pengambilan
keputusan ini sangat penting bagi saya sehingga saya bisa mengambil keputusan
yang tepat dan efektif, serta tidak gegabah dalam mengambil keputusan baik
sebagai individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah. Sebelum saya
mendapat pengetahuan tentang pengambilan keputusan ini saya merasa bahwa banyak
hal atau keputusan yang saya buat selama ini tidak berdasar alur pemikiran yang
jelas dan terstruktur, sehingga setelah mendapat materi di modul 3.1 mengenal
bagaimana prinsip pengambilan keputusan yang tepat, pola pengambilan keputusan
serta membedakan antara dilema etika dan bujukan moral serta penggunaan 9
langkah pengambilan keputusan, membuat saya semakin mantap dan percaya diri
untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Walaupun saya harus lebih banyak
lagi berlatih lagi dan belajar untuk melatih kemampuan pengambilan keputusan
ini dan menerapkan ilmu yang sudah saya peroleh tapi saya sangat bersyukur bisa
mendapatkan pengetahuan bagaimana orang-orang hebat mengambil keputusan yang
tepat.
Eka Rahmady Hardianto_CGP Angkatan 7.
Kabupaten Seruyan
Komentar
Posting Komentar
Aku Suka Blog Anda