Tugas Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin_CGP Angkatan 7. Kabupaten Seruyan.
Tujuan
Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan
proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya
tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di
sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Tugas
Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:
CGP diminta
untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah
satunya adalah pimpinan di sekolah asal Anda).
Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah
wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan,
terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling
bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
Apa yang
selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini
dijalankan?
Analisis
praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin
yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian. Analisis dan lakukan refleksi
atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi Anda
dalam bentuk video/audio/tertulis.
Saya melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah saya sendiri
di SD Eka Tjipta Terawan yaitu Ibu Suyitni, S.Pd. Kemudian, yang ke-2 dengan
Kepala SD Eka Tjipta Rungau Bapak Deni Priyanggara, S. Pd dan yang ke-3 dengan
Kepala SD Eka Tjipta Seruyan Bapak Muhammad Fathul Adim, S.Pd.
Teknik yang
saya gunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
1.
Menggunakan google folmulir seperti link berikut; https://forms.gle/NQVFPdjcQAaCfE1k8
2.
Meminta ijin melalui telepon langsung dan mengirim pesan
melalui WA.
3. Data yang telah saya terima, kemudian kami lakukan pemindahan ke dalam format ms.word pada lampiran dibawah ini;
Berikut Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah 1
1. Selama ini,
bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika
atau bujukan moral?
Tanggapan:
Sebagai seorang pemimpin di sebuah instasi pendidikan,
pasti akan beragam kasus yang akan dihadapi, baik itu kasus yang keduanya benar
tetapi saling bertentangan yang dikenal sebagai dilema etika ataupun kasus yang
salah satunya benar dan yang lainnnya salah. Kedua kasus tersebut harus dapat
diidentifikasi dengan benar agar tidak ada kesalahan dalam pengambilan
keputusan. Cara saya untuk mengidentifikasi yang mana dari kedua kasus tersebut
adalah dengan memahami masing masing kasus. Tentu saja untuk memahami kasus
kasus tersebut saya harus berkomunikasi dengan pihak pihak yang terlibat.
Setelah permasalahan sudah dipahami maka saya perlu melakukan beberapa hal
untuk bisa memetakan apakah kasus terseut merupakan bujukan moral atau dilema
etika. Untuk itu, perlu dilakukan dibuatkan daftar pertanyaan identifikasi
kasus, syarat sebuah kasus merupakan delima etika jika kedua masalah yang
berbenturan tersebut tidak melanggar hukum dan serta norma norma yang berlaku
atau menimbulkan ketidaknyamana social. Jika kasus yang didentifikasi lolos
dari syarat syarat tersebut maka dipastikan itu adalah kasus dilema etika. Dan
sebaliknya jika syarat syarat diatas tidak terpenuhi maka itu adalah kasus
bujukan moral.
2. Selama ini,
bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama
untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Tanggapan:
Untuk kasus dilema etika saya akan mempertimbangkan kedua hal yang sama sama benar tersebut membenturkan faktor apa atau pihak mana? Apakah kepentingan perorang atau banyak orang, mengandung nilai nilai kebenaran atau kesetiaan, rasa adil atau belas kasihan, ataukah berdampak untuk saat ini atau seterusnya
3. Langkah-langkah
atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Tanggapan:
Suara hati dan nalar harus sejalan untuk memilih
kebenaran yang paling kecil mudharatnya dan besar manfaatnya. Dengan
mempertimbangkan kepentingan peserta didik jika kasus itu berhubungan dengan
peserta didik, berdasarkan pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berpikir
berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Tahap berikutnya lakukan
investigasi dengan memeriksa kembali fakta-fakta dan temukan peluang , lalu
buatlah keputusan. Lalu keputusan ditinjau kembali hingga keyakinan kebenaran itu
ada dan insya Allah dalam bimbingan Ilahi keputusan yang anda ambil adalah
keputusan yang bertanggung jawab.
4. Hal-hal apa
saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Dalam kasus pengambulan keputusan dengan dilema etika
hal efektif yang perlu dilakukan adalah dengan menyederhanakan pokok
permasalahan, dan membangun kebijkasanaan
5. Hal-hal apa
saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Hasil keputusan yang diambil mungkin akan pihak pihak
yang tidak dapat menerima sepenuhnya, proses untuk dapat memahamkan sebagian
orang untuk secara ikhlas menerima dan menjalan keputusan , menjadi sebuah
tantangan. Serta untuk tetap istiqomah dalam menjalankan keputusan yang sduah
disepakati
6. Apakah Anda
memiliki sebuah tatakelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus
dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki
sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang
Anda jalankan?
Tanggapan:
Tidak ada jadwal tertentu dalam menyelesaikan sebuah kasus, prioritas kasus mana yang perlu diselesaikan secepatnya tergantung dari jenis kasus dan pentingnya kasus tersebut diselesaikan secepatnya, agar tercipta lingkungan sekolah yang sehat kondusif buat semua warga sekolah
7. Adakah
seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda
dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah,
pengelolaan emosi yang baik dan pemahaman tentang teori pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin menjadi faktor yang mempermudah dan membantu dalam
pengambilan keputusan
8. Dari semua
hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari
pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Tanggapan:
Dalam mengambil sebuah keputusan maka mengidentifikasi
jenis kasus, harus bisa dilakukan lebih awal, dengan melakukan pengujian
pengujian, lalu lakukan pengujian benar lawan benar untuk dapat menentukan
paradigma apa yang akan kita pilih sehingga keputusan bisa diambil sesuai
dengan prinsip prinsip yang tidak merugikan siswa.
1. Berikut ini
hasil wawancara dengan kepala sekolah ke-2 • Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi
kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Tanggapan:
Cara saya
untuk mengidentifikasi yang mana dari kedua kasus tersebut adalah dengan
memahami masing masing kasus. Tentu saja untuk memahami kasus kasus tersebut
saya harus berkomunikasi dengan pihak pihak yang terlibat, setelah itu sudah
dipahami maka saya perlu melakukan beberapa hal untuk bisa memetakan apakah
kasus tersebut merupakan bujukan moral atau dilema etika.
Untuk itu
perlu dilakukan dibuatkan daftar pertanyaan identifikasi kasus, syarat sebuah
kasus merupakan delima etika jika kedua masalah yang berbenturan tersebut tidak
melanggar hukum dan serta norma norma yang berlaku atau menimbulkan
ketidaknyamanan sosial. Jika kasus yang didentifikasi lolos dari hal-hal
tersebut maka dipastikan itu adalah kasus dilema etika, dan sebaliknya jika
syarat syarat diatas tidak terpenuhi maka itu adalah kasus bujukan moral.
2. Selama ini,
bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama
untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Tanggapan:
Untuk kasus dilema etika saya akan mempertimbangkan kedua hal yang sama sama benar tersebut membenturkan faktor apa atau pihak mana? Apakah kepentingan perorang atau banyak orang, mengandung nilai nilai kebenaran atau kesetiaan, rasa adil atau belas kasihan, ataukah berdampak untuk saat ini atau seterusnya
3.
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Tanggapan:
Mengidentifikasi
dengan mempertimbangkan kepentingan peserta didik jika kasus itu berhubungan
dengan peserta didik, berdasarkan pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir,
berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Tahap
berikutnya lakukan investigasi dengan memeriksa kembali fakta-fakta dan temukan
peluang , lalu membuat keputusan. Lalu keputusan ditinjau kembali hingga yakin
bahwa keputusan yang diambil adalah benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
4. Hal-hal apa
saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Hal-hal yang
efektif dalam pengambilan keputusan adalah senantiasa menjalin dan menjaga
keberpihakan melalui kebersamaan dan komunikasi dengan unsur pimpinan terutama
yang dapat memperkaya referensi kita dalam memutuskan kasus dilema etika
5. Hal-hal apa
saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada
kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Hasil
keputusan yang diambil akan ada pihak yang tidak dapat menerima sepenuhnya,
proses untuk dapat memahamkan sebagian orang untuk secara ikhlas menerima dan
menjalan keputusan , menjadi sebuah tantangan. Serta untuk tetap teguh dalam
menjalankan keputusan yang sduah disepakati.
6. Apakah Anda
memiliki sebuah tatakelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus
dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki
sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang
Anda jalankan?
Tanggapan:
Tidak
terjadwal dalam menyelesaikan sebuah kasus, hanya memprioritaskan kasus mana
yang perlu diselesaikan secepatnya tergantung dari jenis kasus dan pentingnya
kasus tersebut diselesaikan secepatnya, agar terciptanya lingkungan sekolah
yang sehat dan kondusif.
7. Adakah
seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda
dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Komunikasi
yang baik dengan semua warga sekolah, pengelolaan emosi yang baik dan pemahaman
tentang teori pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin menjadi faktor
yang mempermudah dan membantu dalam pengambilan keputusan
8. Dari semua
hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari
pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Tanggapan:
Dalam
mengambil sebuah keputusan maka mengidentifikasi jenis kasus itu penting dan
harus bisa dilakukan lebih awal, lalu lakukan pengujian sebagai tolak ukur
untuk dapat menentukan paradigma apa yang akan kita pilih sehingga keputusan
bisa diambil sesuai dengan prinsip prinsip yang tidak merugikan siswa.
Berikut ini
hasil wawancara dengan kepala sekolah ke-3
1.
Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi
kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Tanggapan:
Kesesuaian
dengan norma-norma masyarakat, agama adat maupun lainnya. selama tidak
bertentangan dengan norma yang berlaku maka masih bisa dilakukan bersama.
2.
Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan
keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua
kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Tanggapan:
Jalankan sesuai dengan top prioritas /
skala prioritas sesuai dengan program sekolah
3.
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa
Anda lakukan selama ini?
Tanggapan:
Pertama, Analisis resiko, kedua cek
Kesesuaian dengan peraturan sekolah. ketiga, jika tidak berjalan maka kordinasi
dengan komite sekolah adalah bersifat final.
4.
Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif
dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Dalam hal kegiatan keagamaan nasional
kami melaksanakan sangat efektif tanpa ada yang merasa terbebani baik guru
maupun siswa dan orang tua. toleransi beragama juga sangat kondusif terjaga
harmonis
5.
Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Pertama, Warga sekolah berasal dari
berbagai suku dan daerah.
Kedua, Adat, budaya dan kebiasaan
masyrakat sangat plural, sehingga perlu adanya komunikasi yang sangat baik.
Ketiga, perbedaan agama dan
implementasinya di sekolah
6.
Apakah Anda memiliki sebuah tatakelola atau jadwal
tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung
menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya,
bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Tanggapan:
Tahapan yang saya lakukan dalam menyelesaikan masalah, pertama analisa
masalah dan dilanjutkan penyelesaian di tempat. tidak menunda penyelesaian
masalah.
7.
Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini
mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus
dilema etika?
Tanggapan:
Sekolah berada dalam Yayasan Eka
Tjipta Foundation yang memiliki kebijakan final dan keberadaan sekolah berada
dalam lingkungan manajemen perkebunan sawit. sehingga sangat membantu dalam
pengambilan keputusan. yang tentunya kedua hal tersebut adalah faktor akhir
dalam mempermudah penyelesaian masalah. yang utama adalah kesadaran dari siswa
dan bapak ibu guru.
8.
Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa
yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Tanggapan:
Penyelesaian masalah memiliki prosedur, tahapan dan
keputusan. selain itu setiap masalah memiliki karakter berbeda-beda sehingga
memiliki tatacara penyelesaian yang berbeda juga.
Refleksi Wawancara
1. Hal-hal
menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan
mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan
hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengujian, apa yang Anda dapatkan?
Sesuai hasil
wawancara yang saya lakukan, para kepala sekolah tersebut melakukan pengambilan
keputusan dengan :
- Melakukan
identifikasi masalah
- Melakukan
diskusi dan komunikasi dengan unsur-unsur yang ada di sekolah terutama dengan
pihak-pihak yang terlibat langsung
- Membuat
keputusan yang berpihak pada siswa, bijaksana, bertanggung jawab, memaksimalkan
potensi positif dan meminimalisir potensi negative.
Hal-hal yang telah dilakukan oleh masing-masing kepala
sekolah tersebut menurut saya telah sesuai dengan teori yang saya pelajari di
modul 3.1. tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajjikan, dengan
menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan, namun tidan semua langkah dilakukan secara runut dan ada langkah
yang tidak dilakukan, seperti pengujian benar atau salah maupun Investigasi
Opsi Trilema.
2. Bagaimana
hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah
persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan
tersebut, mengapa, apa yang membedakan?
Berdasarkan
hasil wawancara ada beberapa persamaan :
- Melakukan
identifikasi masalah, mengumpulkan fakta-fakta
- Melakukan
diskusi dan komunikasi dengan berbagai pihak terutama yang terlibat dalam
masalah
Perbedaan dari
kedua kepala sekolah dalam mengambil keputusan :
- Kepala
sekolah pertama sudah melakukan hampir semua 9 langkah dalam pengambilan
keputusan, membuat keputusan yang berpusat kepada siswa dan bertanggungjawab
- Kepala
sekolah kedua dan ketiga lebih mengedepankan diskusi, komunikasi dan koordinasi
dengan unsur-unsur sekolah dan pihak-pihak yang terlibat dalam masalah.
Menurut saya yang lebih menonjol dalam membuat keputusan sesuai langkah-langkah pengambilan keputusan dalam teori di modul 3.1 adalah kepala sekolah pertama.
3. Apa rencana
ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung
unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan
keputusan mereka?
Rencana kedepannya para pimpinan tersebut jika
menghadapi permasalahan dilemma etika ataupun bujukan moral akan melakaukan
tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk
pengujian dan investigasi opsi trilemma. Cara mengukur efektivitas pengambilan
keputusan adalah dengan melakukan pengujian benar-salah, melakukan refleksi
atas keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan masukan dari pihak
lain yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut.
4. Bagaimana
Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan
Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan
Anda akan menerapkannya?
Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan
dalam setiap permasalah dilema etika baik ketika berhadapan dengan masalah
murid maupun ketika ada kolega guru yang menemui masalah dilemma etika saya
akan menawarkan mereka untuk mengambil keputusan sesuai 9 langkah pengambilan
dan keputusan yang telah saya pelajari.
Komentar
Posting Komentar
Aku Suka Blog Anda