HUBUNGAN
ANTARA ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA 3
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
DAN HUBUNGAN EMPAT ASPEK DIDALAMNYA
Keterampilan
Berbahasa
Keterampilan
berbahasa Indonesia diberikan kepada guru, bertujuan
untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa guru Sekolah Dasar. Keterampilan berbahasa
Indonesia mencakup: Keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
menulis, dan keterampilan membaca. Penyajian materi ini dilatarbelakangi oleh
suatu kenyataan bahwa keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari.
Aspek-aspek
Keterampilan berbahasa
Sehubungan
dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar berbahasa yaitu,
menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat keterampilan tersebut saling
terkait antara yang satu dengan yang lain.
1. Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau hahasa lisan.
2. Berbicara
adalah : Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
3. Membaca
yaitu suatu proses penyerapan informasi dalam dari sebuah karya tulis untuk
mengetahui informasi yang ingin disampaikan penulis.
4. Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambing-lambang grafis tersebut (Bryne, 1983).
Lebih lanjut
Bryne menyatakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis
symbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi
kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan
buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai
secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca.
A. Hubungan
Menyimak dengan Berbicara
Menyimak dan
berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak
bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya, komunikasi
yang terjadi antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi
di kelas. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B
yang berbicara dan A mendengarkan. Namun ada pula dalam suatu konteks bahwa
komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja yang
berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya Khotbah di masjid, dimana
pemceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan.
Keterampilan
menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila
dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut pemerolehan
keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada
akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan
suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi atau
menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir menanggapi apa yang disimak.
Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk;
mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi,
menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
B. Hubungan
Menyimak dan Membaca
Menyimak dan
membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragm lisan, sedangkan membaca
merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca malakukan
aktivitas pengidentifikasian terhadap unsure-unsur bahasa yang berupa suara
(menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti diikuti
dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau
informasi.
C. Hubungan
Menyimak dan Menulis
Menyimak dan
menulis merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan menyimak bersifat
reseftif dan menulis adalah bersifat produktif, Antara menyimak dan menulis
memiliki hubungan yang erat dari menyimak suatu ujaran atau informasi dapat
menumbuhkan kreatifitas untuk menulis hasil simakan yang diperoleh.,dan
dituangkan dalam suatu karya tulisbaik itu puisi, cerpen, Prosa dll.
D. Hubungan
Membaca dan Menulis
Membaca dan
menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan
berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang
bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau
informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami
gagsan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
E. Hubungan
Menulis dengan Berbicara
Berbicara
dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara
merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa
ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung,
sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung.
Berbicara
pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang dalam proses itu
terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke pihak lain
(komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah
ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak (Abd. Gofur, 6 :
2009).
Aspek-aspek
yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan
nonkebehasaan. Aspek kebahasaan terdiri atas; ucapan atau lafal, tekanan kata,
nada dan irama, persendian, kosakata atau ungkapan, dan variasi kalimat atau
struktur kalimat. Aspek nonkebahsaan terdiri atas; kelancaran, penguasaan
materi, keberanian, keramahan, ketertiban, semangat, dan sikap.