13 Mei 2025

Irigasi Otomatis

Di Desa Sungai Andai, tepi Sungai Mimpi, Provinsi Fiksi, Tama bergelut dengan kabel-kabel di teras rumahnya.  Aroma solder dan tanah basah bercampur.  Arif, anak nelayan, datang sambil menyeka keringat.
 
"Tama, lagi ngapain? Kayak lagi perang sama gurita listrik aja, berdebu gitu!" Arif tertawa, melihat Intan yang rambutnya kusut dan wajahnya berlumuran debu.  Suara riuh pasar terapung terdengar samar.
 
Tama tersenyum, tapi matanya menunjukkan keraguan. "Hampir jadi, Rif! Radio kakek mau nyala lagi! Tapi... aku nggak yakin bisa.  Rasanya terlalu sulit."  Keraguannya tersirat dalam suaranya.
 
Budi, anak pedagang kain batik, muncul. "Tam, mending bantu Ibu. Uang lebih penting daripada radio tua itu.  Lagian, bahaya juga tuh kabel-kabel!  Ibu bilang, belajar jahit lebih bermanfaat.  Lebih pasti masa depannya."  Budi menyentil langsung kelemahan Tama: kurangnya keyakinan akan masa depan.
 
Caca, seniman desa, datang sambil membawa buku sketsanya. "Iya, Tam. Lebih baik kau lukis pemandangan Sungai Mimpi. Lebih menenangkan daripada berurusan dengan kabel-kabel itu.  Lihat, ini sketsa terbaru aku, perahu-perahu nelayan di pagi hari.  Lebih bermakna, lebih nyata hasilnya."  Caca menyoroti ketidakpastian hasil usaha Tama.
 
Tama menghela napas, suaranya bergetar. "Ini bukan cuma radio, guys. Ini tentang belajar teknologi.  Bayangkan, kita bisa bikin sesuatu yang berguna buat desa kita!  Apalagi saat musim kemarau, sawah kita sering kekeringan.  Tapi... aku merasa bodoh.  Aku takut gagal.  Aku nggak secerdas teman-teman."  Keraguannya bukan sekadar keraguan, tapi perasaan tidak mampu.
 
Arif, yang selalu haus tantangan,  "Contohnya apa, Tam? Kita kan desa nelayan, bukan desa teknologi.  Tapi, kalau kau nggak percaya diri, bagaimana kau bisa berhasil?  Semua orang pernah merasa bodoh di awal, Tam."
 
Tama,  "Sistem irigasi otomatis! Hemat air dan tenaga!  Tapi... aku belum pernah membuat sesuatu yang sebesar itu.  Bagaimana kalau aku salah?  Bagaimana kalau aku mengecewakan Pak Surya?  Bagaimana kalau semua orang menertawakan aku?"  Rasa takutnya semakin nyata,  takut gagal, takut mengecewakan, dan takut dihina.
 
Budi,  "Wah, ide bagus! Tapi butuh biaya dan komponen. Aku bisa bantu cari sponsor, tapi kita butuh proposal yang meyakinkan. Kita harus tunjukkan untungnya buat desa kita.  Tapi, kalau kau sendiri nggak yakin, bagaimana kita bisa meyakinkan mereka?"
 
Caca,  "Serahkan padaku! Aku akan buat presentasi yang menarik! Kita akan tunjukkan bahwa teknologi bisa bikin desa kita lebih maju dan indah!  Tapi, kalau kau sendiri nggak percaya diri, bagaimana kita bisa meyakinkan orang lain?  Kita butuh pemimpin yang percaya diri, Tam."
 
Setelah belajar dari Pak Surya, keraguan Tama semakin mengguncang.  Mereka, dengan latar belakang berbeda, bersatu dengan tujuan yang sama: memajukan Desa Sungai Mimpi.  Namun, konflik internal Tama yang dalam, rasa takut gagal dan tidak mampu, menjadi hambatan terbesar.  Aroma sungai, pasar terapung, dan semangat mereka bercampur menjadi satu, namun dibayangi oleh keraguan dan rasa tidak percaya diri Tama yang begitu nyata. Bersambung... 

11 Mei 2025

Wawancara Pau CubarsΓ­ setelah pertandingan melawan Borussia Dortmund

Sumber: https://www.fcbarcelona.es/es/futbol/primer-equipo/noticias/3936572/pau-cubarsi-vivo-en-un-autentico-sueno

Wawancara Pau CubarsΓ­ setelah pertandingan melawan Borussia Dortmund ⤵️⤵️

Pau Cubarsi: "Saya pikir segalanya tidak berjalan sesuai rencana. Namun di kandang, kami merasa sudah waktunya untuk mencoba menang dan meraih hasil yang besar. Kami lebih tenang di kandang, dan dengan lolos, kami sangat senang. Sekarang kami sudah di sana, dan kami akan bermain di semifinal."

Apakah Anda menderita?

Cubarsi: "Ya, sejujurnya, kami sangat menderita, terutama saat kami diserang. Namun kami adalah keluarga, dan kami mampu bertahan."

Kekalahan pertama di tahun 2025. Itu pasti terjadi, bukan?

Cubarsi: "Benar, itu harus terjadi di suatu titik, dan jika itu harus terjadi, mungkin hari ini akan lebih baik. Tentu saja ada ruang untuk mengkritik diri sendiri, tetapi ruang ganti secara umum merasa puas."

End.

03 Mei 2025

WAWANCARA LAMINE YAMAL BERSAMA CBS Sports Golazo

πŸ—£️πŸŽ™️ WAWANCARA LAMINE YAMAL BERSAMA CBS Sports Golazo SETELAH PERTANDINGAN LEG PERTAMA SEMIFINAL UCL KONTRA INTER MILAN :
THIERRY HENRY ;
".Lamine, malam ini kamu menunjukkan performa luar biasa. Golmu membawa Barcelona kembali ke permainan. Bagaimana perasaanmu setelah pertandingan ini?."

LAMINE YAMAL ;
".Terima kasih, Thierry. Saya merasa bangga bisa membantu tim. Pertandingan ini sangat sulit, tetapi kami menunjukkan karakter untuk bangkit dari ketertinggalan. Saya senang bisa mencetak gol dan berkontribusi untuk tim."

THIERRY HENRY ;
".Kamu baru berusia 17 tahun, tetapi bermain dengan kedewasaan luar biasa. Apa rahasia di balik ketenanganmu di lapangan?."

Lamine Yamal ;
".Saya selalu mencoba untuk tetap fokus dan menikmati permainan. Pelatih dan rekan-rekan setim banyak membantu saya. Saya belajar dari setiap pertandingan dan berusaha memberikan yang terbaik."

THIERRY HENRY ;
".Beberapa orang membandingkanmu dengan Leo Messi. Bagaimana kamu menanggapi perbandingan tersebut?."

LAMINE YAMAL ;
".Messi adalah legenda dan idola saya. Saya merasa terhormat dibandingkan dengannya, tetapi saya tahu bahwa saya masih harus banyak belajar dan berkembang. Saya ingin menulis cerita saya sendiri di Barcelona."πŸ‡ͺπŸ‡¦πŸ‡ͺπŸ‡¦πŸ‡ͺπŸ‡¦πŸ‡ͺπŸ‡¦πŸ‡ͺπŸ‡¦πŸ‡ͺπŸ‡¦

17 Desember 2024

Sejarah kelapa sawit (Elaeis guineensis) di Indonesia

Sejarah kelapa sawit (Elaeis guineensis) di Indonesia berawal pada tahun 1848, ketika orang Belanda membawa empat biji kelapa sawit dari Bourbon, Mauritius, dan Hortus Botanicus, Amsterdam, Belanda. Keempat biji kelapa sawit itu kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan ternyata berhasil tumbuh dengan subur. Setelah berbuah, biji-biji dari induk kelapa sawit tersebut disebar ke Sumatra.

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman asli dari Afrika Barat dan Afrika Tengah.[1] Di Indonesia, sejarah kelapa sawit berawal dari empat biji kelapa sawit yang dibawa oleh Dr. D. T. Pryce,[2] masing-masing dua benih dari Bourbon, Mauritius dan dua benih lainnya berasal dari Hortus Botanicus,[3] Amsterdam, Belanda, pada tahun 1848.

Empat biji kelapa sawit tersebut kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor yang ketika itu dipimpin oleh Johanes Elyas Teysman dan berhasil tumbuh dengan subur.[5] Di Kebon Raya Bogor, pohon kelapa sawit tersebut tumbuh tinggi dengan ketinggian 12 meter dan menjadi pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara.[6] Namun, pada 15 Oktober 1989, induk pohon kelapa sawit itu mati.

Pada tahun 1853 atau lima tahun setelah ditanam, pohon kelapa sawit di Kebon Raya Bogor menghasilkan buah. Biji-biji kelapa sawit itu kemudian disebar secara gratis, termasuk dibawa ke Sumatra pada tahun 1875,[1] untuk menjadi tanaman hias di pinggir jalan.[3] Tidak disangka, ternyata kelapa sawit tumbuh subur di Deli, Sumatera Utara, pada tahun 1870-an, sehingga bibit-bibit kelapa sawit dari daerah ini terkenal dengan nama kelapa sawit "Deli Dura".[6]

Semula, orang-orang Belanda tidak terlalu menaruh perhatian besar terhadap kelapa sawit. Mereka lebih mengenal minyak kelapa. Namun, revolusi industri (1750–1850) yang terjadi di Eropa, mendorong terjadinya lonjakan permintaan terhadap minyak. Hal ini mendorong pemerintahan Hindia Belanda mencoba melakukan penanaman kelapa sawit di beberapa tempat. Percobaan penanaman kelapa sawit pertama kali dilakukan di Karesidenan Banyumas antara tahun 1856 hingga 1870, namun tidak menghasilkan minyak yang baik meski berbuah empat tahun lebih cepat dibandingkan di Afrika yang membutuhkan waktu 6–7 tahun. Selanjutnya, percobaan penanaman kedua dilakukan pemerintahan Hindia Belanda di Palembang, di Muara Enim tahun 1869, Musi Ulu tahun 1870, dan Belitung tahun 1890. Namun, hasilnya masih kurang baik, karena cuaca di Palembang, yang tidak cocok. Hal yang sama juga terjadi di Banten, meski coba dilakukan perkebunan kelapa sawit pada tahun 1895.[3]

Kehadiran perusahaan-perusahaan perkebunan asing juga didorong oleh pemberlakuan UU Agraria (Agrarisch Wet) oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1870. Undang-undang ini memberikan konsesi berupa hak guna usaha atau hak erfpacht kepada para pemodal asing.[7]

Perkebunan kelapa sawit berskala besar kemudian dibuka untuk pertama kalinya pada tahun 1911 oleh perusahaan yang didirikan oleh Adrien Hallet asal Belgia dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra (Deli) dan Sungai Liat, Aceh, melalui perusahaannya yang bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij,[3] dengan luas 5.123 hektare.[6]

Pada tahun 1911 tercatat ada tujuh perusahaan perkebunan kelapa sawit, yakni Onderneming Soengei Lipoet, Onderneming Kuala Simpang, N.V Moord Sumatra Rubber Maatschappij, Onderneming Soengei Ijoe, Tanjung Suemanto', Batang Ara, dan Mopoli, yang sebagian besar memiliki kebun-kebun karet. Di Aceh Timur pada tahun 1912 terdapat 18 konsesi perkebunan karet dan kelapa sawit dan kembali bertambah menjadi 20 perusahaan perkebunan pada tahun 1923, dengan rincian 12 adalah perusahaan perkebunan karet, tujuh perkebunan kelapa sawit dan satu perkebunan kelapa.[8]

Pada tahun 1910, organisasi perusahaan perkebunan bernama Algemene Vereneging voor Rubberpalnters ter Oostkus van Sumatera (AVROS), berdiri di Sumatera Utara dan Rantau Panjang, Kuala Selangor.[6] AVROS merupakan organisasi yang menaungi berbagai macam perusahaan perkebunan dengan didasari kepentingan yang sama, yakni menyikapi persoalan yang timbul, seperti kekurangan pekerja perkebunan, menjalin hubungan dengan sesama pengusaha dan komunikasi dengan pemerintah, dan permasalahan transportasi

Plantation Nord Sumatra (PNS Ltd) sebesar 60% dan Republik Indonesia sebesar 40%. Setelah itu, Socfindo baru kembali membuka lagi area perkebunan baru di Sumatera Utara, yakni di Bangun Bandar/Tanjung Maria dan Aek Loba/Padang Pulo (1970), Aek Pamienke (1979), dan Tanah Gambus/Lima Puluh (1982).[15] Kepemilikan saham tersebut kembali berubah menjadi PNS Ltd 90% dan Republik Indonesia sebesar 10% pada tahun 2001.[15]

PP London Sumatra Indonesia

sunting

Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (dikenal dengan Lonsum) berdiri pada tahun 1906 oleh Harrisons & Crosfield Plc yang berbasis di London, Inggris. Meski sudah memiliki diversifikasi perkebunan tanaman karet, teh, dan kakao, Lonsum pada awal kemerdekaan masih mengkonsentrasikan lini bisnisnya pada tanaman karet, sedangkan kelapa sawit baru mulai produksi pada tahun 1980-an.[17]

Pada tahun 1994, Harrisons & Crosfield menjual 100% kepemilikan sahamnya di Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantation. Indofood Agri Resources Ltd melalui PT Salim Ivomas Pratama kemudian menguasai Lonsum pada Oktober 2007

Bakrie Sumatera Plantations adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berdiri pada tahun 1911 dengan nama Naamlooze Vennootschap Hollandsch Amerikaansche Plantage Maatschappij, yang awalnya adalah perusahaan perkebunan karet. Pada tahun 1957, nama perusahaan berganti nama menjadi PT United States Rubber Sumatera Plantations setelah diakuisisi oleh Uniroyal Inc.[18]

Selanjutnya, pada tahun 1965, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap PT United States Rubber Sumatera Plantations. Pada tahun 1985, nama perusahaan berganti menjadi PT Uniroyal Sumatera Plantations (UNSP) dan setahun kemudian sebanyak 75% saham perusahaan diakuisisi oleh PT Bakrie & Brothers. Nama perusahaan pun berganti nama menjadi PT United Sumatera Plantations dan tahun 1992 kembali berganti nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations.[18]

Meski awalnya adalah perusahaan perkebunan karet, PT Bakrie Sumatera Plantations pada tahun 2019 hanya memiliki area kebun karet seluas 16.532 hektare di Sumatera Utara melalui PT BSP Kisaran, Bengkulu seluas 2.610 hektare melalui PT AMR, dan di Lampung seluas 3.331 hektare melalui PT HIM.[18]

Per September 2019, PT Bakrie Sumatera Plantations memiliki area perkebunan inti kelapa sawit yang telah ditanami seluas 43.262 hektare di Sumatera Utara melalui PT BSP Kisaran (9.924 hektare) dan PT GLP (7.626 hektare); di Sumatera Barat melalui PT BPP (8.820 hektare) dan PT CCI (1.965 hektare); di Jambi melalui PT AGW (4.387 hektare) dan PT SNP (6.111 hektare); dan di Kalimantan Selatan melalui PT MIB seluas 4.429 hektare. Adapun perkebunan plasma seluas 14.976 hektare, dengan rincian seluas 6.347 hektare di Sumatera Barat melalui PT BPP, 7.701 hektare di Jambi melalui PT AGW, dan 928 hektare di Jambi melalui PT SNP.[18]

Perusahaan memiliki lima pabrik pengolahan kelapa sawit, berkapasitas 225 metrik ton, masing-masing dua pabrik di Sumatera Utara, satu pabrik di Sumatera Barat, dan dua pabrik di Jambi. Selain itu ada lima pabrik pengolahan oleo chemical, yakni satu pabrik pengolahan Fatty Acid FSC berkapasitas 52.800 metrik ton per tahun di Tanjung Morawa, Sumatera Utara dan empat pabrik pengolahan fatty acid di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, yakni fatty acid I berkapasitas 99 ribu metrik ton/tahun, pabrik pengolahan fatty alcohol I berkapasitas 33 ribu metrik ton/tahun, pabrik pengolahan fatty acid II berkapasitas 82.500 metrik ton/tahun, dan pabrik pengolahan fatty alcohol II berkapasitas 99 ribu metrik ton/tahun.[18

#galerisawit

#seharahsawit

#TirtaKahyanganNirankara

#BerdaulatDalamIklim

#TataKlimatNusantara

#RekayasaCuacaTehnologi

#Camarwan

#BerdaulatCuaca

#TMCBerdaulatPangan&Energi

#TeamRekayasaCuaca

#IndonesiaCuacaBerdaulat

#TMCberbasisFlare

#PupukTopska

#PupukHigphos 

04 Desember 2024

Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

 


Penulisan daftar pustaka yang benar adalah elemen penting dalam setiap karya ilmiah, termasuk tugas akademik, penelitian, atau publikasi. Di era digitalisasi saat ini, sumber-sumber referensi dapat berasal dari berbagai media, mulai dari buku dan artikel jurnal hingga makalah, media online, bahkan video di platform seperti YouTube.  

TelUtizen, memahami cara yang benar untuk mencantumkan referensi dalam daftar pustaka sangatlah penting. Melalui artikel ini, kita akan membahas pedoman praktis tentang bagaimana menulis daftar pustaka yang benar dari beragam sumber guna meningkatkan kualitas dan profesionalisme penulisan akademik. 

Pengertian Daftar Pustaka 

Daftar pustaka atau yang sering disebut sebagai referensi adalah daftar berisi informasi mengenai judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya. Daftar pustaka merupakan komponen tak terpisahkan dalam sebuah karya ilmiah, sekaligus menjadi bukti kredibilitas dari tulisan tersebut.  

Penting untuk memastikan bahwa sumber-sumber rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka koheren dan relevan dengan karya ilmiah yang ditulis. Biasanya, daftar pustaka ditempatkan di akhir dan diurutkan menurut abjad.  

Fungsi Daftar Pustaka 

Penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah memiliki beberapa fungsi penting, antara lain: 

· Memperkuat argumen 

· Menghindari plagiasi 

· Menghormati penulis yang karyanya dijadikan acuan dalam penulisan karya ilmiah 

· Mempermudah proses peninjauan ulang sumber-sumber rujukan saat diperlukan koreksi pada konten tulisan 

· Memberikan bantuan kepada pembaca untuk lebih memahami sumber-sumber yang dikutip dalam karya ilmiah 

Gaya Penulisan Daftar Pustaka 

Terdapat berbagai format daftar pustaka atau biasa dikenal dengan istilah gaya sitasi (citation style) yang banyak digunakan dalam penulisan akademik. Dari beragam format tersebut, tiga jenis sitasi yang umum digunakan ialah: 

· Modern Language Association (MLA), biasanya digunakan dalam bidang ilmu bahasa, humaniora, filosofi, seni, linguistik, dan sejenisnya. 

· American Psychological Association (APA), biasanya digunakan dalam bidang ilmu sosial sains, pendidikan, teknik, dan sebagainya. 

· Chicago Manual Style (CMS), umumnya digunakan dalam bidang ilmu sejarah, humaniora, dan lain-lain.  

Cara Menulis Daftar Pustaka yang Benar 

Umumnya, daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan berikut:  

1.    Nama Penulis: Nama penulis disebutkan sebagai elemen pertama. Penulisannya dimulai dengan nama belakang atau nama keluarga, diikuti oleh tanda koma (,) dan nama depan serta nama tengah (jika ada).  

2.    Tahun Terbit: Setelah nama penulis, langkah berikutnya adalah mencantumkan tahun terbit tulisan. Tahun terbit buku biasanya dapat ditemukan di halaman awal setelah halaman judul. Sementara itu, tahun terbit artikel jurnal dan makalah biasanya tertera di header bagian atas. 

3.    Judul Buku atau Artikel yang Dirujuk: Unsur berikutnya adalah judul tulisan yang dirujuk. Judul harus ditulis secara lengkap sesuai dengan yang tercantum pada sumber, baik itu berupa buku, artikel jurnal, makalah, atau sumber lainnya. 

4.    Nama Penerbit: Setelah mencantumkan judul tulisan, informasi berikutnya adalah nama penerbit. Nama penerbit buku biasanya terdapat di sampul depan, sampul belakang, atau pada halaman yang sama dengan tahun terbit buku. Jika sumbernya adalah artikel jurnal, cantumkan nama jurnal yang memuat artikel tersebut. 

5.    Tempat Terbit/Keterangan Terbitan: Langkah terakhir dalam penulisan daftar pustaka adalah mencantumkan keterangan penerbitan. Keterangan ini bisa berupa tempat terbit atau informasi lainnya yang relevan. Tempat terbit sering digunakan untuk sumber berupa buku dan biasanya dapat ditemukan di halaman yang sama dengan tahun terbit buku. Sementara itu, informasi penerbitan pada artikel jurnal atau makalah dapat berupa nomor dan volume tulisan yang mana informasinya bisa ditemukan di bagian header. 

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal dengan APA Style 

Untuk menulis daftar pustaka dari jurnal, formatnya adalah Nama Belakang, Inisial Nama Depan dan Nama Tengah (jika ada). (Tahun Terbit). Judul Artikel. Nama Jurnal, Volume Jurnal(Issue atau Nomor), Halaman. 

· Penulisan daftar pustaka dari jurnal dengan satu pengarang  

Contoh: Diniati, A. (2018). Konstruksi Sosial Melalui Komunikasi Intrapribadi Mahasiswa Gay di Kota Bandung. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(2), 147-159. 

· Penulisan daftar pustaka dari jurnal dengan lebih dari satu pengarang  

Contoh: Diniati, A., Suryana, A., & Bajari, A. (2022). Pengalaman Buruh Anak tentang Perilaku Komunikasinya. Jurnal Komunikasi, 14(2), 322-345.  

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku dengan APA Style  

Untuk menulis daftar pustaka dari buku, formatnya adalah Nama Belakang, Inisial Nama Depan dan Nama Tengah (jika ada). (Tahun). Judul Buku. Kota: Penerbit Buku. 

Contoh: Putra, D. K. S. (2019). Political Social Responsibility: Dinamika Komunikasi Politik Dialogis. Jakarta: Prenadamedia. 

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Website Media Online dengan APA Style 

Untuk menulis daftar pustaka dari website media online, formatnya adalah Penulis/Domain Halaman Website. (Tahun, Tanggal Terbit Artikel). Judul. Tanggal Diaksesnya, Tautan Website. 

Contoh: Richtel, M. (2023, 25 Oktober). Is Social Media Addictive? Here’s What the Science Says. Diakses pada 31 Oktober 2023, dari https://www.nytimes.com/2023/10/25/health/social-media-addiction.html 

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Video YouTube dengan APA Style 

Untuk menulis daftar pustaka dari video YouTube, formatnya adalah Nama Akun. (Tahun, Tanggal Unggahan). Judul Unggahan [Jenis Unggahan]. Jenis Media Sosial. Tautan 

Contoh: Telkom University. (2023, 27 September). Tel-U Raih Rekor Muri dengan Memainkan 7512 Angklung Bersama Mahasiswa Baru. [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=lMsRIzGBX2g  

Penulisan daftar pustaka yang baik adalah kunci untuk menghormati karya orang lain dan membangun dasar yang kuat dalam penelitian. Dengan memahami cara merujuk sumber informasi dengan benar, TelUtizen dapat menghindari plagiarisme dan membantu pembaca atau peneliti lain dalam menelusuri sumber-sumber yang digunakan. Penting untuk diingat bahwa pedoman penulisan daftar pustaka dapat berbeda tergantung pada gaya penulisan yang digunakan. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk memahami pedoman penulisan yang relevan. Selamat menulis dan meneliti.

Sumber: https://telkomuniversity.ac.id/penulisan-daftar-pustaka-dari-buku-artikel-jurnal-makalah-media-online-hingga-video-youtube/

 

 

25 November 2024

MAKNA FILOSOFIS TEMBANG DOLANAN "Cublak Cublak Suweng"


MAKNA FILOSOFIS TEMBANG DOLANAN

Lagu "Cublak Cublak Suweng" (tebak-tebak suweng) berasal dari Jawa Timur. Penciptanya adalah Sunan Giri atau Syekh Maulana Ainul Yakin dan dibuat pada 1442 M.

Lirik Cublak-cublak Suweng ternyata mengandung makna filosofis ‘Cublak Suweng’ sendiri memiliki arti tempat suweng. Lirik Cublak-cublak Suweng ternyata mengandung makna filosofis ‘Cublak Suweng’ sendiri memiliki arti tempat suweng. Suweng adalah bahasa Jawa yang berarti 'anting', yaitu perhiasan perempuan. Karena itulah, Cublak-cublak Suweng memiliki arti tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau 'harta sejati'.

Suwenge Teng Gelenter berarti suweng yang berserakan. Maka, harta sejati itu berupa kebahagiaan sejati yang berserakan di sekitar manusia. Sementara pada bait mambu ketundung gudel; kata mambu berarti 'bau', ketundung berarti 'dituju', sedangkan gudhel berarti 'anak kerbau'.

Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan Gudhel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan hanya demi menemukan kebahagiaan sejati.

Kemudian pada bait Pak Empo lirak-lirik, kata Pak Empo berarti 'bapak ompong', sedangkan lirak-lirik berarti 'menengok kanan-kiri'. Artinya orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah yang ternyata adalah harta palsu, buka harta sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

Lalu pada bait sopo ngguyu ndhelikake, kata Sopo ngguyu berarti 'siapa tertawa'. Lalu Ndhelikake berarti 'dia yang menyembunyikan'. Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan tempat harta sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

Lalu pada bait terakhir sir-sir pong dele kopong, kata sir berarti 'hati nurani', sedangkan pong dele kopong berarti 'keledai kosong tanpa isi'.

Maknanya bahwa untuk sampai kepada tempat harta sejati (Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam sir-nya atau hati nuraninya.

Cublak-cublak Suweng membeberkan nilai-nilai moral bahwa sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, seseorang harus selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Lalu ia harus memahami esensi dari kehidupan ketika ia menghadapi tujuan dari kehidupan itu sendiri.

"Jangan lupakan hati yang murni dan mulia ketika bersyukur atas setiap rahmat yang diberikan kepada Tuhan,"

Pesan moral dalam lagu ini adalah untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke Tuhan.