Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Kisah Pahlawan Yai Balau Panglima Dayak wanita

Gambar
  Yai Balau Panglima Dayak wanita Kalimantan Tengah mempunyai pahlawan-pahlawan wanita yang membuat kita bangga dan bahwa perempuan juga bisa berjuang bersama pahlawan laki-laki. Pahlawan wanita dari Tewah yang bernama Nyai Balau. Ia di panggil dengan dengan sebutan  Nyai Balau  dikarenakan memiliki rambut (balau) panjang. Nyai Balau  seorang yang baik, sopan dalam bertutur kata serta santun perilakunya. Ia juga penurut serta taat kepada orang tuanya. Dia mempuyai seorang anak yang paling dia sayanginya yang sudah di kayau (dipenggal kepalanya) oleh  Antang  dari Juking Sopang. Setelah tujuh hari tujuh malam lamanya ia bertapa untuk memohon petunjuk kepada Tuhan Penguasa Alam.  Nyai Balau  bertemu seorang nenek yang bilang kalau anaknya sudah meninggal dunia. Nenek itu kemudian menurunkan kesaktian Kepada  Nyai Balau  serta memberikan sebuah selendang sakti sebagai senjata pamungkas. Setelah sampai di rumah ia mengajak su

Kisah Perjuangan Christian Simbar, pejuang Dayak yang melegenda

Gambar
  Christian Simbar, pejuang Dayak yang melegenda   Alkisah, minggu pagi, 22 November 1953. Christian Simbar dan pengikut Dayaknya menyerbu kota Buntok. Mereka membebaskan rekan-rekannya yang ditahan, tapi membunuh juga enam polisi dan enam anggota keluarga polisi, termasuk tiga anak-anak (Indonesia Berdjuang, 25-11-1953). Pejabat kepala distrik termasuk di antara mereka yang dibunuh. Pelakunya melarikan diri membawa persenjataan polisi.   Siapakah Christian Simbar dan apakah motif penyerangan pasukannya itu?   Insiden Buntok (1953) Dalam esainya yang cerkas berjudul Colonizing Borneo: State-building and Ethnicity in Central Kalimantan (2006), Gerry van Klinklen mendedahkan bahwa Christian Simbar (alias Uria Mapas) adalah pemimpin utama Tentara Lawong. Dia sekretaris kepala distrik (wedana atau camat) di Buntok. Kota kecil pinggir sungai di tanah Dusun Dayak ini terletak sekitar 50 km barat laut Tamiang Layang.   Tent