04 Maret 2011

keretampilan berbahasa


KETRAMPILAN BERBAHASA

Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
Keterampilan berbahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut :
1. MENYIMAK (LISTENING SKILLS)
a. Pengertian Menyimak
Pengertian menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003: 1066), didapati pengertian menyimak yaitu mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Pada sumber yang sama (2003: 251), terdapat pengertian mendengar yaitu dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga.
Pintamtiyastirin (1983: 11) bahwa menyimak ialah mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian, bahkan sampai ke tingkat apresiasi. Seperti yang diungkapkan Bistok, (via Sutari, dkk, 1997: 21) bahwa menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, menyimpan, dan menghubungkan penafsiran itu dengan seluruh pengetahuan dan pengalaman.
Sebagai kegiatan yang kompleks, menyimak mempunyai beberapa unsur dasar yang secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak, yaitu: pembicara sebagai sumber pesan, penyimak sebagai penerima pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep, dan bahasa lisan sebagai media (Sutari, dkk, 1997: 42). Menurut Tarigan (2006: 98), faktor-faktor mempengaruhi kegiatan menyimak adalah faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat.
b. Ragam Menyimak
Secara garis besar, menyimak dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
Adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.
Menyimak ekstensif terdiri dari :
• Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional
• Menyimak sekunder (secondery listening)
• Menyimak estetik (aesthetic listening)
• Menyimak apresiatif
• Menyimak pasif (passive listening)
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah jenis menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.
• Menyimak kritis (critical listening)
• Menyimak kreatif (creative listening)
• Menyimak eksploratif
• Menyimak interogatif (interrogative listening)
• Menyimak selektif
• Menyimak konsentratif (concentrative listening)
c. Teknik Menyimak
Menurut Brawn (via Iskandarwassid, 2008: 227-228), terdapat delapan proses dalam kegiatan menyimak, yakni sebagai berikut.
1) Pendengar memproses raw speech dan menyimpan image darinya dalam short term memory.
2) Pendengar menentukan tipe dalam setiap peristiwa pembicaraan yang sedang diproses.
3) Pendengar mencari maksud dan tujuan pembicara dengan memper-timbangkan bentuk dan jenis pembicaraan, konteks, dan isi.
4) Pendengar me-recall latar belakang informasi (melalui skema yang ia miliki) sesuai dengan konteks subjek masalah yang ada.
5) Pendengar mencari arti literal dari pesan yang ia dengar.
6) Pendengar menentukan arti yang dimaksud.
7) Pendengar mempertimbangkan apakah informasi yang ia terima harus disimpan di dalam memorinya atau ditunda.
8) Pendengar menghapus bentuk pesan-pesan yang telah ia terima.
d. Tujuan Pembelajaran Menyimak
Semi (1993: 98) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran menyimak pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Persepsi, yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2) Resepsi, yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.
Bila kedua hal itu dijabarkan lagi maka dapat dikemukakan bahwa tujuan pembelajaran menyimak sebagai berikut :
1) Siswa memiliki keterampilan mengenal segi kognitif tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2) Siswa memiliki keterampilan mendengarkan dan mengamati dengan cermat apa yang diucapkan orang kepadanya.
3) Siswa mampu mengingat hubungan apa yang sudah dan sedang dibicarakan orang kepadanya.
4) Dapat menghayati dan menangkap bagian-bagian penting suatu pernyataan, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
5) Siswa mampu menghubungkan ide-ide yang berbeda dalam suatu diskusi.
e. Teknik Pembelajaran Menyimak
Tarigan (1986: 52-73) mengemukakan beberapa macam teknik pembelajaran dalam menyimak, sebagai berikut :
a) Dengar – Ulang Ucap
b) Dengar – Tulis (Dikte)
c) Dengar – Kerjakan
d) Dengar – Terka
e) Memperluas Kalimat
f) Menemukan Benda
g) Siman Berkata
h) Bisik Berantai
i) Menyelesaikan Cerita
j) Identifikasi Kata Kunci
k) Identifikasi Kalimat Topik
l) Menyingkat/Merangkum
m) Parafrase
n) Menjawab Pertanyaan

2. BERBICARA (SPEAKING SKILLS)
a. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, perasaan dan keinginan kepada orang lain.
b. Ragam Berbicara
1) Pidato
Yaitu berbicara di depan umum. Pidato yang bersifat ilmiah disebut ceramah.
2) Diskusi
Diskusi yaitu memiliki dua pengertian yaitu pengertian luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian luas, diskusi yaitu memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah yang objektif. Dalam pengertian ini orang mengemukakan titik tolak pendapatnya, menjelaskan alasan, dan hubungan antar masalah. Dalam arti sempit diskusi berarti tukar menukar pikiran yang terjadi dalam kelompok kecil atau kelompok besar.
Bentuk-bentuk diskusi :
a) Diskusi fak
Diskusi yang bertujuan untuk mengolah suatu bahan secara bersama-sama dibawah bimbingan seorang ahli.
b) Diskusi podium
Penjelasan masalah oleh wakil terpilih dari berbagai kelompok.
c) Forum diskusi
Yaitu suatu bentuk dialog yang sering digunakan dalam bidang politik.
d) Diskusi kasualis
Penelitian bersama atas suatu masalah untuk mencari jalan keluar yang tepat.
e) Diskusi panel
Yaitu diskusi sekelompok orang untuk membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di depan penonton atau pendengar.
3) Menyampaikan Pengumuman
Yaitu menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak ramai.
4) Menyampaikan argumentasi
Salah satu proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi yaitu debat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya.
5) Bercerita
Seorang pendongeng atau pencerita dapat berhasil apabila ia dapat menghidupkan cerita artinya mendongeng harus dapat membangkitkan daya imajinasi anak. Manfaat bercerita diantaranya memberikan hiburan, mengajarkan kebenaran, dan memberikan keteladanan.
6) Musyawarah
Yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata sepakat.
7) Wawancara
Wawanacara merupakan salah satu keterampilan berbicara yang digunakan sebagai metode pengumpulan bahan berita. Wawancara bertujuan pokok menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
c. Teknik pembelajaran berbicara
Seseorang dianggap memiliki kemampuan berbicara apabila ia mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Strategi pembelajaran berbicara merujuk pada prinsip stimulus respon selama kedua variabel ini dikuasai oleh pembicara, maka ia dapat dikategorikan memiliki kemampuan berbicara. Program pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut :
1) Kemudahan berbicara
2) Kejelasan
3) Bertanggung jawab
4) Membentuk pendengaran yang kritis
5) Membentuk kebiasaan
Setiap keterampilan berbahasa mempunyai hubungan yang erat antara keterampilan berbahasa yang satu dengan lainnya.
d. Keterkaitan Menyimak dan Berbicara
Menurut aliran komunikatif dan pragmatic, ketrampilan berbicara dan ketrampilan menyimak berhubungan secara kuat. Interaksi lisan di tandai dengan rutinitas informasi. Ciri lainnya adalah di perlukannya seorang pembicara mengasosiasikan makna, dan mengatur interaksi. Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Sedangkan berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication (Brooks, via Tarigan, 2008:3). Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat, ternyata dari hal-hal berikut ini :
a) Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).
b) Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimulan) yang ditemuinya.
c) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan di alam masyarakat tempatnya hidup.
d) Anak yang lebih kecil dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
f) Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau dia mendengar serta menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru, rekaman-rekaman yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi, dan lain-lain.
g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik dari pihak penyimak. Umumnya sang anak mempergunakan bahasa yang didengar serta disimaknya (Dawson, via Tarigan, 2008: 3).


Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan, persamaan dan perbedaan antara menyimak dan berbicara, perhatikanlah gambar berikut ini.
Membaca dan Menulis.
Langsung
Apresiatif MENYIMAK
Reseptif
fungsional Tatap muka


Dua arah Langsung
BERBICARA Produktif
ekspresif


3. MEMBACA (READING SKILLS)
a. Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dapat diterima secara utuh. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan membaca apabila yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis berupa kata, kalimat, dan paragraf yang dibacanya.
Pengertian membaca dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Pengertian yang sempit
Membaca adalah proses pengenalan simbol-simbol tertulis.
2) Pengertian agak luas
Pengertian ini memusatkan diri pada proses pemahaman dan penafsiran makna sebagai bagian dari proses berfikir yang menyertai proses membaca.
3) Pengertian luas
Membaca meliputi proses atau kegiatan memberikan respon kreitis-kreatif.
b. Tujuan Membaca
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita.
4) Membaca untuk menyimpulkan.
5) Membaca untuk mengklasifikasi
6) Membaca untuk mengevaluasi
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
c. Ragam Membaca
1) Membaca Intensif
Membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Tujuannya untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu sampai kepada bagian yang sekecil-kecilnya.
2) Membaca Kritis
Merupakan jenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, bukan hanya mencari kesalahan belaka.
3) Membaca Cepat
Didalamnya menyangkut skimming dan scaning.
Skimming yaitu membaca untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Scaning yaitu teknik membaca untuk mendapatkan informasi tanpa membaca lainnya.
4) Membaca untuk Keperluan Praktis
Membaca digunakan sebagai sarana untuk memahami setiap bacaan yang perlu untuk dibaca dengan praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing atau tujuan yang hendak dicapai oleh pembaca.
5) Membaca untuk Keperluan Studi
Yaitu membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan, baik pokok pikiran maupun pikiran penjelas sehingga pemahaman yang mendalam dan utuh tentang isi buku tercapai.
Berdasarkan bentuk umum kegiatan membaca dibedakan menjadi :
Membaca nyaring
Membaca survei
Membaca Membaca ekstensif Membaca sekilas
Membaca dangkal
Membaca dalam hati Membaca telaah isi Membaca teliti
Membaca pemahaman
Membaca intensif Membaca kritis
Membaca ide
Membaca telaah bahasa Membaca bahasa
Membaca sastra
d. Teknik Membaca
1) Teknik Membaca Pre Reading Plan ( PreP)
Dikembangkan oleh Larger pada tahun 1091 dengan tujuan sebagai berikut :
a) Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengemukakan gagasan yang ada dalam gagasan.
b) Menyediakan suatu prosedur bagi guru untuk mengukur pengetahuan murid.
c) Prosedur Penggunaan teknik PreP.
• Melibatkam murid dalam d diskusi kelompok
• Menganalisis tanggapan murid
2) SQ3R
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
• Survey (penelaahan/pendahuluan)
• Question (bertanya)
• Read (baca)
• Recite (mengutarakan kembali)
• Review (mengulang kembali)
e. Pembelajaran Membaca dan Pembinaanya
Tugas pokok pelajaran membaca adalah membina siswa dalam bidang membaca meliputi:
1) Membina siswa agar memiliki kemampuan memberikan respon dan uraian kalimat pada bacaan.
2) Membina pengetahuan siswa tentang nilai serta fungsi membaca, pengetahuan pada siswa tentang caracara membaca untuk tujuan tertentu
3) Membina siswa agar memiliki sifat positif terhadap membaca.
Berdasarkan tugas umum pengajaran membaca yang telah dipaparkan di muka, maka tujuan umum pelajaran membaca adalah :
1) Kemampuan ketrampilan yang baik dalam membaca yang tersurat, tersirat, dan tersorot dari macam-macam tuturan tertulis yang dibacanya.
2) Pengetahuan yang baik tentang nilai dan fungsi membaca, dan teknik membaca untuk mecapai tujuan tertentu.
3) Sikap yang positif terhadap membaca dan tujaun membaca
f. Teknik Pelajaran Membaca
Tarigan (1986) mendeskripsikan aneka teknik pelajaran membaca adalah sebagai berikut :
a) Lihat dan Baca
b) Model bacaan yang dilihat oleh siswa disusun dengan teliti oleh guru. Dapat berupa fonem, kata, kalimat, dan paragraf. Guru memberi contoh pemnbacaan yang tepat, dan siswa mmenirukan. Saat siswa mwmbaca, guru memperhatikan ucapan, tekanan, dan jeda.
c) Menyusun kalimat
d) Teknik pengajaran membaca melalui penyusunan kalimat melibatkan kegiatan membaca dan menulis.

4. Menulis (Writing Skills)
a. Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.orang dikatakan trampil menulis apabila penulis pandai memanfaatkan grafologi, dtruktur bahasa dan kosakata.
b. Fungsi dan Tujuan Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan diantaranya memudahkan para pelajar berfikir, membantu berfikir kritis, dll.
Menurut Hugo Harting (Via Tarigan, 1982: 26) tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1) Assigment purpose (tujuan penugasan)
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik) → kunci keterbacaan suatu tulisan.
3) Perssuasive purpose (tujuan persuasif) → bertujuan meyakinkan pembaca.
4) Informational purpose (tujuan informasional) → tujuan penerangan/informasi.
5) Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
7) Problem-solving purpose (untuk memecahkan masalah)
c. Ragam Tulisan
1) Narasi
Narasi yaitu karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu (kronologis). Isi karangan nonfiksi dan fiksi. Narasi dibagi menjadi 2 yaitu :
• Narasi ekspositoris → bahasa yang digunakan lugas dan konfliknya tidak terlalu kelihatan.
• Narasi artistik (literer) → narasi asli.
2) Deskipsi
Adalah jenis karangan yang melukiskan atau menggambarkan subyek apa adanya, sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan, mengalami, mendengar, dan melihat objek yang dinaksudoleh penukis. Objeknya biasanya adalah manusia, alam, binatang, dan sebagainya.
3) Ekposisi
Ekposisi yaitu jenis karangan yang bertujuan menambah, memberikan pengetahuan kepada pembaca dengan cara menyajikan informasi secara akurat.
4) Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan, atau pendapat yang kuat, sehingga dapat diyakini atau dipercaya oleh pembaca.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam kegiatan tulis-menulis antara lain adalah sebagai berikut :
a) Paragraf
Paragraf (alinea) adalah kumpulan kalimat yang membahas satu topik atau satu gagasan pokok saja.
Berdasarkan letak kalimat utamanya paragraf di bedakan menjadi :
 Paragraf deduktif
§
 Paragraf induktif
§
 Paragraf variatif (campuran)
§
 Paragraf narati/deskriptif
§
 Paragraf ineratif
§
Berdasar Fungsinya Paragraf dibedakan menjadi :
 Paragraf pembuka
§
 Paragraf penghubung
§
 Paragraf penutup
§
b) Kerangka karangan
Yaitu outline dari senuah karangan yang sudah di atur secara sistematis, lengkap, menyeluruh, dan mencakup semua hal yang akan dikemukakan dalam karangan.
Kerangka karangan mempunyai fungsi
 Pedoman pokok dalam mengembangkan karangan
§
 Pedoman urgensi setiap masalah yang ada dalam karangan
§
 Pedoman sistematik untuk membuat daftar isi setelah karangan selesai di susun dan sebagai pedoman kerja bagi pengarang.
§
Langkah-langkah menyusun kerangka karangan :
 Catat semua ide
§
 Seleksi ide-ide secara tepat
§
 Urutkan ide-ide secra tepat
§
§ Kelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading (ide yang lebih besar dari ide-ide itu yang berguna sebagai tempat bersandar dan bersatunya ide-ide tersebut)
c) Pengembangan kerangka karangan
 Pendahuluan bersifat menjelaskan dan mendorong
§
Usahakan kalimat-kalimat utama pada bagian ini memikat hati pembaca sehingga. Salah satu caranya dengan menunjukkan pada pembaca bahwa penulis benar-benar mengetahui dan menguasai masalahnya.
 Batang tubuh sebagai isi karangan
§
Pada batang tubuh inilah dipergunakan contoh-contoh, uraian-uraian, persoalan-persoalan yang ada dan pembuktianya. Agar pengembangan tidk terputus dan meloncat-loncat buatlah kerangka pengembangan yan terperinci.
 Bagian penutup
§
Ada tiga sifat dari bagian penutup ini. Pertama, sebagai rangkuman (summary) dari batang tubuh, yang kedua adalah pernyataan kembali, yang fungsinya mengingatkan kembali akan hal-hal yang sudah dibacanya. Sedangkan sifat yang ketiga adalah hanya sebagai penutup..
d. Teknik Penulisan
Grammar atau tata bahasa, retorika dan logika adalah dasar-dasar yang membangun proses real learning dan self-knowledge. Artinya, semua itu adalah dasar bagi pengembangan karier pribadi seseorang. Menulis adalah kemampuan berdasar tiga pokok utama yaitu :
1) pertama, aktivitas menulislah yang telah merunah dunia
2) kedua aktivitas menulis secara nyata telah terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara.
3) Ketiga, ternyata menulis juga bisa mengungkap secara mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya.
e. Tujuan Pembelajaran Menulis
Keraf mengemukakan tujuan pengajaran ketrampilan menulis sebagai berikut :
1) Peserta didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis.
2) Peserta didik mampu menuangkanya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa indonesia.
3) Peserta didik mampu menuliskanya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Ynag Disempurnakan.
4) Peserta didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi.
f. Keterkaitan antara Membaca dan Menulis
Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan, atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Dalam menulis, seseorang harus melalui tahap-tahap perencanaan, penulisan, dan revisi. Kemudian, dalam proses penulisan si penulis sering melakukan revisi-revisi dengan cara membaca, lalu menulis kembali secara berulang-ulang. Jadi, tampak jelas bahwa kemampuan membaca penting sekali bagi proses menulis.
Sebaliknya pula, dalam kegiatan membaca pemahaman sering kali kita harus menulis catatan-catatan, bagan, rangkuman, dan komentar mengenai isi bacaan guna menunjang pemahaman kita terhadap isi bacaan, bahkan kadang-kadang kita merasa perlu untuk menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagi informasi kepada pembaca lain atau justru sekadar memperkuat pemahaman kita mengenai isi bacaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku Suka Blog Anda

Postingan Unggulan

Memahami Makna Halal Bihalal (Pesan Kebaikan dan Keharmonisan dalam Tradisi Idul Fitri)

Memahami Makna Halal Bihalal:  "Pesan Kebaikan dan Keharmonisan dalam Tradisi Idul Fitri" Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl...