11 Oktober 2022

Kisah Perjuangan Christian Simbar, pejuang Dayak yang melegenda

 

Christian Simbar, pejuang Dayak yang melegenda

 



Alkisah, minggu pagi, 22 November 1953. Christian Simbar dan pengikut Dayaknya menyerbu kota Buntok. Mereka membebaskan rekan-rekannya yang ditahan, tapi membunuh juga enam polisi dan enam anggota keluarga polisi, termasuk tiga anak-anak (Indonesia Berdjuang, 25-11-1953). Pejabat kepala distrik termasuk di antara mereka yang dibunuh. Pelakunya melarikan diri membawa persenjataan polisi.

 

Siapakah Christian Simbar dan apakah motif penyerangan pasukannya itu?

 

Insiden Buntok (1953)

Dalam esainya yang cerkas berjudul Colonizing Borneo: State-building and Ethnicity in Central Kalimantan (2006), Gerry van Klinklen mendedahkan bahwa Christian Simbar (alias Uria Mapas) adalah pemimpin utama Tentara Lawong. Dia sekretaris kepala distrik (wedana atau camat) di Buntok. Kota kecil pinggir sungai di tanah Dusun Dayak ini terletak sekitar 50 km barat laut Tamiang Layang.

 

Tentara Lawong adalah semacam kelompok siaga 'Dayak Kristen' yang sebelumnya disponsori Belanda untuk melawan penetrasi gerilyawan Republik Banjar ke tanah Dusun dari Hulu Sungai ke Tenggara. Tentara ini tetap ada sesudah masa transisi ke kemerdekaan, dan muncul kembali dalam catatan tertulis pada akhir 1953 di Tamiang Layang, di wilayah tanah Dusun dari Hulu Sungai. Pada dasarnya Tentara Lawong telah menjadi kelompok lokal yang tidak lagi terikat pada tujuan politik yang lebih luas. Jelas bukan organisasi Kristen yang ortodoks, melainkan aktif dalam pengkultusan 'mistik' pribumi.

 

Tujuan utama kelompok bersenjata ini adalah mempertahankan kepentingan lokal terhadap orang-orang luar yang bermusuhan. Bisa saja bahkan menjalin hubungan samar dengan KRJT (Kesatuan Rakjat Jang Tertindas) yang dipimpin Ibnu Hadjar, yang walau bersekutu dengan Darul Islam, tetapi lebih mirip gerakan akar rumput non-religius yang menolak kontrol hegemonik negara (Iqbal, 2014).

 

Dukungan besar lokal terhadap Tentara Lawong tidak disebabkan karena alasan ideologis, melainkan karena praktiknya merompak perahu-perahu dagang yang melintas dan membagikan hasilnya-dengan gaya Robin Hood-kepada kaum miskin dan termarjinalkan. Para penyerang dari Tentara Lawong telah merompak perahu-perahu di Kurau, Negara, dan akhirnya di Kalahien, dekat Buntok.

 

Mereka bertindak seperti orang-orang yang berkuasa, mengenakan seragam pemerintah, juga ketika membagikan hasilnya kemudian. Namun insiden di Kalahien pada akhir 1953 dianggap keterlaluan oleh polisi yang menahan sejumlah anak buah Simbar karena merompak kapal sungai milik Tionghoa, Gin Wei II. Empat orang dari yang ditahan adalah sanak keluarga Simbar, dan Simbar memutuskan untuk memukul balik.

 

Serangan Buntok dilancarkan oleh sebuah gerakan bernama "Telabang Pantjasila Sektor Dajak". Telabang (atau telawang) adalah perisai. Nama gerakan ini jelas mengacu pada Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia untuk membuktikan loyalitasnya pada Jakarta. Para penyerang dimotivasi oleh pelbagai kekecewaan seperti korupsi pemerintah dan pembatalan program drainase rawa-rawa. Kelompok ini menambahkan 'siap mati' untuk Pancasila, tak sangsi lagi, dengan tujuan mengambil hati para sponsor potensial di Jakarta.

 

Hari berikutnya kelompok ini mengubah namanya dengan istilah Dayak yang lebih megah, tetapi agak kurang terbuka, yakni 'Mandau Telabang Pantjasila'. Mandau adalah pedang Dayak. Ditahbiskan bahwa pemimpinnya adalah Ch. Simbar alias Mandolin, tokoh suku Dayak Ma'anyan. Yang terpenting ialah bahwa kelompok ini melawan persekutuan longgar gerakan-gerakan pemberontakan anti-Jakarta, yaitu KRJT, Darul Islam, dan Tentara Islam Indonesia.

 

Simbar jelas bukan paria. Dia adalah pejabat pemerintah setempat yang kini berbicara atas nama banyak rekan pejabat di wilayah Dayak ini.

 

Dalam sebuah pertemuan panjang dan simpatik dengan sebuah delegasi tokoh-tokoh Dayak berkekuasaan tinggi yang dipimpin oleh bupati Barito, G. Obos, pada Desember 1953 Simbar mengajukan pembelaan ideologis yang menonjol terhadap tindakan-tindakannya. G. Obos menjelaskan, Simbar terdorong oleh rasa ketidakadilan yang diderita oleh orang Dayak, menentang korupsi dan pemberontakan-pemberontakan Islam, dan dia serta anak buahnya akan menyerahkan diri asalkan mereka direkrut menjadi polisi atau tentara.

 

Sepertinya sebuah kesepakatan telah tercapai, sebab hari berikutnya Simbar menyerah dengan 129 pengikutnya. Semuanya dibawa ke Banjarmasin. Pertemuan tingkat tinggi lain menyusul di sana antara para pemimpin Dayak dan wakil gubernur, polisi, dan kantor kejaksaan. Dus, kebanyakan orang itu dibebaskan.

 

Polisi, yang masih sakit hati karena anggotanya menjadi korban dan tidak ingin melepaskan tuntutan-tuntutan hukum begitu saja, bersikeras menahan para pemimpin teras kelompok Simbar dan menuduhnya dengan perompakan atas kapal Gin Wan II. Namun pertengahan April 1954 Simbar boleh dikatakan seenaknya meloloskan diri dari tahanan dan naik bus ke utara menuju tanah asalnya. Bulan Agustus diumumkan bahwa semua tuduhan terhadap Simbar dan rekan-rekannya dicabut. Masih jengkel, polisi semula bersikeras Simbar harus mengambil surat pembebasannya itu sendiri, tetapi akhirnya tuntutan itu pun dicabut.

 

Pada Juni 1954 Simbar kembali menjadi headline media cetak setempat. Ia sekali lagi memimpin organisasi bersenjata bernama 'Telawang, Mandau, dan Pantjasila' -kadang-kadang disebut juga 'Telabang Mandau Dajak Kalimantan'. Dia masih berpangkalan di daerah aliran Sungai Barito sekitar Buntok dan Muara Teweh.

 

Dua bulan kemudian dia telah berjalan sejauh 150 km ke barat memasuki daerah aliran Sungai Kahayan, tempat dia memberikan 'pengetahuan mistik' (ilmu) kepada orang Dayak Kaharingan dan Dayak Kristen dan mendorong mereka bergabung dengan angkatan bersenjatanya. 'Ribuan' orang menyambutnya. Simbar menyatakan kepada pers, bahwa pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah dengan sarana 'demokratis' adalah mendesak.

 

Kecemerlangan Simbar adalah bergerak 'licin' mengularkambang, maju-mundur menurut keinginannya di antara kota dan hutan rimba. Kadang ia memainkan peranan sebagai calon suku Dayak untuk pemilihan umum. Kadang ia sebagai pemimpin gerilya bersenjata. Bulan Mei 1955, sesudah keluar dari hutan rimba, dia tampil di antara tiga calon papan atas Partai Persatuan Daya.

 

Hasil pemilihan untuk Dewan Perwakilan Daerah Peralihan (DPRD Peralihan) yang diselenggarakan tahun itu juga menabalkan betapa tidak efektifnya politik pemilihan Dayak etnis itu. Partai-partai yang pro provinsi keempat (Kalimantan Tengah) -yaitu Partai Persatuan Daya, PRN, dan Parkindo- masing-masing memeroleh bagian kecil suara. Walau Persatuan Daya, partainya Simbar, jelas berhasil sebagai partai baru -dengan memenangkan masing-masing 3%, 14%, dan 3% suara, tidaklah cukup meyakinkan Simbar untuk tetap pada partai politik. Tidak lama kemudian dia pun kembali pada siasat lamanya.

 

Masuk Hutan Rimba Lagi

Sesudah kalah dalam pemilihan umum Christian Simbar kembali masuk ke dalam hutan pada September 1956. Namun dia tidak memutuskan hubungan dengan penguasa.

 

Hampir seluruh waktunya dihabiskan di daerah asalnya di Buntok dan bagian utara Hulu Sungai, tetapi dia pun bergerak ke barat ke Sungai Kahayan. Douglas Miles dalam karyanya Cutlass and Crescent Moon: A Case Study of Social and Political Change in Outer Indonesia (1976) memberikan bukti ihwal Sungai Mentaya Hulu, di atas Sampit di Kotawaringin, bahwa Simbar dapat menjalin kerja sama dengan militer.

 

Tjilik Riwut yang memadukan peranan pemerintahan sipil dengan hubungan militer berkesinambungan merupakan saluran dan kesempatan bagi pemberi tugasnya. Ini memungkinkan Simbar beraksi tanpa mendapat hukuman. Gerombolannya menyerang gudang senjata militer di Sampit pada 10 November 1956.

 

Pada 6 Desember pasukan Simbar menyerang kota Pahandut yang waktu itu baru merupakan ibu kota distrik (kecamatan). Dua orang polisi terbunuh, dan kepala distrik (camat) menjadi seorang dari tiga orang yang terluka. Gerombolan itu dituduh membakar rumah-rumah, memperkosa perempuan, kemudian melarikan diri dengan membawa emas dan berlian yang mereka rampas dari penduduk setempat, dan barang-barang dari kantor pemerintah. Mereka menuju utara ke Kuala Kurung sepanjang Sungai Kahayan, agaknya dengan maksud mengulangi aksinya.

 

Pasukan siaga Simbar memberikan kesan bahwa mereka menguasai sebagian besar daerah pedalaman kabupaten Kapuas. Mereka melakukan latihan berbaris dan menembak hanya beberapa kilometer di luar ibu kota Kabupaten Kuala Kapuas.

 

Pers ibu kota menganggap seluruh pedalaman tidak aman bagi perjalanan perahu, karena Simbar akan menembak dan merampok perahu dagang dan perahu pemerintah yang lewat. Sementara itu, Sungai Katingan, wilayah aliran sungai sebelahnya ke barat berada di bawah kekuasaan pemimpin gerombolan lain yang bernama William Embang. Bersama-sama mereka terus menamakan gerakan mereka Mandau Telabang Pantjasila Kalimantan.

 

Namun di pedalaman, Simbar tidak dipandang sebagai pemberontak. Dia ditahbiskan sebagai pahlawan akar rumput. Para pemimpin setempat agaknya mendukungnya.

 

Pada 1957, menurut hemat Tjilik Riwut serta komandan militer baru untuk Kalimantan, keadaan keamanan telah 'ideal'. Sementara itu, Simbar disingkirkan pelan-pelan dari gelanggang. Dia tidak diperlukan lagi.

 

Simbar dan Embang keluar dari hutan rimba dan dibawa menjumpai pejabat Gubernur Kalimantan Sarkawie beserta rombongan di Banjarmasin pada Maret. Simbar mengatakan pada mereka, dia memiliki 10.000 anak buah di seluruh Kalimantan Tengah. Rombongan kemudian melakukan perjalanan bersama ke Buntok dan Bundar untuk menyaksikan sumpah simbolis kesetiaan kepada negara oleh 400 orang di antaranya di masing-masing tempat.

 

Bulan berikutnya gerombolan itu menjadi tamu kehormatan saat perayaan resmi di setiap kabupaten dari tiga kabupaten yang akan menjadi bagian dari provinsi baru. Mereka diberi nama baru Front Pemuda untuk Pembangunan Kalimantan Tengah, yang masih dipimpin oleh Simbar, yang selanjutnya dipandang sebagai salah seorang pahlawan bagi rakyat Kalimantan Tengah (Riwut, 1979: 62; Usop, 1996: 82).

 

Terdepak dari Gelanggang

Arkian, Kalimantan Tengah lahir sebagai provinsi pada 17 Juli 1957 dan Tjilik Riwut terpilih menjadi gubernur perdananya. Simbar sendiri diberdayakan dengan sejumlah uang dan mencoba berkiprah di jagat bisnis. Dia tak cocok untuk itu dan jatuh bangkrut.

 

Pada 1961 Simbar kembali masuk hutan. Ia masih membayangkan bahwa dirinyalah yang telah merintis jalan satu-satunya menuju keberhasilan politik. Sementara itu, dia lupa lobi di Jakarta yang dilakukan pihak lain.

 

Simbar telah dikangkangi untuk menduduki jabatan gubernur sesudah masa jabatan Tjilik Riwur berakhir, dan ini membuatnya memberangsang. Namun kali itu tak seorang pun melindunginya lagi.

 

Simbar ditangkap dan meninggal dunia dalam keadaan misterius, tidak lama sesudah dia dibebaskan dari tahanan militer di Balikpapan, Kalimantan Timur. Penguasa setempat belum melupakan korban tewas di pihaknya akibat perbuatan Simbar, maka ada kecurigaan dia telah dieksekusi.

 

Sebagai pungkasan, saya ingin mengutip ungkapan puitik dari sastrawan Hermann Broch, bahwa "Pemberontak tak harus disamakan dengan kriminal, meskipun masyarakat seringkali menganggap pemberontak sebagai kriminal, meskipun kriminal kadang-kadang berlaku sebagai pemberontak untuk membuat tindakan-tindakannya tampak terhormat."

 

Petualangan Christian Simbar menjadi pejuang sekaligus pembangkang ini barangkali hanya untuk menutupi kekeraskepalaan dirinya, elan bertahan hidupnya, atau nun jauh, membuat tindakan-tindakan kriminalnya sebagai sesuatu yang terhormat dan melegenda.

 

Sumber: https://beritagar.id/artikel/telatah/christian-simbar-pejuang-dayak-yang-melegenda

 

 

27 September 2022

Jadwal lengkap Pertandingan Indonesia di Piala Asia Futsal 2022

Jadwal lengkap Piala Asia Futsal 2022: 
Fase Grup: 27 September sampai 2 Oktober 2022 
Perempat final: 4 Oktober 2022 
Semifinal: 6 Oktober 2022 
Final: 8 Oktober 2022 



Jadwal lengkap timnas futsal Indonesia di Piala Asia Futsal 2022: 
Rabu, 28 September 2022 21.00 WIB - Iran vs Indonesia 
Jumat, 30 September 2022 21.00 WIB - Indonesia vs Lebanon 
Minggu, 2 Oktober 2022 21.00 WIB - Taiwan vs Indonesia


20 Juli 2022

NU SUDAH LENGKAP DAN KOMPLIT



Mau tanya Fiqh? NU punya KH. AFIFUDDIN MUHAJIR, pakar Ushul Fiqh, beliau pimpinan Pon-Pes Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo - Situbondo. 
(dan masih banyak lagi ulama NU ahli fiqih lainnya baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Mau tanya Tasawuf? NU punya HABIB LUTHFI BIN YAHYA & GUS MUS dan bahkan kini Habib lutfhi menjadi pemimpin forum sufi se-dunia. 
(dan masih banyak lagi ulama NU ahli tasawuf baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Mau tanya Hukum? NU punya GUS NADIR beliau dosen Hukum tetap di Monash University Australia. 
(dan masih banyak lagi ulama NU ahli hukum baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Mau Tanya Sejarah? NU punya GUS MUWAFIQ dengan pemahaman sejarah yang sangat luas.
(dan masih banyak lagi ulama NU ahli sejarah baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Mau tanya Thoriqot? NU punya Mursyid muda SAYYID SEIF ALWI dan beliau masih keturunan Syekh Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati. 
(dan masih banyak lagi ulama NU ahli Thoriqot baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Mau tanya Tafsir? NU punya GUS BAHA kedalaman ilmu beliau tentang tafsir tidak diragukan lagi, bahkan para doktor, profesor dan Ulama dunia sampai kagum dengan kyai sederhana ini, sampai-sampai para cendekiawan itu bertanya pada beliau "gus, njenengan bacaannya banyak kok masih NU?" pertanyaan itu seakan-akan orang-orang NU itu bodoh, gus baha lanjut menjawab S3 di kampusmu itu kayak ngaji anak-anak Tsanawiyah/SMP di pondokku. 
(dan masih banyak lagi ulama NU ahli tafsir baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Mau tanya kehidupan berumah tangga, akhlak dan tingkah laku bersosial dengan sesama? NU punya GUS MIFTAH, beliau kyai muda yang masih aktif berdakwah di lokalisasi dan diskotik SARKEM, dan sempat bikin heboh akhir-akhir ini karena beliau telah meng-islamkan artis papan atas indonesia host talkshow terkenal hitam-putih  Deddy corbuzier.
(dan masih banyak lagi ulama ahli akhlak dan sosial baik dari kalangan Kiai sepuh maupun Kiai Muda). 

Dan tentunya beliau-beliau ramah & santun dalam setiap dakwahnya, apalagi yang muda-muda seperti Gus Miftah, Gus Muwafik, Gus Nadir, dengan pembawaan yang  lucu dan romantis yang mebuat BAPER setiap pendengarnya..

Percayalah beliau-beliau lebih kompeten dari ustadz-ustadz hijrah youtube-mu atau penggagas gerakan kh1l4f4h londoniyah itu !!. 

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد

=============================

*_Dapatkan terus Update info Hubbul Wathon Minal Iman_*

Website : www.hwmi.or.id

Telegram :
https://t.me/hwmichannel

Instagram :
https://s.id/Ig_hwmionline_id

Twitter :
https://twitter.com/Hubbul_Wathon26?s=08

Youtube:
https://s.id/DutaHWMIOfficial

Helo-app :
https://s.id/helo-app_KontenHWMI

Tik tok : https://s.id/tiktok_hwmi

Quotes HWMI : https://s.id/hwmi-Quotes

28 Juni 2022

Kisah Seorang Guru SMP tentang 2 Alumni Muridnya




Seorang guru SMP bernama Sri Rahayu mendadak mendapat perhatian khalayak, karena dianggap bijak.
Itu setelah video curhatannya tentang dua mantan siswanya viral di media-media sosial, Senin (27/6/2022).
.
Dalam video yang dilihat pada akun Instagram, ibu guru itu tampak tengah menceritakan pengalamannya kepada siswa-siswinya di dalam kelas.
.
Ibu guru tersebut mengakui, pernah mempunyai pengalaman bertemu dengan mantan murid yang diasuhnya semasa sekolah, tapi kini mempunyai karakter berbeda.
“Saya pernah bertemu dengan siswa saya yang hebat. Ranking satu terus. Sekarang diangkat menjadi dokter,” kata Ibu Guru Sri Rahayu.
.
Saat bertemu dengan siswanya yang berprestasi itu, Ibu Sri menegur lebih dulu. Tapi, mantan siswanya itu tidak menyambut baik. Mantan siswanya justru bertanya, “Siapa ya?”
.
Berpikir mungkin eks muridnya lupa, ibu guru itu mengatakan namanya, “Ini ibu nak, Ibu Sri Rahayu.”
Namun, mantan siswanya itu hanya menjawab seadanya, tanpa memperlihatkan mimik muka teringat dengan jasa-jasanya.
.
Dia melanjutkan, dia juga sempat bertemu dengan mantan siswanya yang lain saat pergi ke luar kota.
.
Tapi, sudah lama ia melambai-lambaikan tangan, tidak ada satu pun pengguna jalan yang berhenti dan mau menolongnya.
.
Hingga suatu saat, ada dua orang pemuda bermotor berhenti di dekatnya. Kondisi jalan gelap.
Ibu guru itu lantas mencurigai kedua pemuda itu. Namun, satu dari dua pemuda itu justru menghampirinya.
.
Ibu Guru Sri mengatakan, pemuda itu akhirnya memeluknya dan menangis. Si pemuda lantas bertanya kepada Ibu Sri ada di pinggiran jalan, malam-malam. Ibu itu lalu menjelaskan perihal motornya yang mogok.
.
“Akhirnya dia bilang, ‘Ya sudah, ibu naik motor dengan teman saya. Motor ibu saya yang bawa, nanti didorong.”
.
Keesokan harinya, si pemuda datang lagi ke hotel tempat Bu Sri menginap untuk mengantarkan sepeda motor.
.
Sampai di situ ceritanya berakhir. Ibu Sri kemudian menjelaskan kepada murid-muridnya, hikmah dari pengalamannya tersebut.
.
Kontan saja unggahan itu memantik pujian dari warganet. Mereka menilai Ibu Sri sebagai guru yang bijak, tak hanya menilai siswa-siswinya dari nilai-nilai ujian.
Sumber : Ig : @suarasemangat

23 Juni 2022

6 Artikel Rekomendasi untuk Guru Pekan Ini


1. Tantangan dan Potensi Kompetensi Guru di Era Digital


https://naikpangkat.com/tantangan-dan-potensi-kompetensi-guru-di-era-digital/

2. Tips Meningkatkan Kompetensi Guru di Era Digital


https://naikpangkat.com/tips-meningkatkan-kompetensi-guru-di-era-digital/

3. Mengubah Kompetensi Guru Menjadi Bisnis yang Menguntungkan


https://naikpangkat.com/mengubah-kompetensi-guru-menjadi-bisnis-yang-menguntungkan/

4. Diklat Online “Menjadi Teacherpreneur Melalui Pemberdayaan Kompetensi Guru”


https://naikpangkat.com/diklat-online-menjadi-teacherpreneur-melalui-pemberdayaan-kompetensi-guru/

5. Ide Bisnis bagi Guru yang Ingin Menjadi Teacherpreneur


https://naikpangkat.com/ide-bisnis-bagi-guru-yang-ingin-menjadi-teacherpreneur/

6. Kunci Sukses Memulai Bisnis bagi Guru : Tentukan Target Audience


https://naikpangkat.com/tips-memulai-bisnis-bagi-guru-dalam-menentukan-target-audience/