Makalah perkembangan Peserta Didik
MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas-tugas Perkembangan peserta
Didik pada Usia Sekolah Menengah dan Klasifikasi Karakteristik pada Usia Remaja
Disusun Oleh :
Kelompok VII
Ade
Kurniawan AAB
109087
Eka
Rahmady Hardianto AAB
109083
Irwan
Efrata AAB
109109
Jainal AAB
109098
Junadi
Susanto AAB
109090
UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
BAHASA DAN SENI
PROGRAM
STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2011
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Tugas-tugas Perkembangan peserta Didik pada
Usia Sekolah Menengah dan Klasifikasi Karakteristik pada Usia Remaja. Makalah ini
di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik”.
Makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang menbangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberi
informasi bagi mahasiswa dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa semua.
penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………............................... ……………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... iii
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………... iii
B.
Tujuan Penulisan……………………………………………………………………… iii
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 1
A.
Pengertian tugas perkembangan peserta didik………………. ………………………… 2
B.
Klasifikasi tugas perkembangan remaja………………………………………………… 2
C.
Karakteristik peserta didik usia remaja………………………………………………….. 5
1. Pengertian
remaja…………………………………………………………………….. 5
2. Remaja ditinjau dari faktor sosial
phisikologis…………………………………. 5
3. Menurut masyarakat
indonesia………………………………………………… 6
4. Karakteristik remaja
a)
perkembangan
fisik,…………………………………………………. 6
b)
perkembangan
kognetif, ……………………………………………. 6
c)
perkembangan
emosi, ………………………………………………. 7
d)
perkembangan
sosial, ……………………………………………….. 8
e)
perkembangan
moral,……………………………………………….. 8
f)
perkembangan
kepribadian…………………………………………... 9
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 10
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………... 10
B.
Saran……………………………………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah
ini membahas tentang bagaimana perkembangan peserta didik pada usia sekolah
menengah atau pada usia remaja. Pembahasan ini mencakup pengertian tugas
perkembangan peserta didik pada usia menengah atau usia remaja, Klasifikasi
tugas perkembangan remaja dan
karakteristik peserta didik usia remaja.
B. Tujuan Penulisan
\ Tujuan dari penulisan makalah
ini agar kami dapat lebih mengetahui
bagaimana pengertian tugas perkembangan pada masa usia menengah, klasifikasi
tugas perkembangan remaja dan karakteristik peserta didik usia remaja yang
mencakup pengertian remaja, remaja ditinjau dari faktor sosial phisikologis,
remaja menurut masyarakat indonesia dan karakteristik remaja yang terbagi atas
perkembangan fisik, perkembangan kognetif, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral, dan perkembangan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tugas Perkembangan Remaja
Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha agar:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.
4. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
B. Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
Status sosial ekonomi,Ø
Filsafat hidup keluarga,Ø
Pola hidup keluarga.Ø
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individuü ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukanü oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individuü dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2. Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja.
Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha agar:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.
4. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
B. Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
Status sosial ekonomi,Ø
Filsafat hidup keluarga,Ø
Pola hidup keluarga.Ø
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individuü ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukanü oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individuü dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2. Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja.
3. Kehidupan Keluarga
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau ber¬kencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48)
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau ber¬kencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48)
C. Karakteristik
Peserta Didik Usia Remaja
Remaja sering disebut dengan istilah puberteit danadolescentia.
Puberteit (Belanda), puberty (Ingris), pubertas (Latin) yang artinya tumbuh
rambut di daerah ”pusic” daerah kemaluan. Adolescentia dari bahasa latin adalah
masa muda.
1. Pengertian Remaja
a)
Remaja menurut hukum
Menurut undang-undang perkawinan usia minimal untuk suatu perkawinan
untuk putri 16 tahun dan untuk putra 19 tahun. Dalam imu-ilmu sosial usia
antara 16 sampai 22 tahun disejajarkan dengan pengertian remaja.
b)
Remaja ditinjau dari pertumbuhan fisik
Dari sudut fisik remaja dikenal sebagai suatu tahap dimana alat kelamin
mencapai kematangan. Pematangan fisik berjalan ± 2 tahun dimulai saat haid pertama pada wanita dan sejak mimpi basah
(polusio) pada laki-laki masa dua tahun ini dinamakan masa pubertas, datangnya
masa pubertas tiap individu tidak sama.
c)
Remaja menurut WHO
Menurut
WHO remaja adalah masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu mengalami :
1. Menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder saat mereka mencapai kematangan
seksual.
2. Mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak
menjadi dewasa.
3. Peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif mandiri.
2. Remaja ditinjau dari faktor sosial sosial
psikologis
Masa
remaja adalah suatu perkembangan yang ditandai adanya proses perubahan dari
kondisi ”entropy” ke kondisi ”negentropy”.
Entropy
adalah suatu keadaan dimana kesadaran (pengetahuan,perasaan) manusia belum
tersusun rapi sehingga belum berfungsi maksimal.
Negentropy
adalah suatu keadaan dimana kesadaran tersusun dengan baik, artinya pengetahuan
satu berhubungan dengan pengetahuan yang lain dan pengetahuan berhubungan
dengan sikap, perasaan.
3. Remaja menurut masyarakat Indonesia
Batasan
remaja Indonesia adalah usia 11 tahun sampai 24 tahun dan belum menikah dengan
alasan :
1.
Usia 11 tahun umumnya sudah menunjukkan tanda-tanda
kelamin sekunder
2.
Menurut agama dan adat usia 12 tahun anak sudah
akil balik.
3.
Pada usia tersebut ulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan misalnya :
a)
Tercapainya identitas diri
b)
Fase genital ( berhubungan dengan organ genetalia)
c)
Tercapainya puncak perkembangan kognitif
4. Karakteristik Remaja
1) Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan
individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama yang
terjadi pada fase pranatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada
tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada
masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu
mengalami kematangan daripada bagian-bagian yang lain. Pada masa remaja akhir,
proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua
bagiannya. Dalam perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri yaitu
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
2) Perkembangan kognitif (Intelektual)
Ditinjau dari perkembanga kognitif menurut Piaget, masa remaja sudah
mencapai tahap operasi formal (operasi = kegiatan-kegiatan mental tentang
berbagai gagasan). Keating merumuskan lima pokok yang berkaitan dengan
perkembangan berpikir operasi formal, yaitu sebagai berikut :
1.
Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang
tekanannya kepada kesadarannya sendiri disini dan sekarang, cara berpikir
remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan. Remaja mampu menggunakan
abstraksi dan dapat membedakan yang nyata dan konkret dengan abstrak dan
mungkin.
2.
Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis,
muncul kemampuan nalar secara ilmiah.
3.
Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan
membuat perencanaan dan mengekplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
4.
Remaja menyadari tentang aktivitas kognitif dan
mekanisme yang membuat proses kognitif itu efisien dan tidak efisien. Dengan demikian, introspeksi (pengujian diri) menjadi bagian
kehidupannya sehari-hari.
5.
Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya
topik-topik baru dan ekspansi berpikir.
Implikasi pendidikan atau bimbingan dari periode berpikir operasi formal
ini adalah perlunya disiapkan program pendidikan atau bimbingan yang
memfasilitasi perkembanga kemampuan berpikir remaja. Upaya yang dapat dilakukan
seperti :
Penggunaan
metode mengajar yang mendorong anak untuk aktif bertanya, mengemukakan gagasan
atau mengujicobakan suatu materi
Melakukan
dialog, diskusi dengan siswa tentang masalah-masalah sosial atau berbagai aspek
kehidupan seperti agama, etika pergaulan dan pacaran, politik, lingkungan
hidup, bahayanya minuman keras dan obat-obatan terlarang.
3) Perkembangan Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi
yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama ogran seksual mempengaruhi
perkembangan emosi dan dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan
cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga emosinya menunjukkan sifat yang
sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa, emosinya
bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan
emosinya. Mencapai kematang emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat
sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi
sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman
sebaya.
4) Perkembangan sosial
Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan
untuk memahami orang lain. Ramaja memahami orang lain sebagi individu yang
unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat,nilai-nilai, maupun perasaannya.
Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”, yaitu
kcenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,
kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan
perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggungjawabkan maka
kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik.
Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang
melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku
seperti kelompoknya tersebut.
5) Perkembangan moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru,
teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih
matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang
nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan,
kesopanan dan kedisiplinan.
Menurut Adam dan Guallatta terdapat berbagai hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja, yaitu :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan
tingkat moral orang tua.
2. Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam
tahapan nalar moralnyadaripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja yang
tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar moralnya
daripada remaja yang nakal.
3. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau
remaja yaitu (a) orang tua yang mendorong anak untuk diskusi secara demokratis
dan terbuka mengenai berbagai isu dan (b) orang tua yang menerapkan disiplin
terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.
6) Perkembangan kepribadian
Kepribadian merupakan sistem yang dinamis dari sifat-sifat, sikap dan
kebiasaan yang menghasilkan tingkat konsistensi respons individu yang beragam.
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional,
sosial, kognitif dan niali-nilai. Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity
(jati diri). Perkembangan ”identity” merupakan isu sentral pada masa remaja
yang memberikan dasar bagi masa dewasa. Apabila remaja gagal mengintegrasikan
aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu untuk memilih, maka dia akan
mengalami kebingungan (confusion).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku
kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku
secara dewasa. Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu,
tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai
individu,pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Serta
melihat bagaimana karakteristik usia remaja yang terbagi atas beberapa sub yang
telah dijelaskan di dalam makalah ini.
B.
Saran
Masa remaja adalah tindak lanjut
dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut
dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari
tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa
ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak
hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti
mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa
disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada
dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas
tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam
mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.tp.ac.id/problematika-masa-usia-sekolah-menengah.