07 November 2020

DIWASIATKAN OLEH AL -IMAM AL-HABIB ABDULLAH B ALWI ALHADDAD , AL-IMAM AL-HABIB ALI B MUHAMMAD AL-HABSYI, DAN SAYYIDI AL-IMAM ALHABIB UMAR*

*DIWASIATKAN OLEH AL -IMAM AL-HABIB ABDULLAH B ALWI ALHADDAD , AL-IMAM AL-HABIB ALI B MUHAMMAD AL-HABSYI,  DAN SAYYIDI AL-IMAM ALHABIB UMAR*

Bila ingin anak-anak keturunannya menjadi Ulama , Sholihin /Sholihat, dan kelak bisa memberikan syafa'at kepada ahlu baitnya , Qurrata 'ainLi Sayyidina Muhammad saw,  ikuti 10wasiat AAL BAA-'ALAWY dan amalkan /ajarkan kepada anak-anaknya di rumah..

*ADAT /KEBIASAAN SALAF AAL BAA'ALAWY* 

*10WASIAT-WASIAT  TERKAIT TARBIYAH MEREKA KEPADA ANAK CUCU MEREKA..  * 

1.Menuntun anak-anaknya yang masih kecil  kalimat Rodhiitu billahi Robban,  wa bil islami diinan,  wa bi sayyidina Muhammadin shollallahu 'alaihi wa sallam nabiyyan wa rasulan,  kemudian juga menuntunkan 2 kalimat syahadat dan menghafal nasab Rasulullah saw yang mulia..

2. Wasiat Kedua :

Mereka mendidik saat memanggil orang-orang yang lebih tua usianya dg panggilan atau sebutan yang pantas buat mereka,  seperti dg kata-kata "Yaa'Ammiy" (Wahai Pamanku) ..
Kemudian mereka juga mendidik anak-anak mereka untuk mencium tangan orang-orang tua dari kerabat yang mahrom atau tangan mereka orang-orang Sholeh dan Ulama..

3. Wasiat  Ketiga :

Mereka mendidik anak-anak cucu /keturunandan para pecinta nya, dengan cara mengatur,  membagi waktu dengan tertib,  agar tidak terbuang sia-sia,  
Khususnya waktu belajar,  waktu mengajar,  waktu untuk beribadah,  waktu membaca wirid,  dan waktu untuk istirahat..

4. Mereka mendidik anak-anak cucunya dan para pecintanya,  dengan tidak membawa anak-anak mereka ke pasar,  atau ke tempat-tempat umum seperti mall,  atau yang lain kecuali didampingi oleh ayah atau ibunya atau guru (mu'allimnya)  atau yang mewakili mereka seperti kakaknya,  atau pamannya,  atau sahabat karib ayahnya dan lain-lain..

5. Mereka menjaga dan memelihara agar anak-anak dan keturunan serta para pecinta (muhibbiin) mereka untuk tidak bersahabat dengan orang-orang yang berbeda faham (dlm hal aliran /aqidah) 
serta mereka melarang anak-anak cucunya bergaul dengan orang-orang yang berperangai buruk,  dan mereka yang tidak patut dijadikan sebagai sahabat..

6. Memisahkan posisi / tempat antara laki-laki dan tempat perempuan dg menggunakan pembatas (tabir)..
Dan mengenai hubungan apa saja antara laki-laki dan wanita dituntunkan oleh mereka harus sesuai dengan ketentuan syariat yakni tidak boleh terjadi ikhtilat (campur baur) antara laki dan wanita. Serta haramnya khalwat (berduaan menyepi antara laki-laki dan wanita) 
Membatasi hubungan antara lawan jenis (laki-laki dan perempuan yg tidak ada hubungan mahrom tsb)  karena khawatir timbulnya potensi fitnah seperti misalnya saling memandang dsb...

7. Para salaf mendidik kita dan mereka sangat menganjurkan bagi orang tua (ayah atau ibu)  untuk selalu mendo'akan putra -putrinya yang masih kecil,  dan mengajarkan do'a yang sangat agung ini kepada mereka yang sdh dewasa (sudah menikah/ berkeluarga) agar mereka mendapatkan karunia yang besar dari Allah,  dan agar supaya mereka (putra /putrinya) mengerti bagaimana cara menjauhi hal-hal yang buruk dlm kehidupan ini,  sehingga (sebelum orang tuanya wafat sudah melihat) buah hatinya menjadi anak-anak yang baik dan dapat membawa ummat menuju kebaikan,  serta menjadi anak yang sholeh tatkala zaman telah rusak.. 

Dan inilah do'a yang agung yang diijazahkan Sayyidi Alhabib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri
👇 (terlampir di geleri di bawah ini)

8.  Menyampaikan pendidikan kepada putra-putrinya yg sudah mendekati usia baligh (dewasa)  akan 7 hal di atas , berikut pula hal-hal apa saja yg berhubungan dg perkara-perkara Syari'at ketika nanti mereka di masa  baligh ..

-Alwi bin Ali AlHabsyi- Alwi Bin Ali Solo

(Pembina Majelis Taklim AlHidayah dan Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Solo)

Sumber : http://t.me/ilmu_tareem

06 November 2020

7 Tanaman yang tidak disukai oleh Jin

Allahu Akbar🙂

Semua atas kehendak Allah,yang terpenting kita harus selalu menjaga iman kita,memperbanyak dzikir dan sholawat agar kita selalu dalam lindungan Allah,aamiin 🤲😇

Mengenai hal ini Ibnu katsir menafsirkan Surat Albaqoroh ayat 102 yang berkaitan fitnah syaitan terhadap nabi sulaiman, bahwa beliau menggunakan sihir bukan mukjizat dan meriwayatkan bahwa yang paling bermanfaat untuk menghilangkan pengaruh sihir adalah dengan menggunakan apa yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulnya, dan untuk menghiklangkan hal itu dengan membaca Al-Muawwidzatain ayaitu dua surat pelindung (Al-falaq dan An Naas) serta ayat kursi karena ayat ayat ini dapat mengusir setan.

Lalu bagimana mengobati sihir dengan menggunakan daun bidara tersebut? Imam Al Qurtubi dari wahab yang mengatakan bahwa hendaknya diambil 7 helai daun bidara ditumbuk halus lalu dicampurkan air kemudian dibacakan ayat kursi lalu diminum kepada orang yang terkena sihir 3x teguk dan sisa airnya digunakan untuk mandi insya allah akan hilang efek dari ilmu sihirnya dan diutamakan untuk membaca Al-Falaq, Annas serta ayat kursi karena ayat ayat tersebut dapat mengusir setan (Tafsir Ibnu Katsir jilid 1 terjemahan singkat halaman 171).
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
👉Support Kami Dengan Follow👈
➡️ @penyebarsholawat
➡️ @penyebarsholawat
➡️ @penyebarsholawat
💕Selalu Tekan Tombol Like 💕
🔔Aktifkan Notifikasi untuk update video terbaru dari kami🔔
*Jangan Lupa Tag Teman dan Sahabat kamu agar semakin cinta Sholawat*
--------------------------------------------------------------------------------------------- ☆☆☆☆Terima Kasih Atas Doa dan Dukungan Anda☆☆☆☆
{Dengan Bersholawat Kita Akan Selamat Di Dunia & Akhirat}
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
#tanamanhias #tanaman #obat #herbal #info #fakta #unik #kamuharustau #tiktokindonesia #ruqyah #sehat #alquran #quran #quranquotes #santri #nahdlatululama #banser #sholawat #sholawatan #habibsyech #syekhermania #gusbaha #penyebarsholawat
Sc:tiktok/adit04

03 November 2020

10 Nasihat Sheikh Dr. Ramadan al-Buti

10 Nasihat Sheikh Dr. Ramadan al-Buti


1. Memulakan hari dengan solat subuh berjemaah di masjid.

2. Ketika mendengar suara azan dimana pun kita berada dan dalam keadaan apa sekalipun, maka kita harus cepat-cepat menuju ke masjid terdekat untuk melakukan solat berjemaah.

3. Berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak menggunakan umur kita ini kecuali untuk taat kepada Allah, bekerja untuk mencari rezeki halal, mencari ilmu, dan untuk beristirehat menghilangkan kepenatan.

4. Ketika hendak tidur, maka kita harus membayangkan bahawa kemungkinan tidur ini adalah tidur untuk selama-lamanya, tidur terakhir kita di alam dunia. Sebelum tidur, kita bermuhasabah dan beristighfar kepada Allah. 

5. Ketika kamu mendapat kenikmatan atau ujian, maka jangan lupa hakikat bahawa tidak ada yang dapat memberi manfaat dan tidak ada yang dapat menolak mudarat kecuali Allah SWT.

6. Sesudah kamu melakukan solat dan selesai berwirid, maka jangan berdiri sebelum mengangkat tanganmu berdoa kepada Allah degan penuh kerendahan hati dan penuh kehinaan, meminta kepada-Nya menunaikan hajat-hajatmu, menghindarkan dari segala ketakutan, dan mengampuni segala dosa-dosamu.

7. Ketika kamu merasa ditinggalkan manusia dan dibenci oleh mereka maka jadikanlah redha Allah sebagai pengubat hatimu. Dan ketahuilah bahawa hal itu lebih baik daripada manusia yang meyukaimu tetapi Allah membencimu.

8. Ketika nafsumu menarikmu untuk ghibah pada saudaramu, maka ingatlah bahawasannya kamu juga mempunyai banyak kecacatan dan apabila Allah membukanya nescaya kecacatanmu itu juga menjadi pembicaraan manusia lain pula.

9. Berusahalah sekuat tenagamu untuk menjadikan bekalan yang kamu sediakan nanti adalah merupakan hati yang suci daripada segala kotoran kebencian.

10. Ketika nafsumu mengajak untuk melakukan kemunkaran, maka ingatlah akan kematian kerana kematian itu akan mengecilkan besarnya maksiat dan menjadikan ibadah dan taat itu banyak.

*Petikan dari kitab Batinul Ismi (Dosa Tersembunyi)  karangan al-Syahid al-Buti



Sumber ; Ilmu_Tareem
~ 7 Macam Persahabatan ~

Ada 7 macam persahabatan, namun hanya 1, yang sampai hingga Akhirat.

1. "Ta'aruffan" , adalah persahabatan yg terjalin krn pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM & lainnya.

2. "Taariiihan", adalah persahabatan yg terjalin krn faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kost bersama, diklat bersama & sebagainya.

3. "Ahammiyyatan", adlh persahabatan yg terjalin krn faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.

4. "Faarihan", adlh persahabatan yg terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, berburu, memancing & sebagainya.

5. "Amalan", adlh  persahabatan yg terjalin krn seprofesi, misalnya sama2 guru, dokter & sebagainya.

6. "Aduwwan", adlh seolah sahabat tetapi musuh, didepan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya, "Bila engkau memperoleh nikmat, ia benci, bila engkau tertimpa musibah, ia senang" (QS 3:120).
Rasulullah mengajarkan doa", Allahumma ya Allah selamatkanlah hamba dari sahabat yg bila melihat kebaikanku ia sembunyikan, tetapi bila melihat keburukanku ia sebarkan."

7. "Hubban Iimaanan", adlh sebuah ikatan persahabat yg lahir batin, tulus saling cinta & sayang krn ALLAH, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam2 dipenghujung malam, ia doakan sahabatnya.
Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya krn Allah Ta'ala.

Dari ke 7 macam persahabatan diatas, 1 - 6 akan sirna di Akhirat. yg tersisa hanya ikatan persahabatan yg ke 7, yaitu persahabatan yg dilakukan krn Allah (QS 49:10),
"Teman2 akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yg lain, kecuali persahabatan krn Ketaqwaan" (QS 43:67).

ADA dimanakah persahabatan kita ?

Komen dibawah ya!!!

Sumber: Ilmu_Tareem

10 Nasihat Sheikh Dr. Ramadan al-Buti

10 Nasihat Sheikh Dr. Ramadan al-Buti


1. Memulakan hari dengan solat subuh berjemaah di masjid.

2. Ketika mendengar suara azan dimana pun kita berada dan dalam keadaan apa sekalipun, maka kita harus cepat-cepat menuju ke masjid terdekat untuk melakukan solat berjemaah.

3. Berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak menggunakan umur kita ini kecuali untuk taat kepada Allah, bekerja untuk mencari rezeki halal, mencari ilmu, dan untuk beristirehat menghilangkan kepenatan.

4. Ketika hendak tidur, maka kita harus membayangkan bahawa kemungkinan tidur ini adalah tidur untuk selama-lamanya, tidur terakhir kita di alam dunia. Sebelum tidur, kita bermuhasabah dan beristighfar kepada Allah. 

5. Ketika kamu mendapat kenikmatan atau ujian, maka jangan lupa hakikat bahawa tidak ada yang dapat memberi manfaat dan tidak ada yang dapat menolak mudarat kecuali Allah SWT.

6. Sesudah kamu melakukan solat dan selesai berwirid, maka jangan berdiri sebelum mengangkat tanganmu berdoa kepada Allah degan penuh kerendahan hati dan penuh kehinaan, meminta kepada-Nya menunaikan hajat-hajatmu, menghindarkan dari segala ketakutan, dan mengampuni segala dosa-dosamu.

7. Ketika kamu merasa ditinggalkan manusia dan dibenci oleh mereka maka jadikanlah redha Allah sebagai pengubat hatimu. Dan ketahuilah bahawa hal itu lebih baik daripada manusia yang meyukaimu tetapi Allah membencimu.

8. Ketika nafsumu menarikmu untuk ghibah pada saudaramu, maka ingatlah bahawasannya kamu juga mempunyai banyak kecacatan dan apabila Allah membukanya nescaya kecacatanmu itu juga menjadi pembicaraan manusia lain pula.

9. Berusahalah sekuat tenagamu untuk menjadikan bekalan yang kamu sediakan nanti adalah merupakan hati yang suci daripada segala kotoran kebencian.

10. Ketika nafsumu mengajak untuk melakukan kemunkaran, maka ingatlah akan kematian kerana kematian itu akan mengecilkan besarnya maksiat dan menjadikan ibadah dan taat itu banyak.

*Petikan dari kitab Batinul Ismi (Dosa Tersembunyi)  karangan al-Syahid al-Buti

01 November 2020

Kisah Habib Mundzir dan Biarawati di Bumi Cendrawasih




Habib Mundzir dan Biarawati
.
Habib Mundzir bin Fu’ad al-Musawa adalah salah satu murid terbaik Habib ‘Umar bin Hafidz. Beliau merupakan pendiri Majlis Rasulullah dengan jumlah jamaah terbesar di negeri mayoritas Muslim ini.
.
Di belantara Papua dalam sebuah perjalanan dakwah, beliau menunjukkan kelasnya sebagai seorang dai.
.
Hujan semakin deras mengguyur belantara bumi Cendrawasih. Hati sang Habib pun ikut dibanjiri air mata. Pikirannya tertuju kepada wanita di bak belakang mobil.
.
“Asri,” ujar sang Habib kepada sopir mobil bak terbuka, “hentikan mobil.”
.
Asri pun segera menepi.
.
“Saya ingin pindah ke belakang, menggantikan posisi ibu itu. Biarkan dia duduk di tempat saya (ini).” ujar sang Habib, setelah Asri menghentikan mobil.
.
Betapa berkecamuknya hati sang sopir. Ia tak tega melihat Habib sekaligus gurunya berada di bak terbuka dan diguyuri hujan serta diterpa angin. Asri berupaya menolak keinginan sang Habib, tapi sang Habib justru bersikeras.
.
“Walaupun non-Muslim, ia adalah seorang wanita (yang) cukup tua. Ia duduk di belakang dengan terpaan hujan. Ia seorang pemuka dan guru agama non-Muslim. Ia tabah dalam berjuang demi agamanya, meski harus diterpa hujan dan panas,” terang sang Habib, suaranya bergetar hebat.
.
“Sedangkan aku,” lisannya terhenti, diiringi isak yang mulai jelas, “seorang penyeru ke Jalan Allah Ta’ala. Aku malu kepada Allah. Selayaknya aku berjalan kaki 200 kilometer, bukan duduk di bak terbuka yang masih santai. Hati saya tercabik-cabik. Saya malu. Malu sekali.”
.
"Aku teringat riwayat bahwa Sayyidina Ali tidak mau melewati seorang tua yang berjalan tertatih tatih, hingga ia terlambat menemui shalat jamaah bersama Rasul dan Rasul melamakan rukuknya. Selepas shalat para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kau melamakan rukuk tidak seperti biasanya?" Rasul menjawab, "Bahuku ditahan oleh Jibril untuk tidak I’tidal, demi menanti Ali bin Abi Thalib hingga ia tiba dan masuk shaf, karena adab kesopanannya pada orang tua."
.
Beginilah seharusnya akhlak seorang Muslim. Ia lembut kepada sesama manusia dalam urusan muamalah. Ia menyayangi semua makhluk Allah dan berharap agar mereka kembali ke jalan Allah.
.
Sumber : @ulama.nusantara

Kisah Habib Mundzir dan Biarawati di Bumi Cendrawasih




Habib Mundzir dan Biarawati
.
Habib Mundzir bin Fu’ad al-Musawa adalah salah satu murid terbaik Habib ‘Umar bin Hafidz. Beliau merupakan pendiri Majlis Rasulullah dengan jumlah jamaah terbesar di negeri mayoritas Muslim ini.
.
Di belantara Papua dalam sebuah perjalanan dakwah, beliau menunjukkan kelasnya sebagai seorang dai.
.
Hujan semakin deras mengguyur belantara bumi Cendrawasih. Hati sang Habib pun ikut dibanjiri air mata. Pikirannya tertuju kepada wanita di bak belakang mobil.
.
“Asri,” ujar sang Habib kepada sopir mobil bak terbuka, “hentikan mobil.”
.
Asri pun segera menepi.
.
“Saya ingin pindah ke belakang, menggantikan posisi ibu itu. Biarkan dia duduk di tempat saya (ini).” ujar sang Habib, setelah Asri menghentikan mobil.
.
Betapa berkecamuknya hati sang sopir. Ia tak tega melihat Habib sekaligus gurunya berada di bak terbuka dan diguyuri hujan serta diterpa angin. Asri berupaya menolak keinginan sang Habib, tapi sang Habib justru bersikeras.
.
“Walaupun non-Muslim, ia adalah seorang wanita (yang) cukup tua. Ia duduk di belakang dengan terpaan hujan. Ia seorang pemuka dan guru agama non-Muslim. Ia tabah dalam berjuang demi agamanya, meski harus diterpa hujan dan panas,” terang sang Habib, suaranya bergetar hebat.
.
“Sedangkan aku,” lisannya terhenti, diiringi isak yang mulai jelas, “seorang penyeru ke Jalan Allah Ta’ala. Aku malu kepada Allah. Selayaknya aku berjalan kaki 200 kilometer, bukan duduk di bak terbuka yang masih santai. Hati saya tercabik-cabik. Saya malu. Malu sekali.”
.
"Aku teringat riwayat bahwa Sayyidina Ali tidak mau melewati seorang tua yang berjalan tertatih tatih, hingga ia terlambat menemui shalat jamaah bersama Rasul dan Rasul melamakan rukuknya. Selepas shalat para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kau melamakan rukuk tidak seperti biasanya?" Rasul menjawab, "Bahuku ditahan oleh Jibril untuk tidak I’tidal, demi menanti Ali bin Abi Thalib hingga ia tiba dan masuk shaf, karena adab kesopanannya pada orang tua."
.
Beginilah seharusnya akhlak seorang Muslim. Ia lembut kepada sesama manusia dalam urusan muamalah. Ia menyayangi semua makhluk Allah dan berharap agar mereka kembali ke jalan Allah.
.
Sumber : @ulama.nusantara